Ronn mengemudi dengan senyap ke sebuah gourmet store di pusat London. Ia menepikan mobil di area VIP, lampu rem masih menyala sesaat. Suasana di dalam mobil tetap dingin, bayangan saat Ronn menyentuh pipinya menggantung di udara.“Pakai maskermu dengan benar,” Ronn memerintah, suaranya rendah. “Dan jangan sentuh rahangmu.”Aerin menarik masker hitam itu hingga menutupi bekas memar di pipinya. Saat ia akan keluar dari mobil, Ronn buru-buru menahan tangannya. Pria itu mengambil syal yang sudah ia letakkan di jok belakang. Dengan hati-hati ia mengalungkan syal hitam itu ke leher jenjang mahasiswinya itu. Sempat sepersekian detik, ia terpaku dengan leher itu, tercium aroma vanila yang membuat dopaminnya bereaksi.“Aku terlihat seperti hendak merampok,” gumam Aerin, menatap cerminan dirinya dari balik spion. Ia tak suka.Ronn menyibak rambut Aerin ke belakang, alisnya terangkat. “Lebih baik daripada terlihat seperti korban kekerasan, Aerin. Fokus. Kita hanya membeli apa yang kau butuhkan.”
Last Updated : 2025-11-08 Read more