Share

Episode - 2

Penulis: Big Man
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-04 00:28:35

Di dalam Game Crown Island Online, Bar Status adalah merupakan istilah untuk tampilan informasi yang bisa kita lihat pada setiap karakter.

Para player bisa melihatnya hanya dengan memfokuskan pandangannya sedikit lebih lama kepada karakter yang ingin dilihatnya.

Lalu Bar Status pun akan muncul dengan sendirinya, di dalam penglihatannya.

Di dalam Bar Status, hanya nama, reputasi / tittle, dan class lah yang hanya akan terlihat.

Sedangkan level serta tingkatan class tidak dapat dilihat. Itu karena keduanya merupakan hal privasi yang harus dirahasiakan.

Namun meski begitu, ada beberapa cara agar para player bisa saling merasakan dan menilai kekuatannya masing-masing.

Yaitu dengan sengaja mengeluarkan atau menunjukkan aura yang dimilikinya.

Pancaran dari aura yang ditunjukkan akan dapat terlihat oleh semua class tanpa terkecuali.

Tekanannya akan dapat dirasakan tergantung dari seberapa kuat aura itu sendiri.

Selain itu, ada pula beberapa class dengan tingkatan tertentu yang mampu melihat serta mengukur kuatnya aura milik orang lain. Class itu adalah Mage dan Priest.

"Aku yakin dan tidak salah lagi, aku pasti berada di game itu. Semuanya terdengar sama."

Rhaka kemudian teringat sesuatu, dan tanpa berfikir lagi, ia pun segera memeriksa sistem pertemanan.

"Ke-Kenapa?! Apa yang terjadi?!" Rhaka terkejut, ia tidak melihat satu pun nama ada di daftar pertemanannya. Semuanya benar-benar kosong.

"Hmm... Mungkinkah, yang kugunakan adalah avatar baru?" Rhaka masih berfikir positif. 

Sampai akhirnya, Rhaka mencium sesuatu yang kemudian membuatnya ragu.

Pasalnya di dalam game, para player tidak akan bisa mencium aroma apapun.

Dan tidak hanya aroma, bahkan mereka tidak bisa merasakan rasa dari apa-apa yang mereka makan.

"Bau amis....?" Rhaka mengendus, "Ini?! Bau darah!"

Rhaka kemudian membuka sistem pengaturan, Ia mencoba keluar dari game itu.

Akan tetapi sistem pengaturan tidak meresponnya, padahal Rhaka telah menekan tanda keluar berulang kali.

"Apa-apaan ini?! Aku sama sekali tidak bisa keluar!"

Rhaka mencoba menggunakan fitur pengaduan, bahkan dia juga sempat mengirimkan pesan kepada Game Master. Akan tetapi semua yang dilakukannya itu sia-sia.

Rhaka terduduk lemas, ia tidak tahu lagi harus berbuat apa, dan kini ia hanya bisa berharap bahwa semua ini hanya mimpi.

Namun di sela hembusan nafasnya yang begitu berat, terlintas ingatan akan sosok pria tua yang Rhaka temui di sebuah jembatan.

Rhaka juga mulai mengingat ketika dirinya berada di dalam sebuah capsul, sesaat sebelum akhirnya ia tersadar di Dunia game ini.

"Sialan, pak tua itu tidak menjelaskan apapun tentang hal ini?" Rhaka menyadari bahwa cara ia masuk kedalam game ini sangatlah berbeda.

Rhaka mulai mengamati kembali para petualang tersebut.

"Mungkinkah, mereka semua sama sepertiku? Dan bagaimana kalau mereka mati disini? Apakah mereka akan hidup kembali?"

Banyak sekali pertanyaan yang mengganjal di benak Rhaka. Baginya, Dunianya saat ini masihlah menjadi sebuah misteri.

Rhaka sadar bahwa dirinya saat ini sedang berada di dalam sebuah game, namun keadaan yang begitu terasa nyata telah membuatnya sedikit ragu. Di tambah lagi dirinya masuk dengan cara yang tak biasa.

Rhaka menoleh, dan ia memandangi senjata yang telah ditemukannya.

Rhaka pun mulai ingat, bahwa senjata yang ia genggam adalah senjata terkuat miliknya dulu. Karena itu, ia pun memutuskan untuk tidak melepaskan ikatan tali yang ada pada pedang tersebut.

"Jika saja ini benar, maka seharusnya ini bekerja."

WUUSSHH...

Rhaka menggunakan Skill Ghost Step, Skill Pendukung dari Class Samurai. Dengan kemampuannya ini, tubuh Rhaka kini tak akan terlihat dalam beberapa saat. Bahkan suara langkah kakinya pun tidak akan terdengar.

Dengan perlahan, Rhaka berjalan menghampiri sang ketua bandit. Yang kala itu sedang sibuk mengurusi barang-barang jarahannya.

Rhaka kini berada tepat di belakangnya, dan ia benar-benar tak terlihat.

Dengan santainya, Rhaka pun mengayunkan pedangnya.

SRREETTT....

PLUK!

Kepala sang ketua bandit terputus, Telepas cukup jauh dari tubuhnya. Darahnya terciprat kemana-mana dan tubuhnya pun seketika ambruk.

Tetsu dan Hama seketika tercengang, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Oi-Oi, apa itu barusan?!" Teriak Tetsu terkejut.

WUUSSHH...

Efek dari Skill Ghost Step telah habis, Tetsu dan Hama kini mulai dapat melihatnya.

"Orang itu...? Se-semudah itu? Hama menelan ludahnya.

Di sisi lain, Tetsu hanya diam mematung, seraya menatap ke arah Rhaka dengan tubuh yang gemetar. "Da-dari mana dia datang?" Ucap Tetsu terbata-bata.

"Hmm... Ternyata benar, aku memang berada di dalam game itu. Tapi kenapa... Kenapa semuanya terasa begitu nyata?"

Tidak mau ambil pusing, Rhaka pun kemudian menyapa Tetsu dan Hama.

"Wah... Luka kalian benar-benar parah. Apa kalian punya potion?" Tanya Rhaka.

Tetsu dan Hama menggelengkan kepalanya, dengan wajahnya yang begitu pucat.

"Baiklah, tunggu sebentar." Rhaka membuka inventorinya, dan apa yang dilihatnya persis sperti dugaannya.

Rhaka kini mulai yakin, bahwa dirinya tengah berada di dalam game yang dahulu pernah ia mainkan. Dengan karakter yang sama pula.

Hal itu dapat Rhaka ketahui dari barang-barangnya yang masih tersimpan rapih di dalam inventorinya.

Setelah memilih, lingkaran kecil berwarna hitam pun muncul. Lingkaran itu berputar dan membelah dimensi di hadapannya.

Segera Rhaka pun kemudian mengambil dua buah Full Life Potion dari dalam sana. Untuk kemudian diberikannya kepada Tetsu dan Hama.

"Ini, ambilah!" Ucap Rhaka.

"Apa itu? Apa yang barusan kau lakukkan?!" Tanya Tetsu keheranan.

"Eh! Ini... Aku hanya mengambilnya dari inventori." Jelas Rhaka.

Tetsu dan Hama saling melirik.

"Apa kalian tidak tau?" Sambung Rhaka.

Tetsu dan Hama menggelengkan kepalanya.

Seketika Rhaka mengalihkan pandangannya, ke arah barang-barang yang berserakan.

Dan apa yang dilihatnya mulai menyadarkannya, bahwa Tetsu dan Hama bukanlah seorang player seperti dirinya.

Karena pada dasarnya, seorang player pasti mengetahui apa itu inventori. Dan sudah seharusnya barang yang mereka bawa di simpan di dalamnya.

Rhaka sedikit kecewa ketika mengetahui Tetsu dan Hama hanyalah NPC dan bukanlah player. Namun meski begitu ia tetap menolongnya.

"Apa itu, inventori?" Tanya Hama dengan polosnya.

"Lupakan, itu hanya trik," Jawab Rhaka dengan muka cemberut. "Ayo, minumlah!" Sambungnya.

"Ini kan...?! Tunggu, dari mana kau mendapatkannya?" Tetsu terkejut.

"Tetsu, apa aku tidak salah lihat? Bukankah, barang ini cukup langka?" Celetuk Hama dari belakang.

"Eh! Maksudmu... Potion itu? Tanya Rhaka memastikan.

"Ya. Potion ini selalu dicari oleh para bangsawan, mereka akan rela mengeluarkan banyak uang demi potion ini." Jawab Hama dengan mata berbinar-binar. Ia tidak bisa menutupi rasa kekagumannya, setelah melihat botol potion tersebut.

"Jadi... Potion ini cukup berharga, ya. Baiklah, mungkin sebaiknya aku harus menghemat dan menggunakan seperlunya saja." Gumam Rhaka di dalam hati.

"Hama, ini sih sayang sekali jika kita meminumnya?" Tetsu tersenyum menyeringai.

"Ya. Tapi lebih sayang sekali jika kita mati konyol di sini!" Balas Hama dengan wajah kecutnya. "Bodohmu tuh... Sudah sampai ke ubun-ubun!" Lanjutnya.

"Hahaha... Aku hanya bercanda, kok." Balas Tetsu dengan tawa yang tertahan.

Tanpa di nanti-nanti lagi, Hama langsung meneguk potion tersebut. Dan keajaiban pun terjadi.

"Luar biasa! Ini gila! Lukaku kembali pulih dalam seketika!" Hama melirik ke arah Tetsu.

"Ah... Begitu, ya. Sekarang aku mengerti, kenapa mereka sangat terobsesi dengan potion ini." Sambung Tetsu, seraya memandangi potion langka tersebut.

Melihat hal itu Rhaka sama sekali tidak terkejut, karena dia tahu bahwa efek Full Life Potion memanglah seperti itu.

"Aku Rhaka, kalian siapa?" Ujar Rhaka seraya menjulurkan tangannya. Dan merekapun saling memperkenalkan diri.

"Oh gila! Mereka terasa nyata sekali. Aku bahkan bisa mencium bau keringat dari tubuh mereka. Ah sial, ini benar-benar seperti nyata. Sebaiknya aku tidak boleh gegabah." Rhaka terdiam sejenak.

"Scarra, terimakasih untuk potionnya. Ngomong-ngomong, kamu mau pergi kemana? Kalau kami, kami akan pergi ke Kota Acela." Tanya Tetsu.

"Oi, Tetsu! Aku mendapatkan tongkat si ketua busuk ini!" Teriak Hama yang saat itu sedang menjarahi barang-barang milik para bandit. "Sial, bahkan seorang bandit pun tongkatnya lebih bagus dariku!" Sambungnya.

"Hahaha... Benarkah? Berikan padaku! Aku ingin melihatnya!" Tetsu berlari menghampiri Hama.

"Tetsu, tunggu! Namaku Rhaka, bukan Scarra!" Tegas Rhaka.

"Tapi di statusmu...?"

"S-Status? Jangan-jangan...?"

Mendengar hal itu, Rhaka pun langsung memeriksanya.

"Sialan, pak tua itu telah mengubah namaku!" Rhaka menggerutu kesal ketika mendapati nama kebanggaannya kini telah berganti.

Saat itulah dimana langkah awal Sang Legenda Crown Island Online memulai kisahnya. Di Dunia yang baru dan dengan nama barunya.

Bersambung...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Raja Pulau MahkotaĀ Ā Ā NEW PROJECT

    Sebelumnya saya mau minta maaf untuk para readers sekalian yang sudah mendukung saya selama ini dalam menulis novel ini. Dalam kesempatan ini saya mau menyampaikan beberapa poin : Poin 1 Saya mau informasikan bahwa novel ini sedang hiatus panjang. Saya tidak tahu apakah saya akan menulis novel ini lagi atau tidak. Poin 2. Saya sedang menulis novel baru. yang kemungkinan akan dipublish di Karyakarsa. Namun, tidak menutup kemungkinan akan dipublish di Goodnovel juga-masih dalam rundingan. Karena novel ini ditulis bukan oleh penulis tunggal, melainkan kerjasama antara dua penulis. Poin 3. Kami meminta saran dan tanggapan bagi para reader yang masih setia terhadap karya dari Author Bigman. Tolong beri komentar dan tanggapannya. #PostKaryakarsa/#PostGoodnovel Poin 4. Poster dari Sang Raja Pulau Mahkota telah kami ganti menjadi Poster dark novel baru kami yang sedang kami tulis-Bukan untuk merubah permanen, melainkan hanya untuk sementara, sebatas promosi. Novel baru

  • Sang Raja Pulau MahkotaĀ Ā Ā Episode - 53

    Di sisi lain, dengan meningkatkan kempuan instingnya, Scarra dapat mendeteksi sebuah aktifitas energi yang tidak biasa. Sekumpulan energi yang meluap-luap, bertubrukkan dan meledak-ledak. Energi tidak konsisten yang hanya akan muncul pada sebuah pertarungan.Maggie berserta kelompoknya mungkin ada di sana, setidaknya itulah asumsi kuat yang terlintas di pikiran Scarra saat ini. Tanpa banyak bicara dan pertanyaan, Yuki, Mumu dan Gion berlari secepat mungkin mengikuti Scarra. Mereka pergi ke tempat yang diasumsikan itu. Tidak bisa dikatakan bahwa mereka berlari seperti orang pada umumnya, ini terasa seperti berlari maraton di kejuaraan olimpiade. Dengan raut wajah yang dipenuhi keringat dan sedikit pucat, Gion mencoba mengimbangi kecepatan lari dari yang lainnya. Ia membuat sendi-sendi kakinya bekerja lebih keras dengan adanya perbekalan yang menumpuk di pundaknya. "Aiissh... tidakkah mereka memikirkanku, setidaknya semua perbekalan ini?" Kesal Gion. 15 menit berlalu. Selama it

  • Sang Raja Pulau MahkotaĀ Ā Ā Episode - 52

    Dalam pertarungan ini, Charles harus mengakui bahwa Maggie memiliki beberapa insting bertarung yang baik, pola serangan yang dibangunnya telah membuat jarak di antara mereka tetap terjaga. Dengan kata lain, cukup sulit untuk bisa menyerang dan mendekatinya. Tapi, Charles adalah orang yang lebih baik dalam hal teknik dan juga insting. Tidak melakukan apa-apa selain bertahan dan menghindar telah memberinya sedikit ruang untuk berfikir, dia merasakan ada sesuatu yang salah. Dalam beberapa kesempatan, Charles mencoba membiarkan beberapa bagian tubuhnya terkena serangan. Dia mencoba merasakan kekuatan dari serangan itu dan menganalisanya lebih dalam untuk sementara waktu. Hasilnya, Charles menyadari bahwa meskipun kemampuan Maggie dalam menyerang cukup tinggi, dia seperti tidak menggunakan kemampuannya secara maksimal. Itu mungkin dia masih menyimpan kekuatannya untuk moment tertentu atau mungkin dia memang selemah itu. "Lebih baik aku mengujinya." Charles menyerang balik dengan kapak

  • Sang Raja Pulau MahkotaĀ Ā Ā Episode - 51

    Zissa mengambil posisi, dia menghunuskan senjatanya dan mengayunkannya ke atas secara perlahan. Posisinya sudah siap untuk melakukan tebasan terakhir. Di tempat lain, Aldea telah sepenuhnya dikuasai oleh rasa takutnya. Tubuhnya gemetar, giginya berderit dan matanya begitu rapat tertutup. Dia ingin lari. Dia benar-benar ingin meninggalkan tempat itu. Akan tetapi, rasa ketakutan yang amat tinggi telah menghalangi aliran gelombang saraf dari otaknya, sehingga membuat kedua kakinya terasa berat untuk digerakan. Seperti kaku, sepenuhnya kaku. Di tengah rasa ketakutan yang amat itu, sebuah suara muncul. Itu sangat dekat. Suara itu benar-benar dekat. Itu tepat di hadapannya. Mendengarnya membuat sekujur tubuhnya seketika merinding. "Jangan khawatir... Aku tidak akan membunuhmu. Setidaknya, tidak untuk sekarang." Charles mengepalkan tangannya, mengayunkannya dengan pasti untuk menghilangkan kesadaran Aldea. Namun sebelum itu terjadi... "Sekarang!!!" Slebb... Slebb... Slebb... T

  • Sang Raja Pulau MahkotaĀ Ā Ā Episode - 50

    Kulit kepalanya mungkin terbelah dari pukulan kuat saat darah mulai menetes ke wajahnya. Meskipun Splash telah menahan rasa sakit dengan salah satu kemampuannya, hanya dengan menggerakan wajahnya saja sudah cukup untuk membuat rasa sakit mengalir deras ke seluruh tubuhnya, membuatnya pusing. Sambil mempertahankan posisinya, seperti siap untuk menangkis serangan yang datang dengan senjata yang dihunuskan sebagai perisainya, Splash mencoba untuk bangkit. Splash mengenakan armor yang dikenal orang dengan nama Silver Tail Wind -Rare Grade Item. Meskipun begitu, dia masih menerima cukup banyak damage dan membuat kakinya kesulitan untuk berdiri. Sudah lama sejak dia terluka sedemikian rupa. Sementara dia bangkit, salah satu tangannya yang gemetar -bukan karena rasa takut melainkan rasa sakit yang luar biasa- mencoba meraba kantong di pinggangnya, dia menggambil satu botol potion penyembuh dan lalu meminumnya. Meski masih jauh dari kata menyembuhkan sepenuhnya, tapi itu cukup baik sebaga

  • Sang Raja Pulau MahkotaĀ Ā Ā Episode - 49

    "Tidak ada pilihan lain." Lorion menurunkan Aldea dan kemudian menghunuskan dua kapaknya seraya berkata, "Putri, kami akan menahannya. Larilah jika ada kesempatan!" "Tentu kau mengenalku, Lorion... Aku tidak akan pernah meninggalkan teman-temanku... Jika itu harus mati, kita akan mati bersama!" Balas Aldea seraya bersiap. Meski sedikit kecewa dengan tingkah Aldea yang keras kepala, tapi setidaknya jawaban dari Aldea telah membangkitkan semangat dan juga harapan mereka. Dengan hadirnya Aldea, keselamatan dan harapan hidup mungkin akan sedikit lebih meningkat. Tetapi semua itu terasa sia-sia jika mengetahui kesenjangan yang luar biasa dalam tingkat kekuatan mereka. Meski mereka tahu bahwa kematian adalah akhir dari takdir mereka, tapi itu tidak lantas membuat mereka menyerah. Setidaknya mereka telah berjuang bersama-sama dengan harapan yang tumbuh di hati mereka. Senyuman mulai terekspresikan di wajah mereka, seperti hendak melakukan sesuatu yang tidak akan pernah mereka sesali. "

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status