Share

Bab 187

Mata Ica terbuka dengan tiba-tiba, posisi yang begitu kurang nyaman bagi keduanya saat ini. Wajah Marshel begitu dekat dengan wajah Ica, sangat dekat hingga Ica dapat merasakan deru nafas Marshel yang menerpa wajahnya.

"Ehm, udah bangun ya." canggungnya membuka suara.

"Iya. Ini kayaknya terlalu dekat deh kita," sahut Ica dengan wajah memerahnya menahan malu.

Dengan cepat Marshel menegakkan tubuhnya, berdiri membuang muka ke sembarang arah. Sedang Ica kini juga bangkit membenarkan posisinya, wajahnya sudah sangat merah seperti udang  rebus.

"Loe ngapain di sini?" tanya Ica menutupi rasa canggungnya.

"Heh, aku kamu. Kenapa jadi loe gue lagi sih," omel Marshel.

"Iya, iya. Kamu kenapa di sini? Bukannya tadi lagi kerja ya?"

"Pulang, di suruh sama bunda. Kamu kenapa, tidur sambil nangis?"

Ica belum siap membuka kembali lukanya, ia masih tertutup rapat bahkan tak pernah membukanya. Kini ia hanya ingin hidup seperti pada normalnya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status