Scarra memasuki loby Guild Hall Gagak Hitam, ia berjalan dengan ditemani oleh Tetsu dan Hama di belakangnya.Saat itu di dalam begitu ramai, bahkan tidak hanya hunter, tetapi juga banyak sekali petualang yang berlalu lalang di dalamnya.Nampaknya terdapat sebuah Bar di sana, dan juga Quest Hall. Yang mana, kedua tempat inilah yang paling sering dikunjungi oleh para petualang di kota ini.Setibanya di dalam, mereka pun langsung diarahkan menuju Aula Pendaftaran. "Silahkan, kalian mendaftar disini!" Tegas penjaga yang mengawalnya.Seorang wanita berparas cantik lantas menyambutnya, ia adalah petugas lisensi itu.Dengan senyuman manisnya, wanita itu kemudian menjelaskan sedikit tentang lisensi dan kegunaannya. Ia juga menjelaskan tentang syarat dan ketentuannya.
Budak itu masih terduduk di lantai, ia menatap Scarra dengan kedua tangannya menyilang menutupi dadanya. Tubuhnya tidak terlalu tinggi bahkan ia sedikit kurus, namun bola matanya bersinar begitu indah, mata itu berwarna hijau, sama seperti bola mata milik para kaum Elf. Dengan rambut putihnya yang terurai sebahu, budak itu terlihat sangat cantik. Namun beberapa bekas luka di tubuhnya, telah menutupi kecantikannya. Scarra terperangah, matanya melotot dan ia tidak menyangka. Wanita itu sebenarnya memiliki paras yang cantik, namun penampilannya yang kumel telah membuat Scarra tidak menyadarinya. "A-Anu... Te-Terimakasih!" Ucap wanita itu dengan mata yang berlinang. Scarra mengulurkan tangannya, dan membantunya berdiri. "Namamu...?" "Yu-Yuki, tuan." Jawab Yuki terbata-bata.
Penginapan Erissan. "Eh... Hanya tersisa satu kamar lagi?" Scarra menoleh ke arah Yuki yang saat itu sedang menunggunya di sofa, dan ia terlihat cukup kelelahan. "Hmm... Apa boleh buat." Scarra mengambil kamar yang tersisa itu. "Maaf, sudah membuatmu menunggu." "Eh, tidak-tidak. Aku tidak apa-apa. Tuan tidak seharusnya berkata seperti itu." Yuki jadi salah tingkah. "Ja-Jadi, kamarnya... Apa tuan mendapatkannya?" Lanjut Yuki terbata-bata. "Ini...." Menunjukan kunci kamar. "B-Baiklah." Yuki beranjak dan berjalan mengikuti Scarra. Saat itu langkah Yuki cukup pelan, kepalanya tertunduk
[Aula Pertemuan Guild Gagak Hitam] "Dimana Kousei? Kenapa dia belum datang juga?" Dalam pertemuan itu Kyo Ren telah datang lebih awal, dan ia telah menunggu cukup lama. *Kyo Ren - Hunter Rank S peringkat 4* "Bersabarlah, Ren. Oh ya, kalau di ingat-ingat, ini sudah menjadi kali ke tiga ujian Hunter diadakan. Tapi sampai saat ini, aku masih belum pernah melihatnya." Celetuk Shiro membuka pembicaraan. *Shiro - Hunter Rank S peringkat 5* "Hmm... Dari awal aku bergabung saja, hingga sekarang, aku tidak pernah tau seperti apa sosoknya." *Kazu - Hunter Rank S peringkat 9* Kyo Ren berdiri dari tempat duduknya, "Tunggu sebentar! Apa kalian sedang membicarakan Master yang itu...?" "Menurut mu siapa lagi? Memangnya ada Master yang lain lagi?" Jawab Kazu. "Sudah kuduga! Sekarang coba kalian pikirkan, selama ini semua perintah siapa yang perintahkan? Setiap keputusan siapa yang putuskan
Kousei mulai memasuki Arena dan ia pun duduk di kursi para petinggi, dengan didampingi oleh Ken dan Kai di belakangnya. Di jajaran kursi itu, terdapat pula para tamu VIP. Mereka merupakan para bangsawan terpandang di Kota Acela. "Hey lihat! Bukankah itu Master Kousei?!" Teriak salah satu penonton. "Iya benar, Ken dan Kai juga ada disana!" Timpal penonton yang lain. Kousei melambaikkan tangannya, ia mencoba menyapa seluruh penonton. Dan seketika, para penonton pun bersorak gemuruh. Seraya menyapa, Kousei pun mengaktifkan skill pendeteksi aura miliknya. Ia memperhatikan dan mengawasi setiap aura yang terpancar dari para penonton. Hal itu ia lakukan guna menghindari masuknya p
Menjelang pertandingan kedua dimulai, dengan cepat para Hunter Class Mage Gagak Hitam memasuki arena. Dengan sihir gabungan, mereka pun mulai merekonstruksi kembali arena yang sudah cukup hancur itu. "Para hadirin sekalian, apa kalian masih bersemangat?!" Tanya Shiro, dan di jawab dengan sorakan yang bergemuruh. "Selanjutnya! Mari kita panggil. Inilah dia, Maggie! The Exotic Witch!" Sambut Shiro. "Maggie! Maggie! Maggie!" Para penonton bersorak memanggil namanya. "Aku duluan!" Ujar Maggie kepada para peserta yang lain. "Maggie!" Panggil Tsuhira. Seketika Maggie pun menoleh. "Beri si Lion sang apalah itu, pelajaran!" Sambung Tsuhira dengan emosi yang membara. "Kamu pasti bisa!" Timpal Nero menyemangati. Tanpa mereka sadari, rasa cemas yang mereka rasakan telah membuat mereka menjadi saling peduli. "Ya!" Magg
Pertandingan selanjutnya, Tsuhira melawan Lion. Tsuhira adalah seorang Destroyer. Dia adalah pengguna dua senjata. Satu senjatanya berelemenkan Api dan yang satunya berelemenkan Es. Dengan kedua senjatanya tersebut, Tsuhira terus melancarkan serangannya dan berusaha memojokan Lion. Ledakan Api yang keras serta bongkahan Es yang tajam pun tercipta, setiap kali ia menghempaskan senjatanya. Meski dampak seranganya tidak terlalu berarti, akan tetapi senjata elemen Es nya mampu membuat Lion cukup kerepotan. "Sebatas inikah kekuatan Hunter Elit peringkat ke #7?!" Teriak Tsuhira setelah serangannya berhasil membekukan salah satu kaki Lion. "Kau bahkan tak mampu mengimbangi kecepatanku!" Sambungnya, seraya berlari dan lalu melompat menghantam kepala Lion. BBAAMM Lion berhasil menahan serangan tersebut dengan perisainya. Namun perisainya pun seketika membeku, merambat hingga ke tangannya. Dan kini setengah
Saat itu, sesaat sebelum Kousei melompat, terlebih dahulu dirinya telah menebalkan dinding pelindung miliknya. Sehingga kini para penonton pun tidak dapat melihat apa-apa yang terjadi di dalam Arena. Hal itu tentu membuat gaduh di bangku para penonton. Mereka berteriak dan saling bersautan, sehingga keadaan pun mulai menjadi ricuh. *** "Siapa kau sebenarnya?!" Tanya Kousei. "Benarkan, apa aku bilang! Dari awal aku sudah punya firasat buruk tentang orang ini!" Terang Kyo Ren kepada anggota yang lain. "Cepat jawab!" Tegur Ken. "Ma-Maaf, sepertinya... Aku sudah berlebihan, ya?" Jawab Scarra. "Jangan bergerak!" Bentak Ken dan Kai serentak, saat melihat Scarr