Mendengar ini, mataku membelalak lebar. Aku menatap Vincent dengan nggak percaya, sambil menangis dan berteriak, “Vincent! Sialan kau! Ayahku sekarang masih terbaring koma demi menyelamatkanmu! Masa kau ancam aku dengan nyawa ayahku?”Vincent pun menjawab dengan nada nggak sabar, “Asalkan kau jaga Lusi selama masa nifasnya dan rawat mereka dengan baik, aku nggak akan sentuh ayahmu.”Selesai berbicara, dia pergi sambil memeluk bahu Lusi dan berkata, “Lusi, terima kasih sudah melahirkan seorang penerus buat aku. Aku pasti akan beri kau hadiah yang setimpal.”Darah mengucur deras dari bawah tubuhku. Aku terus memohon pada pengawal yang berjaga di aula untuk membawaku ke rumah sakit dan menyelamatkan anak kembarku.Nyonya Maria Nagita, ibu Vincent buru-buru datang. Melihat aula yang berantakan dan tubuhku yang penuh darah, wajahnya langsung pucat dan berkata, “Cepat bawa dia ke rumah sakit! Kalau cucuku terjadi apa-apa, kalian semua kubuang ke laut!”Aku diantar ke rumah sakit yang dikenda
Read more