Tak apa rasanya mencoba merasakan sensasi dengan Paman Chandra, aku tidak jijik.Kusengaja melompat dua kali mendekatinya, merasakan payudara yang berat dan bergoyang liar.Paman Chandra jelas tak bisa menahan diri lagi. "Mira sayang, biarkan Paman cicipi sekali lagi."Kupura-pura mendorongnya dengan manja, suaraku lembut dan mendesah, "Paman Chandra... jahat sekali..."Tapi dia langsung memelukku erat. Paman Chandra memang tergila-gila pada payudaraku.Dia berbisik, "Ini adalah impian semua pria."Aku tidak melawan, malah merangkul kepalanya.Rintihan tak terbendung mengalir dari bibirku.Paman Chandra menyentuh bagian bawah tubuhku, terkejut lalu berkata mesum, "Andai tahu kau seliar ini, dari dulu sudah kubuat kau melayang."Aku pun melepas segala gengsi, rintihan keluar semakin mendesah dan memikat.Mata Paman Chandra memerah, ditamparnya pantat putihku lalu menindihku kasar. "Sabar, bentar lagi Paman akan kenyangkan kamu."Tapi anehnya, Paman Chandra lama tak bisa membuka kancingn
Read more