Masuk“Aku gagal tes kebugaran kampus, tapi malas ikut latihan. Untung Paman Calvin datang membantuku. Baru beberapa kali melakukan squat, dadaku sudah terasa berat dan nyeri, kakiku melemas sampai aku jatuh ke dalam pelukannya. “Aku… nggak kuat lagi, Paman Calvin… aku belum pakai sport bra…” Napas Paman Calvin memburu. “Mira, biar Paman bantu.” Tak kusangka, ia benar-benar menggunakan kedua telapak tangannya yang kasar untuk menopangku, mengangkat dan menurunkanku, makin cepat… dan makin cepat…
Lihat lebih banyakPaman Calvin panik. "Aku salah, Mira. Tapi katakanlah apa yang mengganggumu."Perasaanku semakin sedih, akhirnya kuputuskan untuk terbuka. "Calvin aku mencintaimu. Tapi kau selalu menganggapku kecil. Aku hanya berani menyembunyikan perasaan ini, membuat segalanya berantakan agar kau terus mengkhawatirkanku, sehingga kau tak akan meninggalkanku. Aku merasa sangat hina."Mendengar pengakuanku, Calvin tak terlihat terkejut. Dia hanya diam.Sikapnya itu justru membuatku semakin marah. Kuputuskan untuk mengungkap semuanya.Lalu kusebutkan sebuah rahasia lagi.Tiga tahun lalu, keluarga Calvin memperkenalkannya pada seorang wanita yang sangat baik.Mereka cukup cocok dan berencana menikah.Dengan diam-diam aku menemui wanita itu dan berkata, "Calvin terlihat baik, tapi sebenarnya di malam hari dia sering menyentuhku secara tak senonoh. Kami bahkan sudah tidur bersama."Wanita itu langsung menampar Calvin dan pergi begitu saja.Sejak saat itu, dia tak pernah muncul lagi.Usai mendengar pengaku
Kutepis tangannya. "Pacarmu sudah kabur, masih saja di sini?"Melihat tak ada harapan dariku, akhirnya dia berbalik mengejar. "Stevi, tunggu! Dengarkan penjelasanku!"Kupandangi bayanganku di cermin, baju compang-camping dan sosok yang terlihat seperti baru saja ditiduri. Rasanya ingin tertawa.Sepanjang hari dirangsang, tapi tak ada kemajuan berarti.Gelisah dalam hatiku semakin menjadi.Kapan aku bisa merasakan keintiman seperti ini dengan orang yang benar-benar kucintai?Kututup mataku, satu tangan meraba dadaku sendiri, membayangkan itu adalah tangannya.Dia memelukku dalam dekapan hangat, tubuhku lunglai dalam pelukannya.Tangan mahir itu merayap dari perut ke bawah, dan tanpa kusadari, rintihan lembut terlepas dari bibirku.Wajah itu semakin jelas, yaitu Paman Calvin.Kuteringat saat dia melatihku, bagaimana tangan nakalnya menopang payudaraku.Dan sensasi tersengat listrik saat merasakan alat keras bagian bawahnya yang menusuk pantatku saat duduk di pangkuannya.Dengan membayang
Iya, harus ganti baju.Kulihat langit sudah gelap.Untungnya, klub tari tak jauh dari sini, dan pintunya sering tak dikunci.Seharusnya di jam ini semua sudah pulang.Kukenakan jaket Ruben dan menyelinap ke ruang ganti klub tari.Soal bisa mendapatkan baju di sini, ini kudengar dari teman sekamarku, Tessa.Katanya suatu kali saat pacaran dengan pacarnya di belakang lapangan, bajunya robek-robek lalu dia mencuri satu set dari sini.Setelahnya dikembalikan, dan pemiliknya tak marah.Paman Chandra menunggu di luar sambil berjaga.Akhirnya kudapatkan lemari yang tak terkunci, tapi isinya hanya ada satu set kostum tari Latin.Gaun berumbai perak dengan neckline terbuka lebar.Panjangnya hanya sampai paha.Tapi untungnya ada sepasang stoking tari putih.Kain baju ini bahkan lebih sedikit dari yang sedang kukenakan.Tapi setidaknya bisa menutupi bagian vital.Dalam gelap kuingat lokasi lemari ini, berjanji akan membeli yang sama untuk mengembalikannya.Karena tidak berani menyalakan lampu, ha
Tak apa rasanya mencoba merasakan sensasi dengan Paman Chandra, aku tidak jijik.Kusengaja melompat dua kali mendekatinya, merasakan payudara yang berat dan bergoyang liar.Paman Chandra jelas tak bisa menahan diri lagi. "Mira sayang, biarkan Paman cicipi sekali lagi."Kupura-pura mendorongnya dengan manja, suaraku lembut dan mendesah, "Paman Chandra... jahat sekali..."Tapi dia langsung memelukku erat. Paman Chandra memang tergila-gila pada payudaraku.Dia berbisik, "Ini adalah impian semua pria."Aku tidak melawan, malah merangkul kepalanya.Rintihan tak terbendung mengalir dari bibirku.Paman Chandra menyentuh bagian bawah tubuhku, terkejut lalu berkata mesum, "Andai tahu kau seliar ini, dari dulu sudah kubuat kau melayang."Aku pun melepas segala gengsi, rintihan keluar semakin mendesah dan memikat.Mata Paman Chandra memerah, ditamparnya pantat putihku lalu menindihku kasar. "Sabar, bentar lagi Paman akan kenyangkan kamu."Tapi anehnya, Paman Chandra lama tak bisa membuka kancingn






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.