“Siapa bilang nggak mau? Gala adalah cucu kesayanganku,” jawab ibu mertuaku, dia mengutak-atik telepon genggamnya dan memesan ayam goreng dengan muka cemberut.Saat ayam gorengnya tiba, ibu mertuaku tidak menawari Nadine, dia menyajikan semuanya untuk Gala.“Dasar gadis rakus,” sindir Lalita. “Sudah tahu bukan untukmu, masih kepengen aja kalau lihat makanan enak.”Aku menarik tangan Nadine, lalu menghiburnya dan berkata, “Ayo, sayang. Kita makan di luar.”Joni kaget dan marah saat kita hendak pergi.“Besok sudah mau pindahan, kamu nggak bantu beres-beres? Kok malah pergi?” sahut Joni. Aku tidak menghiraukannya. “Memangnya kamu nggak punya tangan? Beres-beres aja sendiri!”Setelah mengajak Nadine makan di restoran pizza kesukaanya, kami lanjut pergi ke taman hiburan.Nadine sangat senang. Dia tertawa sambil memeluk aku.“Ma, lebih asyik kalau kita berdua aja ya?” ujar Nadine dengan mata yang berbinar.Aku mencium pipinya dan memeluknya, lalu berkata dengan yakin, “Mulai sekarang, hanya
Baca selengkapnya