Share

Rencana Dadakan

"Lo kapan pulang, sih, Lang?" beo Nima termangu di balkon seorang diri. Lagi dan lagi, ada rindu yang membuncah yang tak bisa dia sampaikan.

Wajahnya menatap kecut ponsel yang tergeletak di atas meja. Zaman sudah canggih, tapi Galang bahkan tak tahu cara mengiriminya pesan. Atau memang tak berniat? Bahkan dua pesan terakhir Nima tak mendapat balasan.

"Jadi cewek gampang baper, sih. Udah tahu dia nggak pake hati, kenapa lo sok-sokan baper." Nima merutuki diri sendiri.

"Abisnya dia nunjukin sisi lainnya. Gue kan paling cepet respect sama orang. Terus bisa cepet paham kepribadian orang. Apalagi dia baik banget sama gue." Tak lama Nima tertawa. Dia yang berbicara, dia pula yang menyahut. Sudah seperti orang gila yang berbicara sendiri.

Galang baik, tapi pada momen dan orang tertentu. Nima harusnya paham betul bahwa kata pernikahan cuma status itu memang senyata ucapan Galang. Dia sama sekali tak ingin Nima terlibat dalam urusan pribadinya.

Kopi t

Miss April

Halo gaess! Masih ingat sama cerita ini? Hehe. Kira-kira kalau aku post jam segini tiap hari kalian bakal nungguin gak? Salam hangat dari aku!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status