“Hahh?” alis Rara mengerut semakin dalam, “Jangan ngomong aneh-aneh!” dengusnya. Septa tertawa, “Harusnya di momen kayak gini kamu langsung salah tingkah, Ra!”Rara menggeleng-geleng. Bagaimana bisa ia salah tingkah ketika ia tahu Septa adalah orang yang suka bercanda?Apalagi, ajakannya tadi sangat santai, seperti mengajak bermain seperti biasanya. Mana mungkin ia bisa menganggapnya serius!“Tapi aku serius, Ra! Ayo jadi pasangan aku!” lanjut Septa, “Tiap kali ada acara keluarga, pasti bakal ada agenda dansa bareng gitu. Walaupun nggak tahu esensinya apa, sih, tapi tahun ini aku pingin banget ikutan!”“Aku gak bisa dansa,” dengus Rara sambil menaruh kain-kain ke keranjang ketika mesin cuci sudah berhenti berputar. “Aku juga nggak bisa,” ucap Septa cepat dengan cengiran lebar, “Makanya kita cocok, kan?”Rara menghela napas. Kadang, ia suka tak habis pikir dengan pemikiran absurd rekannya ini. Walaupun ia juga terhibur karena hal itu. “Kenapa gak ajak Hani atau temen-temenmu aja bua
Last Updated : 2025-12-17 Read more