Namun, tepat ketika aku berada di ranjang, siap berpose menggoda, dengan penuh harap menunggu tindakan suamiku, dia menerima panggilan telepon.Setelah itu dia mengerutkan alisnya.“Ya, ya, aku mengerti.”Suamiku menatapku penuh nafsu, lalu menghela napas.“Sayang, maafkan aku, ada masalah di kantor. Aku harus ke sana sekarang.”Suamiku buru-buru berdiri dan mengenakan bajunya lagi.Apa yang aku alami bersama Wira tadi membuatku terangsang, meskipun agak takut, keintiman situasi itu tetap membuatku sangat bergairah.Saking bergairahnya, waktu suamiku meninggalkanku di ranjang tadi, sebenarnya aku sangat menantikan berhubungan intim yang penuh gairah dengannya.Tetapi sekarang setelah suamiku pergi, aku merasa hampa.“Sayang, apa kamu nggak bisa menemaniku sebentar saja? Apa nggak bisa orang lain yang mengurus urusan kantor?”Aku berdiri dan berjalan mendekat, merapatkan tubuhku ke tubuh suamiku, ingin dia bersamaku lebih lama.Suamiku menggelengkan kepalanya dan senyum kecut muncul di
Read more