“Aku akan menemukanmu, kemanapun kamu bersembunyi. Kau milikku,” Kirana di jebak oleh kakak tirinya membuat gadis malang melakukan cinta satu malam dengan seorang CEO Alex Farm Crop—Sabian Alexsander. Pria dingin, angkuh, alergi dengan wanita. Sabian tertarik dengan Kirana saat itu, baginya Kirana berbeda dengan gadis-gadis yang menjual tubuh padanya. Sabian menginginkan Kirana, sayang sekali pria itu tidak bisa bertemu dengan Kirana karena gadis itu harus di usir oleh keluarganya.
View MoreMalam ini pukul 8 malam, Kirana wijaya diajak makan malam di sebuah hotel ternama untuk menjalani kencan buta yang sudah diatur sebelumnya oleh sang ayah untuk mendapatkan keuntungan karena mengalami krisis keuangan, yang akan mereka temui adalah CEO Alex Farm Corp-Sabian Alexander.
"Kak apakah orangnya sudah sampai, di mana kamu berjanji untuk bertemu apakah hotelnya sudah benar makan malam untuk kencan buta saja kenapa harus di hotel mewah seperti ini?" kirana heran mengapa untuk makan malam saja harus di tempat mewah seperti ini.
"Diam jangan banyak tanya, aku juga tidak mau datang jika bukan untuk membantu ayah," ucap kakak tiri kirana dengan galak.
Kirana dan Tania sejak tadi menunggu, namun tamu yang akan ditunggu tidak kunjung datang, membuat Tania mengajak Kirana memesan makanan, untuk makan lebih dulu karena menunggu membuat mereka kelaparan,
Gadis berparas cantik itu, tidak menaruh curiga sama sekali tentang alasan diajak oleh kakak tirinya untuk mengikuti makan malam kencan buta, tanpa sepengetahuan kirana, Tania menaruh obat tidur di makanan yang di pesan.
“Aduh, kenapa kepalaku mendadak pusing kak?” ucap Kirana sambil memegang kepalanya yang pusing.
Efek obat itu memuat tubuh Kirana menjadi lemas, ia kehilangan tenaga tubuhnya tersungkur ke meja makan,
Krieett...
Walau mata kirana tertutup dia bisa merasakan bahwa kini tubuhnya berbaring di atas kasur, dia juga mendengar ada seseorang yang membuka pintu kamar di mana dia berada.
“Siapa yang datang, apa itu kakak?” gumam kirana dalam hati.
Seorang pria tampan bertubuh kekar masuk ke dalam kamar hotel, matanya membulat Ketika melihat ada seorang gadis yang berada di atas ranjangnya.
"Siapa yang mengirim gadis ini ke kamarku?" tanya pemuda itu kepada asistennya.
"Saya akan memeriksanya tuan," kata asisten pemuda itu.
Sabian menyentuh Kirana mengunakan tissue, seakan tubuh gadis yang tengah terbaring itu adalah kotoran yang harus dibersihkan tetapi, saat Sabian menyentuh kirana pria itu terkejut.
“Kenapa aku tidak merasa jijik terhadap wanita ini, siapa yang mengirimnya?” Sabian tidak tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya.
Sabian merasa penasaran dengan apa yang terjadi, ia mencoba untuk Kembali menyentuh serta memeluk tubuh gadis yang terbaring di ranjang dengan pengaruh obat, Ketika ia merasa tidak terjadi apapun pada dirinya ia pun melanjutkan aksinya.
"Tidak...Jangan," kirana mencoba untuk menghentikan perlakuan Sabian tetapi, gagal karena tidak memiliki tenaga.
"Diamlah aku hanya ingin mencicipimu," Sabian berbisik ketika merasakan ada penolakan dari Kirana.
Ketika asyik mencumbui Kirana asisten Sabian masuk ke kamar akan melaporkan informasi yang ia dapatkan asisten itu kaget dengan apa yang dilihatnya, Sabian berhenti sejenak mencicipi tubuh Kirana saat tahu asistennya telah kembali.
"Tuan muda anda tidak alergi terhadap nona yang terbaring di ranjang ini?" Asisten itu sangat terkejut.
"Keluarlah laporkan saja besok pagi, wanita ini spesial, aku tidak ingin ada yang mengganggu malam ini," pemuda itu mengibaskan tangannya pertanda meminta asisten untuk keluar kamar hotel.
Sabian tersenyum kearah Kirana, mengelus wajah cantik Kirana dia tak tahan untuk mencecap bibir Kirana, mencumbui tubuh Kirana sanpai lelah dan tertidur.
Kirana hanya bisa menangis meratapi kehilangan kesuciannya malam ini, yang dia ingat sedang makan bersama Tania baru beberapa suap memakan hidangan kepalanya terasa pusing dan tubuhnya lemas, tidak salah lagi pasti ini perbuatan jahat kakak tirinya.
"Sialan, brengsek, aku akan mengingat kejadian malam ini Tania ini pasti ulahmu," gerutu kirana dalam hati.
Kirana sadar saat pagi sudah datang dia melihat banyak tanda merah di tubuhnya, mengingat kejadian semalam Sabian bermain seperti seorang pria yang sudah lama berpuasa begitu semangat tak terkendali membuat Kirana merasaka sakit di pinggangnya.
"Selamat tinggal pemuda brengsek aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi," bisik kirana pada pemuda yang masih tidur di ranjang itu.
"Menarik sekali banyak perempuan yang sangaja ingin naik ke atas ranjangku, tetapi perempuan ini malah tidak ingin bertemu lagi denganku," Sabian melebarkan senyum di wajahnya.
Sabian sengaja berpura-pura masih karena ingin mengetahui apa yang akan di lakukan Kirana saat pagi tiba, ia mengambil telepon memberikan perintah kepada asistennya untuk mengikuti Kirana yang telah keluar dari kamar hotel tempat dia bercinta semalam dengan Kirana.
"Ikuti perempuan yang keluar dari kamarku, laporkan apa yang terjadi padanya, aku akan segera menemuinya lagi," ucap pemuda itu pada asistennya melalui sambungan telepon.
"Baik tuan muda," asisten itu menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Kirana yang berhasil menghilangkan kutukan alergi perempuan pada Sabian.
---
Kirana berjalan menyusuri lorong hotel dengan perasaan kecewa, marah, kesal, campur aduk di dalam hatinya ketika mengingat kejadian semalam.
Lebih sakit lagi ketika ia memergoki Tania dan Han kekasihnya memasuki salah satu kamar hotel, mungkin karena sudah tak bisa menahan gelora asmara mereka lupa menutup rapat pintu sehingga Kirana bisa mengintip apa yang terjadi di dalam kamar.
"Aaaaa... teruskan sayang, aku suka gaya seperti ini kamu sungguh membuatku mabuk kepayang," kakak tiri Kirana meronta keenakan.
"Teruslah berteriak aku semakin bersemangat mendengar desahan dari mulutmu," ucap Han saat memadu kasih dengan Tania.
Tania dan Han sedang di mabuk asmara tanpa mereka sadari orang yang telah mereka khianati melihat semua macam gaya yang di gunakan saat menikmati surga dunia.
Hati kirana terasa sesak, sudah kehilangan kesucian di hari yang sama ia menemukan kekasihnya berselingkuh bersama kakak Tiri, Kirana memberanikan diri masuk ke kamar pasangan mesum itu.
"Han jadi kamu berselingkuh dengan Tania di belakangku?" kedatangan Kirana mengejutkan pasangan selingkuh ini.
"Kirana?" Han kaget dia menghentikan aktivitas bercumbunya, reflek berdiri mengambil celana dalam untuk memakainya.
Kakak tiri Kirana sengaja membuat hati Kirana agar bertambah panas dia turun dari ranjang sengaja memeluk Han mencium bibirnya dengan gairah yang membara, seolah tidak ada lagi rasa cinta yang tersisa untuk Kirana di hati Han.
"Kirana Han hanya mencintaiku, Han katakan pada Kirana bahwa kamu hanya mencintaiku," kakak tiri Kirana merangkul mesra Han.
"Dasar perempuan murahan,” Kirana menampar kakak tirinya karena tersulut emosi.
Han tidak terima melihat Kirana menampar Tania, selama delapan tahun pacaran Han tidak pernah menyentuh Kirana apalagi memberikan kehangatan di atas ranjang seperti yang di berikan Tania.
Plak!
Han menampar balik Kirana.
"Kamu yang murahan karena memberikan tubuh pada pria asing," Han membentak Kirana.
"Sudah lah kirana Kamu dan Han tidak ditakdirkan bersama, takdirmu adalah menjadi wanita simpanan lelaki yang telah tidur denganmu tadi malam," kakak Kirana sengaja memperkeruh keadaan.
Tidak tahan dengan hinaan dan cacian dari dua orang yang menghianatinya, Kirana mengambil botol air mineral yang berada tak jauh dari tempatnya berada dan melemparnya ke arah Tania.
"Tutup mulutmu, belum puaskah kamu mengambil semua milikku?" Kirana melempar botol tetap sasaran.
"Perempuan gila, berani sekali kamu menyakiti wanitaku,"
Han mencekik leher Kirana hingga merasa kesulitan bernapas dan perlahan tak sadarkan diri.
Brakkk!
Beruntung asisten Sabian datang tepat waktu menyelamatkan Kirana, ia datang bersama beberapa anak buahnya, membawa Kirana pergi dari kamar Han dan Tania.
"Perempuan murahan berani sekali mengganggu kesenanganku," Han memaki Kirana.
"Sudahlah sayang mereka semua sudah pergi, lebih baik kita lanjutkan urusan ranjang kita,"
Kakak tiri Kirana mencium Han dengan lembut serta mendorongnya ke ranjang, membuat Han mabuk kepayang dengan goyangan mautnya.
"Terimakasih Tania kamu memberikan apa yang tidak bisa Kirana berikan," Han yang kelelahan merebahkan tubuhnya.
Kirana tak menyangka akan datangnya hari dimana kesuciannya terenggut orang asing, kekasih berselingkuh dengan kakak tirinya, dia terus berteriak saat tak sadarkan diri, saat ia sadar dia sudah terbaring di ranjang yang asing.
"Kamar ini bukan kamarku, ada dimana aku?" Kirana melihat sekeliling ruangan tempat ia terbaring.
"Kamu sudah bangun, tenang saja kamu aman disini," Sabian tersenyum melihat Kirana sadar sejak awal ia menjaga Kirana.
"Kenapa kamu lagi?" Kirana kembali tak sadarkan diri.
Sabian panik saat Kirana Kembali tak sadarkan diri, ia berteriak memanggil asistennya.
"Cepat panggilkan Dokter Jay kesini," ucap Sabian saat asistennya sudah datang.
Bima menginginkan Terus bisa bersama Clarisa selamanya, ia tak mempedulikan apa yang dikatakan Clarisa dan terus malanjutkan napsunya melucuti semua pakaian Clarisa dan bercinta dengannya sampai puas.Bima sangat menyukai apa yang ia lakukan terlebih di dalam hatinya tak ingin kehilangan Clarisa."Bima kau membuatku sakit," ucap Clarisa lirih."Maafkan aku Clarisa, aku melakukan ini karena aku cemburu dengan siapa saja yang pernah bersamamu, saat ini dan selamanya kau adalah milikku," balas Bima.Mereka melakukan lagi kegiatan yang menyenangkan dimalam itu. Hingga menjelang pagi dan juga di hari-hari berikutnya mereka sering bertemu dan melakukan itu sepanjang hari. ENtah apa yang ada di pikiran keduanya hingga kejadian yang tak terduga pun terjadi."Clarisa kau sudah beberapa hari tidak masuk kerja kenapa?" tanya Kirana lewat sambungan telepon."Saya sedang sakit nyonya, tidak tahu ini kenapa badanku rasanya lemas sekali," jawab Clarisa.
Bima memasang raut wajah yang berbeda dari tadi. Sebenarnya ada apa ya kenapa sampai seperti itu. "Kau tanya padaku, seharusnya kau tidak usah tahu apa yang aku rasakan," jawab Bima. "Kau kenapa sayang, padahal tadi kau sangat tampan," ucap Clarisa. Bima semakin jengkel mendengar ucapan Clarisa berati tadi dia sangat jelek dimatanya. Mungkin pria yang permah ia ajak kesini lebih tampan darinya. Bima sangat kesal sekali. Perasaannya campur aduk. "Apakah aku lebih jelek dari para pria yang pernah kau ajak kesini, aku tidak mau makan di sini," ucap Bima merajuk. "Kau lapar dari tadi, kalau kamu sakit aku akan sedih, kau marah karena mendengar pemilik warung tenda ini ya?" tanya Clarisa. Clarisa mengatakan pria yang pernah datang ke sini bersamanya lebih sering adalah ayahnya saat belum terpengaruh oleh ibu tirinya. Selebihnya hanya Antoni yang sekarang berkhianat. Tiba-tiba ia teringat lelaki yang pernah ia ajak ke sini semuanya berkhiana
Bima melirik Stevan yang ada di sofa ujung sebelum menjawab pertanyaan kakeknya. Ia mengedipkan mata memberikan sebuah kode."Ah itu aku serahkan kepada Stevan saja. Biar dia mengajari adiknya bagaimana rasanya belajar ilmu bela diri, juga menjadi lelaki yang kuat," jawab Bima."Maksudmu apa Bima?!" gertak tuan Alexander marah.Bima menjabarkan maksudnya. Sean ini belum mengerti mana musuh mana kawan. Stevan sudah terlatih dan bisa di andalkan untuk mengajari adiknya sendiri."Kakek tenanglah, kita serahkan pada Stevan bagaimana dia akan mengajari adiknya," jawab Bima."Aku tak yakin kalau ia tega menghukum adiknya sendiri!" seru tuan Alexander.Bima menegaskan kalau Bima akan menemani Stevan untuk melatih Sean yang masih polos dan selalu bertindak gegabah."Tuan Alexander tenang saja orang yang salah memang harus di hukum bukan. Aku harus bertanggung jawab atas masalah ini!" tegas Stevan."Aku pegang janjimu anak muda," ucap t
Belinda mencibit punggung kakaknya yang ternyata meremehkannya. Belinda menagtakan akan mengikat tangan dan kaki Sean di bangku mungkin ia akan mengguyurnya menggunakan air hingga basah sebelum mengelurkan kata-kata kasar karena berani menyakiti kakaknya."Aku bisa saja mengguyurnya dengan air atau menimpuknya dengan beberapa penghapus papan tulis ke kepalanya agar dia tidak seenaknya bertindak," balas Belinda."Kau benar-benar adikku kalau begitu," sahut Bima.Bima memarkir motornya di garasi rumah mereka. Belinda memberi salam pada kakeknya yang berada di ruang keluarga dan menceritakan bahwa kakaknya habis di keroyok oleh geng motor saat pulang mengantarnya sekolah."Apa katamu, lalu kakakmu sekarang dimana?" tanya tuan Alexander panik dan kaget."Aku ada disini kakek, jangan dengarkan Belinda berbicara karena aku tidak apa-apa," jawab Bima.Tuan Alexander beridiri dari kursinya dan memutari tubuh Bima mengecek apakah ada yang lecet di tu
Bima melahap makananya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan dari Clarisa. Sepertinya gadis itu penasaran dengan apa yang terjadi."Aku tadi di hadang geng bermotor," jawab Bima singkat."Apa yang terjadi, apa kau bertemu musuh?" tanya Clarisa panik.Bima menarik Clarisa sampai ke pangkuannya ia mencecap bibirnya agar tidak terlalu banyak bicara. Saat sudah tenang ia baru menceritakan apa yang terjadi."Jadi seperti itu, lucu sekali anak SMA itu, bukannya sungkem dengan kakak calon pacar malah menghadangnya," ucap Clarisa terkekeh."Untung aku tidak menghajarnya tadi marena dia adiknya Stevan," balas Bima.Stevan adalah sahabat Bima tapi Clarisa belum begitu dekat dengan orang itu. Biarlah yang penting Clarisa akan mempertahankan Bima apapun yang terjadi."Masakan hari ini enak sekali," ucap Bima."Apa kau menyukainya. Kalau begitu aku akan lebih sering memasak untukmu," balas Clarisa.Bima menatap raut bahagia gadis it
Bima menghentikan motor dan belum membuka helmnya. Ia terkekeh melihat tingkah geng motor anak SMA didepannya."Yang mana bosmu, suruh maju ke depan!" seru Bima."Bedebah, sudah memakai motor butut kau berani membonceng gadis pujaan bos kami, kau pikir kamu pantas berhadapan dengan bos kami?" hardik salah satu anggota geng motor lainnya.Bima semakin terkekeh dengan anak muda yang mengedepankan emosi dari pada pikiran mereka. Motor butut ini jika dipakai untuk membeli keangkuhan mereka juga bisa."Anak muda jaman sekarang tidak mengerti motor antik ya?!" ledek Bima."Lepas helm kamu jika punya nyali!" hardik salah satu anggota geng motor itu.Bima menggelengkan kepalanya. Ia tak punya masalah dengan mereka untuk apa melepas Helm. Meladeni bocah sungguh membuat Bima merasa rendah ia menyalakan motornya dan menggeber gas dengan kencang membuat mereka tersulut emosi dan salah satu menyerangnya."Kurang ajar sekali apa kau tak mengerti si
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments