Pada hari kelahiran kembar, aku menyuap dokter keluarga dan menyuntikkan semua inihibitor persalinan kuat yang ada di rumah sakit untuk menunda persalinan. Alasannya karena di kehidupan sebelumnya, Vincent Kusuma didiagnosis dengan oligospermia. Demi punya penerus, Vincent sampai cari belasan selingkuhan di luar. Dia mengumumkan, siapa pun yang duluan melahirkan anak cowok, anak itulah yang akan jadi bos keluarga berikutnya. Katanya, asalkan aku duluan melahirkan, dia akan mengusir semua selingkuhannya dan membiarkan anakku menjadi pewaris Keluarga Kusuma. Aku memercayainya. Saat tahu aku hamil kembar, rasa haru dan senang yang sulit dikatakan membuatku gemetaran. Tapi setelah melahirkan, dia malah suruh orang mengurung aku dan bayi yang baru lahir ke dalam gudang anggur yang dingin dan melarang semua orang dekatin kami. “Lusi berasal dari keluarga sederhana. Aku cuman mau kasih anaknya status yang sah supaya masa depan mereka lebih baik. Tapi kau sengaja menyebarkan kabar itu, sampai dia keguguran karena putus asa. Akhirnya dia dan bayinya mati.” “Kau segitu kejam! Kau sama sekali nggak layak jadi ibu pewaris Keluarga Kusuma! Renungkanlah kesalahanmu! 3 hari lagi baru aku lepaskan kau dari sini!” Setelah selesai berbicara, Vincent suruh kepala pelayan kunci pintunya tanpa menyisakan lubang. Tapi, dia nggak tahu. Malam itu, gudang anggur kebakaran. Aku dan anak kembarku tewas terbakar. Pas aku buka mata lagi, ternyata aku kembali ke malam sebelum melahirkan. Di kehidupan yang baru ini, aku nggak mau jadi istri sah mafia lagi. Setelah anakku lahir dan tenagaku pulih, aku akan bawa anakku pergi jauh dari sini.
View MoreDari kejauhan, aku menyaksikan upacara pemakaman megah yang digelar Keluarga Kusuma.Nyonya Maria menangis sampai hampir pingsan.Dengan wajah tanpa ekspresi, aku berbalik dan melenggang pergi.Di kehidupan sebelumnya, aku dikurung di gudang anggur dan dibakar hidup-hidup.Saat mataku terbuka lagi, aku kembali ke malam sebelum aku melahirkan.Pada saat itu juga, aku langsung menelepon Nyonya Maria dan memberi tahu dia semua kebenarannya. Termasuk tragedi sebelumnya dan pengkhianatan Vincent.Awalnya, Nyonya Maria terkejut, sampai akhirnya kuberikan bukti bahwa identitas Lusi itu palsu.Nyonya Maria marah besar dan segera bekerja sama denganku untuk memainkan drama ini.Aku menyuntikkan inihibitor dan menunda persalinan, tujuannya adalah untuk menghindari titik kematian yang sama dengan kehidupan sebelumnya.Aku sengaja memancing amarah Vincent agar dia mengurungku di gudang anggur, tujuannya adalah agar dia menyaksikan langsung kematianku dan mengalami kehancuran mental.Aku minta Nyon
Vincent tertatih-tatih pulang ke rumah lama.Rumah itu sunyi-sepi bagai kuburan. Dia melangkah pelan menuju gudang anggur bawah tanah, bau amis darah dan nuansa kematian langsung menyergapnya.Ruang tempat Avera dikurung kini sudah kosong, hanya tersisa noda darah hitam yang membeku di lantai dingin.Vincent menjatuhkan diri berlutut dan menggaruk-garuk bekas darah itu secara gila-gilaan, seolah berusaha mengembalikannya ke dalam tubuh Avera.“Avera! Kamu di mana? Kamu keluarlah! Aku salah! Aku benar-benar salah!”Tangisannya bergema dalam gudang anggur yang kosong, penuh keputusasaan dan kegilaan.Namun, yang membalasnya hanya kehampaan.Tiba-tiba, sebuah suara yang familer, tetapi dingin memecah keheningan.“Nggak usah cari lagi. Avera sudah pergi.”Mendengar ini, Vincent terkejut. Dia berbalik dan melihat ibunya berdiri di atas tangga dengan ekspresi dingin dan berkata sekata demi sekata, “Aku sudah selidiki semuanya. Lusi itu sejak awal adalah seorang penipu.”Mendengar ini, mata V
“Apa?”Wajah Vincent langsung pucat dan dadanya sesak sampai hampir membuat Vincent sulit bernapas.Dia memegang erat kursi pesawat biar dirinya tidak ambruk.“Sekarang!” Vincent berbicara kata demi kata lewat giginya yang dikatupkan, “Panggil dokter yang bantu Avera melahirkan ke sini! Aku mau tanya dia langsung!”Segera, dokter itu dibawa ke hadapan Vincent.Begitu melihat Vincent, wajah dokter itu jadi pucat dan berbicara dengan gugup, “Aku… aku benaran nggak tahu apa-apa… Bu Avera sendiri yang mau suntik inhibitor dan menunda persalinannya. Aku sudah menasihatinya, tapi dia nggak mau dengar. Katanya, hanya dengan menunda persalinannya hingga melewati hari perkiraan lahir, anaknya baru ada peluang hidup…”Belum sempat selesai berbicara, wajah Vincent sudah pucat dan tangannya yang mengepal berderak.“Nggak mungkin…” Sorot matanya penuh dengan ketakutan dan kegelisahan. Vincent terus menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Apa kamu dibayar Avera? Apa dia yang paksa kamu mengarang in
Pengurus rumah sakit merenung sekejap, lalu berkata dengan nada rendah, “Mohon tunggu sebentar. Aku bantu cek dulu.”Selama menunggu, pikiran Vincent sudah terbang jauh.Di kehidupan sebelumnya, dia terbangun dari sebuah ledakan yang menyerangnya. Ibunya dengan mata membengkak kasih tahu dia bahwa ayah dari gadis yang menunggu di luar terluka parah dan koma demi menyelamatkannya. Mulai sekarang, gadis itu adalah keluarga mereka dan Vincent harus menjaganya dengan baik.Vincent melihat gadis itu tersenyum tegar, tetapi matanya merah. Pada saat itulah, hati Vincent yang beku menjadi luluh.Awalnya, itu cuma rasa tanggung jawab.Avera takut sama urusan keluarga, lalu Vincent yang mengajarkan cara-cara menanganinya.Saat pertama kali Avera terlibat dalam tembak-menembak, Vincent melindunginya dengan tubuhnya dan mengatakan kepadanya untuk tidak takut.Ketika Avera makin dewasa dan menunjukkan sinar terang yang tak cocok untuk dunia gelap dan berdarah ini, Vincent malah mulai takut. Dia tak
“Omong kosong apa yang kamu bicarakan?!”Vincent langsung berdiri dan berteriak dengan emosi, “Siapa suruh kamu mengutuk istriku?!”Pelayan itu masih menangis ketakutan, “Pak, aku nggak bohong. Bu Avera benaran… sudah nggak bernapas lagi. Kayaknya sudah mati berjam-jam. Bawah tubuhnya penuh dengan darah, wajah si bayi juga sudah biru.”“Diam!”Vincent berteriak dan hampir hilang kendali. “Kamu dipecat! Pergi sekarang! Aku akan cari orang lain merawatnya!”Saat menutup telepon, tangan Vincent gemetaran.Lusi menggendong anaknya keluar dan berkata dengan nada lemah dan kasihan, “Kenapa kamu sangat marah? Di luar masih ada tamu tunggu kita bertiga foto keluarga. Dengar kamu lagi marah-marah, mereka kira kamu nggak puas sama aku dan anak kita.”Sambil berbicara lembut, Lusi langsung memeluk lengan Vincent dengan mesra.Namun, Vincent malah melepaskan tangan Lusi dengan kasar. Dia menatap Lusi dengan mata memerah dan berkata pelan-pelan dengan penuh tekanan, “Lusi, kamu jujur sama aku.”“Ma
Wajah Lusi juga agak berubah.Tapi matanya berkedip dan dia langsung memeras air mata, menangis sambil mengeluarkan ponsel. “Semalam Kak Avera memang sudah melahirkan. Anaknya juga terus berada di ruang bayi.”“Aku tahu Kak Avera pasti akan gunakan kesempatan ini untuk menyulitkanku. Jadi aku sengaja suruh dokter videokan bayinya.”Lusi menyodorkan ponselnya. Dalam video yang kasar dan jelas-jelas palsu itu, terlihat seorang bayi yang jelas berusia sebulan.Tapi Vincent hanya melihat sekilas dan langsung percaya saja.“Beraninya kau bohongi aku!” Vincent mengerang. “Untuk membuatku merasa kasihan, kau sampai memalsukan perut dan darah. Kau beneran menjijikkan! Dasar nggak tahu malu!”“Kau kira kali ini aku bakal tertipu? Mimpi!”Vincent mengangkat kakinya, lalu menendang perutku tanpa ampun.Suaraku hampir serak karena merintih memohon, tapi tubuhku justru makin dingin dan kaku.Hingga akhirnya aku nggak punya tenaga untuk memohon lagi. Aku cuman bisa meringkuk dalam genangan darahku s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments