Share

Satu bulan di tempat persembunyian

Kirana menjawab pertanyaan Bu intan, kepala sekolah sekaligus Bu RT di desa ini, bahwa Kirana merasa senang di hari  pertama bekerja, ia seperti menemukan keluarga baru di tempat kerja, ia berjanji akan bekerja dengan lebih giat.

"Syukurlah jika ibu Karin langsung bisa beradaptasi, saya merasa senang, saya pamit pulang ya Bu, sampai jumpa besok pagi," Bu intan berpamitan pulang.

"Hati hati di jalan ya Bu," Kirana melambaikan tangan ke orang pertama yang menolongnya di desa ini.

Kirana masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya, dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang rumah sederhana yang ia tinggali.

"Akhirnya aku bisa istirahat dengan tenang," gumam Kirana, tak lamapun ia terlelap tidur.

Kirana tertidur cukup lama, dari pulang kerja sampai sore hari barulah ia bangun, ia rasakan mual, kepala terasa pusing, badan meriang, ia mengira ini hanya masuk angin biasa, kelelahan bekerja dan beradaptasi dengan cuaca di desa.

"Aku tidak boleh sakit, aku harus tetap sehat, aku sudah tidak punya siapa siapa lagi di dunia ini, untuk menghidupi diriku sendiri aku harus tetap sehat," Kirana menyemangati dirinya sendiri.

Sehabis makan malam, Kirana langsung tidur pulas, hari sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi, saatnya Kirana pergi ke sekolah untuk mengajar, setiap hari rutinitas Kirana selalu sama, pergi mengajar di pagi hari, pulang dinsore hari.

Tidak ada rutinitas lain tak terasa Kirana sudah satu bulan tinggal di desa ini, hidup sederhana seorang diri, sesekali ia menghubungi lusi sahabatnya, untuk sekedar mengeluarkan keluh kesah tinggal sebatang kara.

Pagi ini saat akan berangkat mengajar, Kirana merasakan keanehan dalam tubuhnya, saat ia masuk dapur dan mencium aroma bawang, Kirana langsung mual tak terhindarkan, Kirana oleskan minyak kayu putih pada kening dan hidungnya, merasa agak enakan dia baru berangkat mengajar.

"Selamat pagi Bu Ningsih," Kirana menyapa Bu Ningsih yang sedang sarapan di sekolah.

"Pagi juga Bu Karin, mari sarapan," Bu Ningsih menyendok lagi sarapan paginyaa.

Bu Ningsih yang mengajari Kirana tentang menangani perilaku para siswa yang sulit untuk mengikuti pelajaran, susah menghafal huruf, dengan senang hati Bu Ningsih memberitahu Kirana secara jelas sehingaga dia paham dan mengerti.

Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, Kirana mengajar muridnya yang berjumlah 4 orang, dalam wkatu satu bulan di bimbing belajar oleh Kirana, mereka sudah menunjukkan bahwa mereka bisa mengikuti dan memahami materi apa yang di berikan Kirana, ia sangat bangga pada dirinya  sendiri bisa mentransfer ilmu ke anak anak.

"Anak anak terimakasih sudah mengikuti kelas ibu Karin, semoga ilmu kalian terus berkembang, besok saat pembagian rapot, jika nilai kalian sungguh bagus, akan ibu berikan hadiah," Kirana menjanjikan hadiah kepada muridnya.

"Asik kita akan mendapat hadiah, terimakasih ibu Karin," salah satu murid Kirana mengucapkan terimakasih.

Seusai mengajar Kirama megobrol dengan guru lain di ruang guru, mereka bertanya masalah kuliahnya yang  pindah di desa ini, alhamdulialh Kirana sudah mengerjakan skipsi sampai tahap akhir dan sebentar lagi sidang kelulusan, dia minta doa supaya di lancarkan urusannya kepada teman teman gurunya.

"Amin semoga Bu Karin cepat lulus, dan dapat menemukan suami yang tepat, kalau bisa sih yang sholeh," ucap Bu Rahma mendoakan Kirana.

"Terima kasih doa serta bimbingan ibu ibu selama saya mengajar disini, tanpa kalian apalah saya ini," Kirana berdiri dan membungkukkan badan sebagai tanda kehormatan.

Bu Ningsih memperhatikan perubahan tubuh Kirana, sebelumnya ia melihat Kirana dari ujung kepala sampai kaki dan bagian tubuh tertentu, beliau mengatakan badan Kirana menjadi melar dan gemuk.

"Iya bu sepertinya timbangan saya bertambah, apakah itu artinya saya betah disini?" Kirana menjawab tanpa tahu apa yang di pikirkan Bu Ningsih.

"Ibu Ningsih ke ruangan saya sebentar, terus nanti Bu Rahma, terakhir ibu Karin ya," Bu Intan memanggil kami para guru bergantian.

Bu Rahma membisikkan bahwa kami akan menerima gaji setiap tanggal satu, beliau memberikan ucapan  selamat atas gaji pertama Kirana mengajar di paud ini, beliau mengisahkan bahwa tidak ada guru muda yang betah mengajar di desa ini, mereka memilih merantau ke kota Jakarta karena gaji disana lebih besar.

"Bu Karin, saya harap Bu Karin betah mengajar, agar kami mempunyai generasi penerus tenaga pendidik," Bu Rahma menaruh harapan besar kepada Kirana.

"Doakan saya betah di tempat ini ya bu," Kirana merasa bahagia menemukan keluarga baru yang terus memberi support, semanjak ibunya meninggal, tak pernah ia dapatkan kasih sayang tulus seperti ini.

Kini gilaran Bu Rahma yang masuk ke ruang kepala sekolah, untuk menerima gaji bulanan, Bu Rahma agak lama berada di dalam ruangan Kepsek, mungkin ada salah satu muridnya yang bermasalah, atau masalah lain yang Kirana tidak tahu.

"Bu karin, kamu di panggil bu kepala sekolah ya, saya pamit untuk pulang duluan ya," Bu Rahma berpamitan dengan Kirana.

"Baik bu hati hati dalam perjalanan pulang," Kirana berdiri berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Di ruangan Kepsek, Bu intan sudah tersenyum lebar saat Kirana masuk ke ruangannya, beliau menyiapkan amplop coklat untuk berisi gaji pertama Kirana mengajar.

"Ini gaji pertama Bu Karin, saya harap Bu Karin betah mengajar di paud ini," Bu Intan memberikan amplop coklat kepada Kirana.

"Anu bu, ini jumlahnya kebesaran, tidak seperti yang di surat kontrak, apakah ibu ada salah hitung?" Kirana langsung membuka amplop itu dan menghitungnya.

Bu Intan mengatakan tidak salah hitung, ada tips dari wali murid yang puas dengan kinerja Kirana, anak anak mereka menjadi pandai membaca, menulis, berhitung, karena Kirana mengajari mereka dengan baik, berbeda saat dibimbing oleh guru sebelumnya, Kirana berteimakasih kepada Bu Intan, ia berpamitan setelan urusannya selesai, Kirana langsung menuju toko sepeda untuk keperluan bekerja.

Sampai rumah Kirana merasakan perutnya sakit karena mengayuh sepeda dari toko ke rumah, perutnya seperti kram, dan ada bercak darah di celana dalamnya, ia hanya berpikir akan datang bulan, tetapi sakit itu terasa sangat menyiksa, Kirana memutuskan untuk datang ke pukesmas desa.

"Selamat ya bu, ibu sedang mengandung usia kehamilan empat minggu, ini resep obat yang harus di tebus di apotik," Dokter yang memeriksa Kirana memberikan resep obat sekaligus memberi selamat.

"Te-terimakasih Bu Dokter," dengan tangan bergetar, Kirana mengambil resep obat dari tangan Dokter.

Dokter merasa ada yang tidak beres dengan ekspresi Kirana, ia pun bertanya apakah ada yang salah dengan kabar gembira ini, tentu saja dengan gugup Kirana menceritakan kisah palsunya, karena tidak mungkin ia mengatakan hamil karena cinta satu malam.

Bayi kecil dalam perut Kirana ini tidak bersalah, Ia berencana tidak akan  menggugurkannya, ia sudah bertekad untuk melahirkan bayi tak berdosa ini, walau benih dalam kandungannya ini adalah hasil dari cinta satu malam bersama sabian alexander.

kring..kring...

Kirana melihat telepon genggamnya yang berdering, dan segera mengangkat panggilan telepon dari Lusi.

"Kirana, akhirnya kamu mengangkat teleponku, aku sangat khawatir tentang keadaanmu," lusi senang bisa mendengar suara Kirana lagi.

"Lusi aku harus berkata jujur padamu, tentang keadaanku saat ini," Kirana terisak, dadanya terasa sesak mengetahui bahwa kini ia hamil.

Lusi panik mendengar suara isak tangis Kirana, dia sudah berpikir macam macam, mulai dari ada yang menindas Kirana sampai orang suruhan Tania sudah menemukannya untuk menyulitkan hidup Kirana di tempat persembunyian.

"Tebakanmu salah semua Lusi, aku ha-hamil," Kirana harus mengaku ke lusi.

"Apa hamil, siapa yang menghamili mu, aku harus membuat perhitunagn dengannya?" Lusi berteriak dengan kencang, sehingga kakak lusi yang baru saja pulang ke rumah usai bekerja penasaran.

Krieettt, suara pintu kamar Lusi terbuka.

"Siapa yang hamil, apakah ada yang berani menghamili adikku?" kakak Lusi yang tiba tiba berdiri didepan pintu kamar Lusi, mengangetkannya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Daryono Sudar
..............................
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status