Share

Di Kota Bersama Ibu

Pagi ini aku bangun lebih awal dari biasanya, karna hari ini adalah hari libur, dan aku ingin ikut ibuku bekerja di kota. Jam 4 pagi aku sudah bangun dan membantu ibuku di dapur. Mulai hari ini, ibuku mencoba menjual donat yang akan di titipkan di warung-warung dekat rumah. Karna perekonomian keluarga kami yang sedang menurun, di tambah sudah 1 minggu bapak sakit, sehingga uang ibuku tidak cukup untuk membeli beras dan memberiku uang saku.

“Hari ini clara libur bu, gurunya baru ada rapat buat persiapan ujian, hari ini aku ikut ibu ke kota ya, bantu ibu. Biar kerjaan ibu cepat selesai, terus sorenya kita bisa bikin gorengan buat di titipkan di warung mie ayam, yaa bu. Boleh yaaa!! ” rengekku dengan ibu, agar di bolehkan ikut ke kota. Aku tidak tega melihat ibuku membanting tulangnya sendirian, menanggung nafkah keluarga sendirian.

“Boleh, asalkan harus bawa buku, jadi kalau kerjaan agak longgar kamu bisa belajar, deal ya” Perintah ibuku.

“Okay, deal!!! Clara masukkan buku dulu ke tas” Ucapku dengan ibu sambil berdiri, dan langsung cuci tangan, lalu  ke kamar memasukkan buku.

Aku mengambil beberapa buku yang akan aku bawa dan memasukkannya ke dalam tas, tidak lupa aku memasukkan buku kecilku, yang aku dapatkan ketika mengikuti seminar. Buku catatan kecil dengan gambar menara pizza di roma italia sana. Aku senang sekali ketika mendapatkan buku itu, bagiku buku itu adalah awal dari jalanku untuk sukses, dan kelak aku akan bisa melihat menara pizza secara nyata, entah karna aku liburan di italia atau aku bekerja disana, tapi aku yakin. Suatu saat nanti.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 6, aku dan ibu mulai bersiap-siap untuk pergi ke kota, dan donat kami pun juga sudah siap untuk di titipkan ke warung. Setelah mandi aku dan ibu langsung sarapan, dan berpamitan dengan ayah yang masih terbaring di atas tempat tidur.

“Pak, bapak”Aku mencoba membangunkan bapak, sambil menepuk tangan beliau.

Bapak bangun dan langsung melihat ke arah kami.

“Ada apa?” Tanya bapak

“Clara sama ibu ke kota dulu ya, bapak gapapa kan di rumah sendiri?” Tanyaku dengan bapak

“Gapapa, hari ini bapak juga mau bekerja kok” Ucap bapak denganku dan ibu.

“Jangan kerja dulu ya mas, di rumah dulu istirahat. Mas kan masih belum terlalu sehat, nanti kalau pingsan lagi bagaimana?”Ibuku melarang bapak untuk bekerja dulu, ibu memang memanggil bapak dengan sebutan “Mas”, dari awal bertemu sampai sekarang, katanya lebih so sweet dan terlihat lebih menghormati.

“Justru karna itu, kalau aku ke tempat kerja. Bertemu dengan teman-teman pasti aku cepet sembuh”Jelas bapakku. Bapak memang lelaki yang keras kepala, beliau tidak pernah mau melihat istrinya berjuang sendiri untuk nafkah keluarga, dan beliau adalah lelaki yang selalu semangat dalam segala hal.

Setelah berpamitan dengan bapak, aku dan ibu langsung berangkat ke kota. Kami melewati 4 warung yang ada di desa. Aku mencoba menitipkan donat buatan ku dan ibu ke warung-warung.

“Bu, saya mau nitip donat disini boleh?” Tanyaku ke pemilik warung.

“Boleh dek silahkan, di jualnya harga berapa ini?” Tanya balik si pemilik warung denganku.

“Saya nitipnya harga 800 saja bu, nanti ibuk jualnya 1000 an saja bu. Nanti sore, box nya saya ambil ya bu, dan kalau hari ini laku besok saya nitip disini lagi ya bu” Jawabku ke pemilik warung sambil menjelaskan, dan meminta izin untuk menitipkan donat setiap hari.

“Okay, silahkan di taruh atas etalase situ ya dek!”Perintah pemilik warung sambil menunjuk etalase dekat pintu.

Setelah mendatangi warung ke warung, alhamdulillah semua pemilik warungnya ramah-ramah, dan tidak ada yang menolak untuk aku titipi donat. Aku dan ibu mulai menganyuh sepeda kami lagi untuk pergi ke kota, dan ternyata rumah majikan ibu dekat sekali dengan kampus UGM. Aku mulai berhalusinasi bisa menjadi mahasiswi di dalamnya.

Sesampainya di rumah majikan ibu, aku langsung membantu ibu untuk bekerja, membersihkan rumah, mencuci baju, menyetrika, memasak,dll. Saat pekerjaan sudah beres, aku membaca buku yang aku bawa sambil menunggu pukul 12 siang. Dan tiba-tiba majikan ibuku menyapaku yang sedang duduk sendirian di taman.

“Kakak, putrinya ibu xena ya?” Tanya majikan ibu, dari belakangku. Aku spontan menoleh ke arah belakang.

“Iya bu” Jawabku, langsung berdiri dan menunduk.

“Rajin banget ya kamu kak, bantuin ibu sambil belajar. Lulus mau kerja atau kuliah kak?” Tanya majikan ibu lagi, sambil berjalan ke arahku dan mengajakku duduk lagi.

Kami mengobrol cukup lama, sampai akhirnya jam sudah menunjukkan pukul 12, dan kami langsung masuk ke dalam rumah, aku membantu ibuku untuk mempersiapkan makan siang, dan majikan ibu memanggil anak-anak asuhnya untuk segera makan siang. Majikan ibuku adalah seorang pengusaha rotan di Yogyakarta, dan beliau memiliki 7 anak asuh yang hidup bersamanya, karna beliau tidak memiliki anak sedangkan suaminya menggugat cerai beliau. Setiap tengah hari, beliau selalu pulang hanya untuk makan siang bersama anak asuhnya. Keluarganya sangat harmonis, dan anak asuh beliau sangat sopan dengan orang lain.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status