Share

Bebas dari Belenggu Suami Parasit
Bebas dari Belenggu Suami Parasit
Author: little stones

Bab 1

Author: little stones
Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah lama, keluarga kami memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih besar.

Aku menghabiskan setahun untuk mencari lokasi rumah baru dengan harga yang sesuai dan mulai merencanakan renovasi.

Keluarga suamiku tidak mengeluarkan sepeserpun, akulah yang membeli rumah tersebut dan membayar biaya renovasinya.

Bagiku, itu tidak masalah selama mereka semua bahagia.

Aku bahkan membelikan mereka mobil baru karena Lalita, adik suamiku bilang dia malu kalau nggak punya mobil di perumahan elit ini.

Aku merencanakan dan mengatur kamar terbaik berdasarkan karakter mereka. Tapi tepat sehari sebelum pindah, suamiku memberikan sebuah kejutan besar.

Dia berkata sambil menghampiriku, “Kani, Dewi dengar kalau kita mau pindah dan dia pengen tinggal bareng kita. Bagaimana kalau Nadine pindah ke gudang aja karena kamarnya sudah penuh semua.”

Aku tercengang saat dia menyerahkan kunci gudang padaku.

“Apa?! Kita mau pindah ke rumah baru, kok kau izinin orang asing untuk tinggal bareng kita?!”

“Iya, rumah Dewi sudah bobrok, biar dia tinggal di rumah baru kita aja.” jawab Joni.

“Gitu ya Jon?! Orang tuaku aja nggak boleh nginap karena kau bilang nggak suka kalau ada orang asing di rumah. Emangnya Dewi dan anaknya bukan orang asing?!” teriak aku.

Joni menatapku sambil merengut.

“Dasar gila! Dewi beda sama orang tuamu. Aku sudah kenal dia sejak kecil, dia sudah seperti saudaraku!” balas Joni.

“Rumah itu nggak ada kamar cadangan, jadi Nadine harus pindah ke gudang!”

Aku melirik gudang yang sangat berisik karena posisinya tepat di sebelah saluran pembuangan air dan dekat dengan jalan utama.

“Kamu tega biarin Nadine tinggal di gudang gelap yang pengap dan lembab biar sahabatmu bisa tinggal di kamar yang nyaman?

“Emang kenapa sih dengan gudang? Kalau terlalu gelap ‘kan tinggal kasih lampu yang lebih terang. Lagian kalau Nadine beraktivitas di sana ‘kan lebih bebas dan nggak bakal ganggu yang lain!”

Kata-kata Joni membuat emosiku hampir meledak, tetapi aku menahannya sambil melihat mertuaku sambil berharap mereka akan membelaku.

“Wanita memang picik!” gumam bapak mertuaku sambil bersandar di sofa dengan tampangnya yang sebel, sementara ibu mertuaku menghampiriku.

“Kani, Joni dan Dewi memang sudah dekat sejak kecil. Saat ini, Dewi kesulitan membesarkan anaknya sendiri. Joni hanya mau bantu dia. Aku yakin Nadine nggak akan keberatan, lagian cuma kamar tidur ‘kan?”

“Kakak Ipar, Nadine itu anak yang sehat, sedangkan anak Dewi itu gampang sakit. Dokter sudah bilang dia harus tinggal di kamar yang ada sinar mataharinya. Nah, kamar Nadine itu paling cocok,” sahut Lalita yang baru keluar dari kamar mandi.

Sambil menahan tawa akibat marah mendengar alasan yang tidak masuk akal itu, aku memeluk Nadine yang hampir menangis.

“Kalian berlagak seakan anak kandung Joni dan cucu kalian itu anak Dewi, bukan Nadine.”

“Jaga mulutmu, Kani!” Joni tampak marah.

“Orang tuaku membesarkan Dewi. Kita sudah seperti saudara, sekarang mereka nggak punya tempat tinggal, masa kita telantarin? Aku nggak paham kenapa kamu heboh cuma karena Nadine harus pindah ke gudang. Apa masalahnya?”

Aku belum sempat jawab, bel rumah sudah berbunyi. Lalita buru-buru membuka pintu dan melihat Dewi dan anaknya sedang berdiri di depan pintu dengan dua koper besar.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bebas dari Belenggu Suami Parasit   Bab 8

    Keluarga Joni itu seperti parasit, begitu terikat akan sulit melepaskan diri.Dua hari kemudian, aku melihat Joni di depan tempat kursus biola Nadine. Dia sedang berdiri di sana sambil membawa sebuah kue tar.“Nadine!” Joni menghampiri kami dan menyerahkan kue itu kepada Nadine. “Selamat ulang tahun, Sayang. Ayo pulang sama Papa. Kakek, Nenek dan Tante sudah menyiapkan makanan enak untuk merayakan ulang tahunmu.”Nadine langsung cemberut dan bersembunyi di belakangku. Aku meminta orang tuaku membawanya ke mobil, lalu mengambil kue itu.“Ini mahal, ya?” Aku bertanya.Joni tersenyum sambil pura-pura terharu. “Nggak apa-apa. Ini kan ulang tahun Nadine.”“Dasar munafik!” Aku mengejeknya. “Nadine memang butuh kasih sayang seorang ayah, tapi dia nggak butuh ayah yang bahkan nggak ingat kapan ulang tahunnya.”Aku terkekeh sedih dan melempar kue tar itu ke muka Joni. “Nggak usah pura-pura lagi deh! Pernikahan kita sudah hancur.” “Maafin aku!” kata Joni dengan penuh penyesalan. Dia berlutut di

  • Bebas dari Belenggu Suami Parasit   Bab 7

    “Kani, pertengkaran dalam rumah tangga itu wajar, nggak perlu sampai bercerai. Jangan merusak hubungan kalian, lagian kamu nggak mikirin Nadine?” sambil berkata, ibu mertuaku memberi tanda ke Joni. “Joni, mana hadiah Nadine? Coba tunjukkin ke Kani.”Joni buru-buru ke kamar untuk mengambil sebuah kotak kado.“Ini boneka yang diincar Nadine sejak dulu, ‘kan? Kakek dan Neneknya menghemat uang berobat demi membelikan boneka ini. Ayo, kita jemput Nadine.”Dari bau plastiknya saja aku sudah tahu ini pasti mainan murahan.“Joni, kamu rela belikan anak Dewi mobil mainan seharga 1 miliar, tapi untuk Nadine kamu cuma beliin mainan seharga 160 ribu dan gratis ongkos kirim? Kelihatan banget kamu lebih sayang siapa.”Tangan Joni yang sedang memegang kotak kado langsung menjadi kaku.“160 ribu? Nggak! Aku beli di toko mainan terkenal, lihatlah masih ada logonya,” jawab Joni.Aku hendak mengambil ponselnya.“Kamu beli pakai aplikasi apa? Aturan berjualan di aplikasi sangat ketat, kalau terbukti palsu

  • Bebas dari Belenggu Suami Parasit   Bab 6

    Sepuluh hari kemudian, aku kembali diganggu oleh panggilan dari nomor tak dikenal. Saat kuangkat, Joni langsung mengamuk.“Kamu keterlaluan, Kani! Nggak cuma nelantarin, kamu juga blokir nomor kita!”Aku menjauhkan ponselku. Saat akan menutup panggilan itu, Joni berbicara lagi, “Tunggu dulu, aku masih mau ngomong! Kita sudah kembali ke rumah lama berhari-hari, kamu lagi di mana? Kok nggak pulang?”“Terserah aku mau ke mana, apa urusanmu?”Joni berteriak lagi, “Kani, kamu istriku dan menantu Keluarga Sunarto! Kamu sudah pergi sekian lama dan nggak ngurusin rumah! Mana tanggung jawabmu? Bisanya foya-foya sama habisin uang untuk makan dan penginapan! Pulang sekarang juga!”“Nggak usah marah-marah! Aku nggak bakalan pulang. Lagian itu uangku, nggak usah ikut campur!”“Terus gimana dengan Kakak? Kamu nggak peduli sama dia? Penyakitnya kumat karena mantan suaminya berulah lagi.” Joni mencoba mengintimidasiku, namun aku nggak akan tertipu lagi.“Kamu bawa ke dokter aja kalau sakit, lagian it

  • Bebas dari Belenggu Suami Parasit   Bab 5

    Saat terbangun, Nadine sedang tidur dalam dekapanku. Aku mengaktifkan ponselku.Begitu aktif, panggilan dari Joni langsung masuk.“Ya ampun, Kani. Akhirnya kamu angkat juga! Ngapain aja sih?”“Joni, kamu tuh nggak pernah mikirin orang lain ya? Aku beres-beres sendirian di rumah lama! Bukannya khawatir aku napa-napa, kamu malah nyalahin aku. Punya perasaan nggak sih?”“Apa yang perlu di kuatirin? Lagian cuma beres-beres barang ‘kan? Aku yakin kamu sengaja nggak mau kirim uangnya!”“Memang sengaja! Dengar, Joni! Mulai sekarang aku nggak bakal kasih uang sepeser pun ke kamu!” kataku dengan nada serius.Joni langsung melembutkan suaranya begitu mendengar ucapanku. “Kani, jangan marah lagi ya. Aku tahu kamu merasa nggak adil karena harus membereskan semuanya sendiri. Gini aja, gimana kalau kamu ke sini dulu? Aku akan minta maaf langsung. Kamu masih di rumah lama ‘kan? Aku jemput ya? Sekalian ada hadiah untuk Nadine, dia pasti suka.”Sejak dulu, Joni selalu menyebutkan nama Nadine kalau aku

  • Bebas dari Belenggu Suami Parasit   Bab 4

    Para petugas pindahan berpandang-pandangan.“Ibu yakin? Barang-barang ini masih layak pakai Bu.”Aku melambaikan tanganku. “Silakan diambil kalau ada yang mau, Mas. Aku nggak udah nggak butuh.”Para petugas bekerja dengan cepat. Dalam waktu satu jam, barang-barang Joni dan keluarganya sudah mereka angkut semua.Rumah kosong itu terasa lega. Aku mencetak selembar surat cerai, lalu menandatanganinya dan meletakkannya di kamar Joni.Selanjutnya, aku meminta perusahaan jasa pindahan untuk mengirim koperku dan Nadine ke Vila Gapura, sementara aku jemput Nadine dan orang tuaku.Aku pun menyalakan mobil, bersiap untuk menikmati kebersamaan keluargaku. Tapi tiba-tiba ada panggilan dari Joni.“Kani, kok kita nggak bisa masuk? Sensor wajar dan sidik jarinya nggak bisa semua!”Sambil mendengarkan, aku berkata, “Oh iya, aku lupa bilang kalau data kalian sudah aku hapus dari sistem pengaman pintu.”“Kok dihapus? Terus, kita nggak bisa masuk dong?”Joni mulai emosi, dia mengamuk, “Kamu sengaja? Mau

  • Bebas dari Belenggu Suami Parasit   Bab 3

    “Siapa bilang nggak mau? Gala adalah cucu kesayanganku,” jawab ibu mertuaku, dia mengutak-atik telepon genggamnya dan memesan ayam goreng dengan muka cemberut.Saat ayam gorengnya tiba, ibu mertuaku tidak menawari Nadine, dia menyajikan semuanya untuk Gala.“Dasar gadis rakus,” sindir Lalita. “Sudah tahu bukan untukmu, masih kepengen aja kalau lihat makanan enak.”Aku menarik tangan Nadine, lalu menghiburnya dan berkata, “Ayo, sayang. Kita makan di luar.”Joni kaget dan marah saat kita hendak pergi.“Besok sudah mau pindahan, kamu nggak bantu beres-beres? Kok malah pergi?” sahut Joni. Aku tidak menghiraukannya. “Memangnya kamu nggak punya tangan? Beres-beres aja sendiri!”Setelah mengajak Nadine makan di restoran pizza kesukaanya, kami lanjut pergi ke taman hiburan.Nadine sangat senang. Dia tertawa sambil memeluk aku.“Ma, lebih asyik kalau kita berdua aja ya?” ujar Nadine dengan mata yang berbinar.Aku mencium pipinya dan memeluknya, lalu berkata dengan yakin, “Mulai sekarang, hanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status