Pagi itu, suasana ruang rapat lantai tiga puluh Carter Global Group terasa jauh lebih tegang daripada biasanya. Jayden duduk di ujung meja panjang, mengenakan kemeja hitam dan jas yang belum sempat benar-benar rapi karena ia terburu-buru. Luka di bahunya masih sesekali terasa, tetapi ia memaksakan diri untuk hadir. Ada hal yang jauh lebih penting daripada rasa sakit fisiknya.Leon, tim hukum, dan dua orang dari divisi keamanan internal sudah menunggu sejak beberapa menit lalu. Ketika Jayden masuk, semua langsung berdiri hormat.“Duduk,” ucap Jayden singkat. Suaranya rendah, kaku, dan jelas membawa nada bahwa rapat ini bukan rapat biasa.Begitu semua kembali duduk, Jayden menautkan jari, menatap mereka satu per satu. “Rapat ini bersifat rahasia. Tidak ada informasi yang boleh keluar dari ruangan ini, bahkan ke divisi lain.”Leon mengangguk. “Kami sudah mengamankan jalur komunikasi, Tuan.”Jayden menghela napas pelan sebelum berkata, “Marco sudah buka suara. Ia mengaku bahwa Alessandro,
Last Updated : 2025-12-02 Read more