Satpam itu datang, mencengkeram lengan Alina dengan kasar, membuat kulitnya memerah dan perih. Alina meronta, namun kekuatannya tak sebanding. Ponselnya terjatuh, hancur berkeping-keping, serpihan kaca berserakan di lantai. "Lepaskan! Sakit! Aku bisa pergi sendiri!" teriak Alina, memberontak. Justin hanya terpaku, menatap tanpa bertindak.Tak tinggal diam, Alina melancarkan serangan: tasnya memukul bagian sensitif satpam, lalu kakinya menginjak. Satpam itu meringis kesakitan hingga tak sengaja mengompol. Alina menahan tawa, mendekat dengan senyum sinis. Cindy mulai panik, memeluk erat kain putih yang menutupi tubuhnya. "Alina, hentikan!" tegas Justin, yang hanya mengenakan celana pendek. "Aku ingin lihat seberapa jauh nyalimu bermain, Cindy!" ucap Alina terkekeh, lalu menyiram Cindy dengan segelas air putih.Cindy tersedak, mencari perlindungan. Rahang Alina dicengkeram kuat, membuatnya kesulitan bernapas. Justin begitu arogan, tak memberinya celah sedikit pun, hingga Alina tersungkur
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-10-08 อ่านเพิ่มเติม