Home / Romansa / Cinta Satu Malam / Sabian mengunjungi kakaknya

Share

Sabian mengunjungi kakaknya

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2021-03-31 01:38:52

Sandra tertawa melihat wajah Doni yang tampak kebingungan, sepertinya dia tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Doni, tidak mungkin ia menyukai calon adik ipar yang sedang mengandung keponakannya.

"Doni, lebih baik kamu mengerjakan tugas yang aku berikan, selidiki ada hubungan apa Han dan Karin?" Sandra meneguk wine di tangannya.

"Baiklah tuan muda," Doni keluar ruangan kerja tuan mudanya.

Doni mondar mandir di taman, dia tak paham dengan apa yang di pikirkan oleh tuan mudanya, dia sempat berpikir apakah harus mengadu kepada tuan besar, bahwa Sandra menyembunyikan seorang wanita hamil.

Doni menelpon Mike, asisten pribadi Sabian Alexander, dia bertanya apakah bisa membantu nya untuk mendapatkan informasi mengenai Han Subroto dan Tania wijaya.

"Untuk apa kamu meminta informasi tentang mereka?" Jawab Mike pada sambungan telepon.

"Tuan muda pertama yang memintanya, sepertinya dia sedang jatuh cinta," jawab Doni asal asalan.

Mike kaget mendengar kabar ini, dia segera menyetujui mengirimkan data mengenai Han dan Tania, Mike memberitahu tuan besar Alexander, bahwa tuan muda pertama sedang jatuh cinta menurut informasi yang ia dengar dari asitennya wanita itu sedang hamil.

"Atur orang untuk mengantarku ke desa itu, pantas saja sudah lama dia tidak pulang kerumah," tuan Alexander mengambil mantelnya, bersiap untuk menemui Sandra.

"Ayah, lebih baik istirahat di rumah, biar aku saja yang mengunjungi kakak, aku penasaran seperti apa wanita yang di sukai kakak," sabian mengelap mulut menggunakan sapu tangan ketika selesai sarapan.

Tuan alexander berhenti tepat di belakang tempat duduk Sabian, beliau menyatakan sudah tidak sabar memiliki seorang cucu, Sabian benar, dia sedang tidak dalam kondisi tubuh yang tidak sehat, dia mempercayakan kepada Sabian, agar membawa pulang wanita yang di pilih Sandra untuk mengandung cucunya.

"Baiklah ayah, Sabian pergi dulu, aku juga butuh refreshing akhir akhir ini pikiranku sedang kacau," Sabian berdiri dari meja makan.

"Hati hati nak, semoga selamat sampai tujuan, oh iya, aku juga menunggu cucu darimu, ayah harap ada seorang wanita yang mampu menghilangkan alergi mu itu," ucap tuan Alexander.

Sabian menganggukan kepala dengan arti menyetujui apa yang di inginkan ayahnya, memanggil Mike untuk menyetir mobil menuju kediaman kakak nya di desa Girpasang, di dalam mobil Sabian memandang foto Kirana melalui ponselnya.

"Kirana, aku akan tetap menunggumu kembali ke sisiku," Sabian mengepalkan tangannya.

"Maaf tuan muda, aku yang tidak berguna ini, belum mampu menemukan keberadaan nona Kirana," Mike melirik Sabian dari kaca depan mobil.

Sabian menghela nafasnya, dia tidak mungkin menyalahkan Mike, baru kali ini dia menemukan seorang wanita yang jelas jelas naik keranjangnya, tetapi malah kabur darinya, biasanya para wanita itu walau tidak tersentuh sedikitpun oleh Sabian, akan memanfaatkan situasi ini untuk meminta pertanggung jawaban Sabian demi sebuah kekayaan.

"Tuan muda, perjalanan masih lama, bisa satu harian, silahkan istirahat, terlebih dahulu, jangan terus memikirkan nona Kirana nanti anda bisa sakit," Mike mengingatkan tuan mudanya.

"Sejak kapan kamu jadi sebawel ini Mike?" Sabian merebahkan punggungnya di mobi dan memejamkan matanya.

Mike hanya tersenyum, bos yang terkenal dingin, kejam terhadap lawannya, apalagi saat ada wanita yang mencoba mendekatinya, dia pasti tidak akan memaafkannya, dia akan menyiksa perempuan itu, tetapi sekarang, setiap hari merindukan wanita yang tidur hanya semalam dengannya.

Tin...Tin...

Mike membunyikan klakson saat sampai di depan gerbang villa kediaman Sandra, seorang penjaga membuka gerbang, Mike pun masuk ke garasi memarkir mobilnya.

"Tuan muda kedua, silahkan masuk," seorang pelayan menyambut kedatangan Sabian.

"Dimana kakakku di jam segini, apakah sedang bermain dengan wanitanya?" Tanya sabian yang sudah tak sabar ingin mengganggu kakaknya.

Pelayan itu menjawab tuan Sandra ada di ruang kerja, tanpa basa basi Sabian langsung menuju ruang kerja kakaknya, benar kata pelayan itu, Sandra memang sedang berada di ruang kerjanya.

"Ini sungguh tidak mengasyikkan, aku pikir kalau aku datang bisa meengacau kakakku yang sedang bermain dengan wanitanya," Sabian berdiri di pintu masuk ruang kerja kakaknya.

"Ada angin apa adik kesayanganku, bisa sampai ke rumah terpencilku ini?" Sandra menghentikan pekerjaannya.

Sabian duduk di kursi depan meja kerja Sandra, dia bertanya wanita mana yang mampu meluluhkan hati kakaknya yang seperti batu, bukankah dia berjanji tidak akan menikah dan terus menunggu model cantik yang mengejar karirnya keluar negeri itu.

"Jadi kamu kesini hanya penasaran dengan gosip yang mengatakan aku mempunyai seorang wanita di sisiku, sejak kapan adikku menjadi tukang gosip?" Sandra sengaja mengejek adiknya.

"Sebenernya aku tidak peduli, hanya penasaran, wanita seperti apa di desa ini yang mampu mengambil hati kakakku, selera kakakku ini belum berubah kan?" Sabian menyulut rokoknya.

Sandra tertawa menanggapi adiknya yang sudah tidak sabaran ini, dia tidak ingin Sabian bertemu dengan Kirana saat ini, Sandra mengutus asistennya yang lain untuk menjemput Kirana dari kediaman dan mengirimnya tinggal di asrama sekolah, dengan di temani dua pelayan wanita.

"Bos semuanya sudah aman, kali ini tuan muda kedua tidak akan bertemu dengan nona Karin," ucap asisten Sandra.

"Kerja bagus, terus awasi keselamatan nona Karin," Sandra membalas pesan dari asistennya.

Sandra mengajak sabian berkeliling villa nya, tetapi Sabian tidak mau, dia hanya ingin menatap langit berbintang dari villa kakaknya, akhirnya mereka hanya mengobrol di halaman belakang villa  yang begitu indah pemandanganya di malam hari.

"Aku tidak menemukan wanita mu di villa ini, jadi apakah dia penduduk lokal sini?" Sabian membakar rokoknya lagi.

"Kamu ini bicara apa, aku tidak sedang menyembunyikan wanita manapun," Sandra menuang teh ke cangkir adiknya.

Dalam benak Sandra, yang sudah tahu sifat adiknya, dia pasti mencari wanita  yang mencoba mengejarnya untuk di beri pelajaran agar tak mengganggunya lagi, karena Sandra belum tahu cerita pastinya, makanya ia menyembunyikan Kirana dari Sabian, dia hanya ingin melindungi keturunan dari keluarga Alexander.

"Jangan menutupinya dariku, asistenmu yang mengabari kediaman utama, apakah itu hanya sebuah rumor," Sabian meneguk teh yang di tuangkan Sandra dalam cangkirnya.

"Asisten yang gemar bergosip, harus di disiplinkan sepertinya, oh iya bagaimana dengan penyakit alergi terhadap wanitamu?" Sandra mengalihkan pembicaraan.

Sabian berwajah murung, saat mendengar pertanyaan kakaknya, sejenak dia mengingat Kirana yang Kini entah bersembunyi dimana menyadari ada yang aneh dari gelagat adiknya, Sandra memberikan pertanyaan kepada Sabian, tentang apa yang membuatnya penasaran dari sang adik.

"Apakah sudah ada seorang wanita yang berhasil menyembuhkan penyakitmu itu?" Sandra semakin penasaran.

"Kakak memang benar, aku sampai seperti orang gila, mencari keberadaan wanita ini, malam itu di kamar hotel, aku menikmati tubuhnya," Sabian menuang teh ke cangkirnya lagi.

Sandra sudah tahu dimana keberadaan wanita yang di cari adiknya, tetapi dia tidak mau ada wanita sembarangan yang nantinya akan mendampingi adiknya, dia harus menyelidiki sendiri seperti apa Kirana ini, barulah akan memberikan kepada adiknya.

"Ternyata adikku ini sudah besar ya, sepertinya aku akan di langkahi  menikah," Sandra tertawa kecil.

"Aku tidak akan menikah, dengan wanita selain dia yang aku tiduri di hotel malam itu, aku harus menemukannya," Sabian mengepalkan tangannya, dia melempar cangkir teh nya.

Sandra yang sudah tidak kaget dengan tempramen adiknya, bersikap biasa saja dan mencoba menenangkan sabian, dia berkata harus bersabar, suatu hari nanti wanita itu akan datang sendiri menemui Sabian.

"Jadi apa yang membuatmu yakin bahwa, wanita itu tidak sengaja naik ke ranjangmu?" Sandra penasaran dengan jawaban adiknya, tidak seperti ini biasanya dia menghadapi sesuatu.

Jika memang Kirana di takdirkan untuk menjadi pasangan adiknya, Sandra akan mempertemukan mereka berdua, tetapi untuk saat ini tidak mungkin, karena Sandra belum tahu pasti seperti apa Kirana ini.

Menatap ke arah Sandra, Sabian bersiap menjawab pertanyaan kakaknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Mbk Yu Ntu Ako
kan jadi penasaran
goodnovel comment avatar
Novaria
cpek baca nya klau pake koin2 gini.. pdhalcerita menarik
goodnovel comment avatar
mbk ayun
koin lagi koin lagi..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Satu Malam   S3 Akhir yang bahagia. (TAMAT)

    Bima menginginkan Terus bisa bersama Clarisa selamanya, ia tak mempedulikan apa yang dikatakan Clarisa dan terus malanjutkan napsunya melucuti semua pakaian Clarisa dan bercinta dengannya sampai puas.Bima sangat menyukai apa yang ia lakukan terlebih di dalam hatinya tak ingin kehilangan Clarisa."Bima kau membuatku sakit," ucap Clarisa lirih."Maafkan aku Clarisa, aku melakukan ini karena aku cemburu dengan siapa saja yang pernah bersamamu, saat ini dan selamanya kau adalah milikku," balas Bima.Mereka melakukan lagi kegiatan yang menyenangkan dimalam itu. Hingga menjelang pagi dan juga di hari-hari berikutnya mereka sering bertemu dan melakukan itu sepanjang hari. ENtah apa yang ada di pikiran keduanya hingga kejadian yang tak terduga pun terjadi."Clarisa kau sudah beberapa hari tidak masuk kerja kenapa?" tanya Kirana lewat sambungan telepon."Saya sedang sakit nyonya, tidak tahu ini kenapa badanku rasanya lemas sekali," jawab Clarisa.

  • Cinta Satu Malam   S3 Cemburu

    Bima memasang raut wajah yang berbeda dari tadi. Sebenarnya ada apa ya kenapa sampai seperti itu. "Kau tanya padaku, seharusnya kau tidak usah tahu apa yang aku rasakan," jawab Bima. "Kau kenapa sayang, padahal tadi kau sangat tampan," ucap Clarisa. Bima semakin jengkel mendengar ucapan Clarisa berati tadi dia sangat jelek dimatanya. Mungkin pria yang permah ia ajak kesini lebih tampan darinya. Bima sangat kesal sekali. Perasaannya campur aduk. "Apakah aku lebih jelek dari para pria yang pernah kau ajak kesini, aku tidak mau makan di sini," ucap Bima merajuk. "Kau lapar dari tadi, kalau kamu sakit aku akan sedih, kau marah karena mendengar pemilik warung tenda ini ya?" tanya Clarisa. Clarisa mengatakan pria yang pernah datang ke sini bersamanya lebih sering adalah ayahnya saat belum terpengaruh oleh ibu tirinya. Selebihnya hanya Antoni yang sekarang berkhianat. Tiba-tiba ia teringat lelaki yang pernah ia ajak ke sini semuanya berkhiana

  • Cinta Satu Malam   S3 Kencan

    Bima melirik Stevan yang ada di sofa ujung sebelum menjawab pertanyaan kakeknya. Ia mengedipkan mata memberikan sebuah kode."Ah itu aku serahkan kepada Stevan saja. Biar dia mengajari adiknya bagaimana rasanya belajar ilmu bela diri, juga menjadi lelaki yang kuat," jawab Bima."Maksudmu apa Bima?!" gertak tuan Alexander marah.Bima menjabarkan maksudnya. Sean ini belum mengerti mana musuh mana kawan. Stevan sudah terlatih dan bisa di andalkan untuk mengajari adiknya sendiri."Kakek tenanglah, kita serahkan pada Stevan bagaimana dia akan mengajari adiknya," jawab Bima."Aku tak yakin kalau ia tega menghukum adiknya sendiri!" seru tuan Alexander.Bima menegaskan kalau Bima akan menemani Stevan untuk melatih Sean yang masih polos dan selalu bertindak gegabah."Tuan Alexander tenang saja orang yang salah memang harus di hukum bukan. Aku harus bertanggung jawab atas masalah ini!" tegas Stevan."Aku pegang janjimu anak muda," ucap t

  • Cinta Satu Malam   S3 Tamu Yang Mendadak

    Belinda mencibit punggung kakaknya yang ternyata meremehkannya. Belinda menagtakan akan mengikat tangan dan kaki Sean di bangku mungkin ia akan mengguyurnya menggunakan air hingga basah sebelum mengelurkan kata-kata kasar karena berani menyakiti kakaknya."Aku bisa saja mengguyurnya dengan air atau menimpuknya dengan beberapa penghapus papan tulis ke kepalanya agar dia tidak seenaknya bertindak," balas Belinda."Kau benar-benar adikku kalau begitu," sahut Bima.Bima memarkir motornya di garasi rumah mereka. Belinda memberi salam pada kakeknya yang berada di ruang keluarga dan menceritakan bahwa kakaknya habis di keroyok oleh geng motor saat pulang mengantarnya sekolah."Apa katamu, lalu kakakmu sekarang dimana?" tanya tuan Alexander panik dan kaget."Aku ada disini kakek, jangan dengarkan Belinda berbicara karena aku tidak apa-apa," jawab Bima.Tuan Alexander beridiri dari kursinya dan memutari tubuh Bima mengecek apakah ada yang lecet di tu

  • Cinta Satu Malam   S3 Kau khawatir padaku?

    Bima melahap makananya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan dari Clarisa. Sepertinya gadis itu penasaran dengan apa yang terjadi."Aku tadi di hadang geng bermotor," jawab Bima singkat."Apa yang terjadi, apa kau bertemu musuh?" tanya Clarisa panik.Bima menarik Clarisa sampai ke pangkuannya ia mencecap bibirnya agar tidak terlalu banyak bicara. Saat sudah tenang ia baru menceritakan apa yang terjadi."Jadi seperti itu, lucu sekali anak SMA itu, bukannya sungkem dengan kakak calon pacar malah menghadangnya," ucap Clarisa terkekeh."Untung aku tidak menghajarnya tadi marena dia adiknya Stevan," balas Bima.Stevan adalah sahabat Bima tapi Clarisa belum begitu dekat dengan orang itu. Biarlah yang penting Clarisa akan mempertahankan Bima apapun yang terjadi."Masakan hari ini enak sekali," ucap Bima."Apa kau menyukainya. Kalau begitu aku akan lebih sering memasak untukmu," balas Clarisa.Bima menatap raut bahagia gadis it

  • Cinta Satu Malam   S3 Geng Motor

    Bima menghentikan motor dan belum membuka helmnya. Ia terkekeh melihat tingkah geng motor anak SMA didepannya."Yang mana bosmu, suruh maju ke depan!" seru Bima."Bedebah, sudah memakai motor butut kau berani membonceng gadis pujaan bos kami, kau pikir kamu pantas berhadapan dengan bos kami?" hardik salah satu anggota geng motor lainnya.Bima semakin terkekeh dengan anak muda yang mengedepankan emosi dari pada pikiran mereka. Motor butut ini jika dipakai untuk membeli keangkuhan mereka juga bisa."Anak muda jaman sekarang tidak mengerti motor antik ya?!" ledek Bima."Lepas helm kamu jika punya nyali!" hardik salah satu anggota geng motor itu.Bima menggelengkan kepalanya. Ia tak punya masalah dengan mereka untuk apa melepas Helm. Meladeni bocah sungguh membuat Bima merasa rendah ia menyalakan motornya dan menggeber gas dengan kencang membuat mereka tersulut emosi dan salah satu menyerangnya."Kurang ajar sekali apa kau tak mengerti si

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status