Short
Bebas dari Belenggu Suami Parasit

Bebas dari Belenggu Suami Parasit

Oleh:  little stonesTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Bab
4Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sahabat wanita suamiku memutuskan untuk tinggal bersama kami saat dia tahu kami akan pindah ke rumah baru. Aku keberatan, namun suamiku langsung menyetujuinya. Tidak hanya itu, dia bahkan memberikan kamar anak peremuan kami kepada wanita itu dan anaknya, lalu menyuruh putriku pindah ke gudang. Aku tidak terima, namun dia bilang, “Jangan salah paham! Dewi hanya sahabat baikku, anaknya sudah kuanggap seperti anak kandungku, wajar ‘kan kalau aku pengen mereka tinggal di kamar yang lebih layak?” Aku tetap tidak setuju, sehingga suamiku dan keluarganya menyalahkanku dan bilang aku egois. Akhirnya, aku memutuskan untuk meninggalkan rumah itu bersama anak perempuanku. Saat itulah mereka panik dan sadar kalau mereka butuh aku.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah lama, keluarga kami memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih besar.

Aku menghabiskan setahun untuk mencari lokasi rumah baru dengan harga yang sesuai dan mulai merencanakan renovasi.

Keluarga suamiku tidak mengeluarkan sepeserpun, akulah yang membeli rumah tersebut dan membayar biaya renovasinya.

Bagiku, itu tidak masalah selama mereka semua bahagia.

Aku bahkan membelikan mereka mobil baru karena Lalita, adik suamiku bilang dia malu kalau nggak punya mobil di perumahan elit ini.

Aku merencanakan dan mengatur kamar terbaik berdasarkan karakter mereka. Tapi tepat sehari sebelum pindah, suamiku memberikan sebuah kejutan besar.

Dia berkata sambil menghampiriku, “Kani, Dewi dengar kalau kita mau pindah dan dia pengen tinggal bareng kita. Bagaimana kalau Nadine pindah ke gudang aja karena kamarnya sudah penuh semua.”

Aku tercengang saat dia menyerahkan kunci gudang padaku.

“Apa?! Kita mau pindah ke rumah baru, kok kau izinin orang asing untuk tinggal bareng kita?!”

“Iya, rumah Dewi sudah bobrok, biar dia tinggal di rumah baru kita aja.” jawab Joni.

“Gitu ya Jon?! Orang tuaku aja nggak boleh nginap karena kau bilang nggak suka kalau ada orang asing di rumah. Emangnya Dewi dan anaknya bukan orang asing?!” teriak aku.

Joni menatapku sambil merengut.

“Dasar gila! Dewi beda sama orang tuamu. Aku sudah kenal dia sejak kecil, dia sudah seperti saudaraku!” balas Joni.

“Rumah itu nggak ada kamar cadangan, jadi Nadine harus pindah ke gudang!”

Aku melirik gudang yang sangat berisik karena posisinya tepat di sebelah saluran pembuangan air dan dekat dengan jalan utama.

“Kamu tega biarin Nadine tinggal di gudang gelap yang pengap dan lembab biar sahabatmu bisa tinggal di kamar yang nyaman?

“Emang kenapa sih dengan gudang? Kalau terlalu gelap ‘kan tinggal kasih lampu yang lebih terang. Lagian kalau Nadine beraktivitas di sana ‘kan lebih bebas dan nggak bakal ganggu yang lain!”

Kata-kata Joni membuat emosiku hampir meledak, tetapi aku menahannya sambil melihat mertuaku sambil berharap mereka akan membelaku.

“Wanita memang picik!” gumam bapak mertuaku sambil bersandar di sofa dengan tampangnya yang sebel, sementara ibu mertuaku menghampiriku.

“Kani, Joni dan Dewi memang sudah dekat sejak kecil. Saat ini, Dewi kesulitan membesarkan anaknya sendiri. Joni hanya mau bantu dia. Aku yakin Nadine nggak akan keberatan, lagian cuma kamar tidur ‘kan?”

“Kakak Ipar, Nadine itu anak yang sehat, sedangkan anak Dewi itu gampang sakit. Dokter sudah bilang dia harus tinggal di kamar yang ada sinar mataharinya. Nah, kamar Nadine itu paling cocok,” sahut Lalita yang baru keluar dari kamar mandi.

Sambil menahan tawa akibat marah mendengar alasan yang tidak masuk akal itu, aku memeluk Nadine yang hampir menangis.

“Kalian berlagak seakan anak kandung Joni dan cucu kalian itu anak Dewi, bukan Nadine.”

“Jaga mulutmu, Kani!” Joni tampak marah.

“Orang tuaku membesarkan Dewi. Kita sudah seperti saudara, sekarang mereka nggak punya tempat tinggal, masa kita telantarin? Aku nggak paham kenapa kamu heboh cuma karena Nadine harus pindah ke gudang. Apa masalahnya?”

Aku belum sempat jawab, bel rumah sudah berbunyi. Lalita buru-buru membuka pintu dan melihat Dewi dan anaknya sedang berdiri di depan pintu dengan dua koper besar.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status