Share

Episode - 3

Kota Acela adalah merupakan satu dari tujuh kota besar yang ada di Benua ini.

 

Kota ini cukup terkenal akan kekuatan militernya. Itu terbukti dari tidak adanya penguasa lain yang mencoba menyerang dan menguasai kota ini.

 

Dalam segi kewilayahan, militer, serta politik, kota ini dikuasai dan dikendalikan langsung oleh Guild Gagak Hitam.

 

Yang juga atas kuasanya, telah menunjuk Keluarga Estera sebagai keluarga bangsawan tertinggi, yang mengatur roda perekonomian serta perdagangan di kota tersebut.

 

***

 

Rhaka yang kini telah berganti nama menjadi Scarra, telah memutuskan untuk ikut pergi menuju Kota Acela.

 

Hal itu ia lakukan guna mengetahui dan mencari sedikit informasi tentang Dunia barunya tersebut.

 

"Tetsu, apa itu?" Kantong kecil dengan sesuatu yang bersinar di dalamnya, telah menarik perhatian Scarra.

 

"Oh, ini...?" Tetsu memperlihatkan batu tersebut. "Ini Cray Stone." Sambungnya. 

 

"Batu Jiwa...?" Scarra mengambil dan memeriksanya. "Hmm... Begitu, ya. Sinarnya menjadi lebih terang dari sebelumnya," Gumamnya di dalam hati.

 

Cray Stone adalah sebuah batu cristal berwarna merah menyala. Batu itu merupakan perwujudan jiwa atau kekuatan dari setiap monster yang ada, dan hanya bisa didapatkan setelah mengalahkannya.

 

Semakin tinggi level monsternya, maka batunya pun akan semakin besar.

 

Di dunia ini, Cray Stone cukup berharga dan sangat diperlukan. Karena batu ini adalah merupakan material inti dalam pembuatan atau perbaikkan pada suatu perlengkapan.

 

"Mau kalian apakan batu ini?" Tanya Scarra.

 

"Kita akan menjualnya. Sekarang ini, harga Cray Stone di pasaran sedang naik, jadi sayang kalau tidak dijual. Ya kan, hama?"

 

"Ya." Jawab Hama mengangguk.

 

Setelah cukup lama mereka berjalan, akhirnya tembok tinggi Sang Pelindung Kota Acela pun mulai dapat terlihat.

 

Tembok itu begitu kokoh, terbentang tinggi melindungi Kota Acela yang begitu luasnya.

 

"Gerbang ini...," Scarra mengela nafas. Nampaknya, ia mulai teringat akan masa lalunya. 

 

"Scarr, kenapa diam saja? Ayo cepat, kita harus mulai mengantri." Teriak Tetsu dari kejauhan.

 

Pagi itu, di depan Gerbang Kota Acela, para petualang serta para pedagang mulai berdatangan. Mereka datang dari berbagai arah.

 

"Ayo cepat!" Seru Hama tergesa-gesa. "Kita beruntung, antrianya belum terlalu panjang." Sambungnya.

 

Scarra melirik ke arah gerbang, dan ia mencoba mengamatinya. Nampaknya ada sebuah pemeriksaan di sana, yang mana hal itu seharunya tidak ada.

 

Scarra cukup terkejut, namun ia memakluminya, karena setelah sekian lama, sebuah perubahan bisa saja terjadi.

 

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya tibalah giliran mereka untuk diperiksa.

 

Tetsu dan Hama telah tercatat sebagai petualang dari Kota Acela, dan dengan kepingan lisensi yang mereka miliki, mereka dapat dengan mudah memasuki kota tersebut.

 

 

"Tunggu! Kamu tidak boleh masuk!" Tegas salah satu penjaga.

 

Mendengar hal itu, Tetsu dan Hama yang sudah berada di dalam, bergegas kembali dan langsung menghampiri Scarra.

 

"Apa?! Kamu belum punya lisensi?!" Tanya Hama terkejut.

 

"Tunggu-tunggu...," Tetsu menyela. "Scar kamu bercanda, kan?!" Sambungnya.

 

"Hehehe...." Scarra tertawa menyeringai seraya menggaruk kepalanya.

 

"Eh!"

 

"Tetsu, dia tidak berbohong. Coba kau periksa statusnya, dan lihatlah baik-baik." Bisik Hama.

 

N/A [Not Applicable], tulisan itulah yang tertera pada kolom reputasi di Bar Status milik Scarra.

 

"Scarr, apa kamu tidak tahu? Tanpa lisensi, kamu tidak akan bisa memasuki kota manapun!" Terang Tetsu.

 

Scarra hanya terdiam, ia benar-benar tidak memiliki lisensi itu. Pasalnya, di dalam game sebelumnya, hal ini tidak pernah ada.

 

Di Dunia ini, kepingan lisensi adalah merupakan sebuah identitas bagi mereka yang tinggal di dalamnya.

 

Setiap anak yang telah menginjak umur dewasa, akan mulai di data dan lalu didaftarkan untuk kemudian diberikan sebuah lisensi sebagai tanda status sosial bagi mereka.

 

Dengan kata lain, kepingan Lisensi ini harus dimiliki oleh setiap orang, dan lisensi itu sendiri terdiri dari 3 jenis lisensi.

 

Lisensi Petualang. Lisensi ini tidak memiliki persyaratan yang spesifik, mereka hanya perlu mendaftarkan diri mereka ke sebuah Guild yang ada pada setiap kota.

 

Setiap kota tentu memiliki nilai standar yang berbeda. Namun biasanya, pembuatan lisensi ini akan dikenakan biaya cukup rendah. 

 

Lisensi Pedagang. Mendapatkan lisensi ini bisa dibilang cukup sulit. Mereka yang telah memilikinya kebanyakan berasal dari keluarga bangsawan. Orang-orang yang memiliki jaringan cukup luas.

 

Memiliki Sertifikat Ilmu Perniagaan, menjadi syarat utama dalam mendapatkan lisensi ini. Di samping itu, mereka juga harus didukung dengan surat rekomendasi dari salah satu keluarga bangsawan setempat.

 

Pembuatan Lisensinya sendiri dikenakan biaya lebih mahal daripada lisensi yang lainnya.

 

Lisensi Hunter. Lisensi Hunter hanya akan diberikan kepada mereka yang telah bergabung dengan Aliansi Guild.

 

Dan setiap orang tentu memiliki potensi untuk dapat bergabung kedalamnya. Jika saja, mereka cukup memenuhi syarat atau kriteria yang ditrapkan oleh guild itu sendiri.

 

Yang mana setiap guild tentu memiliki persyaratan dan ketentuan yang berbeda dalam perekrutannya.

 

Namun saat ini, Scarra sama-sekali tidak memiliki satupun lisensi, dan hal itu tidaklah wajar bagi mereka.

 

Kini para penjaga mulai berdatangan, dan keadaan pun menjadi semakin gaduh.

 

Tidak memiliki lisensi adalah masalah yang sangat krusial. Karena dengan satu lisensi itu, para penjaga akan mengetahui status sosial apa dan dari mana pemiliknya berasal.

 

Namun juga, tidak semua orang yang memiliki lisensi bisa memasuki kota.

 

Semua tergantung dari kota mana mereka berasal, dan diplomasi seperti apa yang terjalin di antara keduanya. Lisensi itu menentukan segalanya.

 

Para penjaga mulai curiga, mereka beranggapan bahwa Scarra adalah seorang Black Hunter. Sebutan untuk seorang hunter mata-mata.

 

Namun Tetsu dan Hama mencoba meyakinkan mereka, dan negosiasi pun berlangsung cukup alot.

 

Hingga akhirnya, para penjaga sedikit memberikan kelonggaran. Mereka mengijinkan Scarra masuk namun dengan satu persyaratan.

 

Yaitu, Scarra diharuskan pergi ke tempat Asosiasi Guild terlebih dahulu, untuk kemudian membuat sebuah lisensi di sana, sebelum akhirnya ia diperbolehkan pergi ke tempat yang lain.

 

Kini Scarra, Tetsu dan Hama mulai memasuki kota. Mereka pergi menuju Guild Hall Gagak Hitam, dengan dikawal oleh beberapa hunter penjaga di belakangnya. Guild Hall itu berada tepat di tengah-tengah pusat Kota.

 

Scarra berjalan melewati pemukiman dan lalu pertokoan, ia juga melintasi suatu pasar yang cukup menarik perhatiannya.

 

Berbagai macam peralatan, aksesoris, bahkan hewan peliharaan tersedia di sana. Semuanya benar-benar tertata rapih.

 

Di sepanjang perjalanan, para petualang serta para hunter begitu ramai berlalu lalang.

 

Sebagian dari mereka ada yang tengah berkumpul di tepian jalan, saling bernegosiasi dan saling memamerkan perlengkapan mereka.

 

Tidak hanya itu, terlihat juga beberapa petualang berlevel tinggi mencoba mengolok-olok petualang berlevel rendah, hal itu dapat dibedakan dari perlengkapan yang mereka kenakan.

 

"Kota ini, terasa begitu hidup dan nyata." Setidaknya, itulah yang terlintas di pikiran Scarra saat itu.

 

Di tengah perjalanan, tepat di sebelah kanan persimpangan jalan, kereta kuda melaju dengan cepat ke arah rombongan. Kereta itu hampir menabrak Tetsu.

 

Beruntung para penjaga dapat meraih Tetsu, dan lalu menariknya.

 

"Hei, apa kau buta?!" Teriak Tetsu membentak.

 

"Maaf kawan! Kami sedang terburu-buru!" Teriak pengemudi kereta, yang saat itu sedang mengangkut keluarga bangsawan.

 

"Cih, seenaknya saja minta maaf...." Gumam Tetsu.

 

"Tetsu! Kau baik-baik saja?" Tanya Hama.

 

"Ya, ini semua berkat mereka." Tetsu melirik ke arah para penjaga yang telah menyelamatkannya.

 

"Syukurlah, tadi itu nyaris sekali." Sambung Hama.

 

Kaki Tetsu gemetar dan Scarra memperhatikannya. "Kakimu...?"

 

"Jangan mengejekku!" Ucap Tetsu memotong, dan tawa pun pecah.

 

"HAHAHAHA."

 

***

 

[Asosiasi Guild Gagak Hitam]

 

Guild Hall yang begitu besar dan megah, bangunan ini nampaknya telah direnovasi, begitulah yang ada di pikiran Scarra saat pertama kali melihatnya.

 

Bangunan dengan empat lantai ini, nampaknya telah menjadi bangunan termegah yang ada di kota Acela. Pepohonan cemara berbaris rapih di balik pagar yang mengelilinginya. Semuanya begitu indah dan tertata.

 

Para Hunter berlalu lalang begitu ramai, mereka menjaga tempat ini dengan sangat ketat, terutama tepat di bagian gerbang masuk.

 

Begitu Scarra melewatinya, semuanya nampak terasa asing baginya.

 

Jalanan yang begitu lebar, terbentang lurus menuju pintu utama bangunan tersebut.

 

Bunga-bunga cantik yang mengiringi di setiap sisinya, membuat tempat ini terlihat sangat estetik.

 

Halamannya begitu luas. Di sana bahkan terdapat Arena Pelatihan, dan beberapa hunter terlihat sedang berlatih di sana.

 

Belasan kereta kuda terparkir di sampingnya. Kereta itu memiliki warna dasar hitam dan juga warna keemasan di setiap ornamennya, perpaduan dari keduanya membuat kereta itu terlihat begitu elegan.

 

Pahatan-pahatan dan bendera kecil berlambang gagak semakin memperkuat identitasnya. Yang mana itu adalah merupakan kereta militer milik Asosiasi Guild Gagak Hitam.

 

Scarra berjalan dengan senyuman di wajahnya, ia tidak bisa menutupi rasa kekagumannya.

 

Terlebih, ketika Scarra mulai memasuki Guild Hall yang megah itu, semua yang ia lihat tampak begitu baru baginya. Dan hal itu membuat rasa penasarannya semakin bertambah.

 

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status