Share

Episode - 4

Scarra memasuki loby Guild Hall Gagak Hitam, ia berjalan dengan ditemani oleh Tetsu dan Hama di belakangnya.

 

Saat itu di dalam begitu ramai, bahkan tidak hanya hunter, tetapi juga banyak sekali petualang yang berlalu lalang di dalamnya.

 

Nampaknya terdapat sebuah Bar di sana, dan juga Quest Hall. Yang mana, kedua tempat inilah yang paling sering dikunjungi oleh para petualang di kota ini.

 

Setibanya di dalam, mereka pun langsung diarahkan menuju Aula Pendaftaran. "Silahkan, kalian mendaftar disini!" Tegas penjaga yang mengawalnya.

 

Seorang wanita berparas cantik lantas menyambutnya, ia adalah petugas lisensi itu.

 

Dengan senyuman manisnya, wanita itu kemudian menjelaskan sedikit tentang lisensi dan kegunaannya. Ia juga menjelaskan tentang syarat dan ketentuannya.

 

Setelah dirasa paham, ia mengeluarkan sebuah Formulir Pendaftaran, yang kemudian diserahkan kepada Scarra.

 

"Silahkan, isi data Anda di sini." Menunjuk ke salah satu kolom formulir. "Dan lingkari jenis lisensi yang anda inginkan." Sambungnya.

 

Tetsu mengintip sedikit, ia melihat Scarra melingkari Hunter sebagai pilihannya, dan itu membuatnya terkejut. "Hunter?! Scar, apa kau tidak salah?" 

 

Hunter adalah sebuah julukan atau gelar bagi mereka yang telah terikat dengan Assosiasi Guild.

 

Hunter sendiri memiliki beberapa tingkatan, dimulai dari tingkat yang terendah yaitu Rank C, sampai yang tertinggi yaitu Rank S."

 

"Ya. Lagian biayanya gratis, kan?" Jawab Scarra seraya mengisi formulir tersebut.

 

"Iya sih, tapi bukan itu masalahnya." Tetsu dan Hama saling melirik. "Kamu akan melawan salah satu dari mereka, dan itu tidak mudah!" Sambung Tetsu, memperingati.

 

"Aku tau, wanita itu sudah menjelaskannya tadi. Tapi, kalau kita tidak mencobanya, kita tidak akan tau, kan?"

 

Tetsu menarik nafas dalam-dalam, "Hmm... Baiklah, itu keputusanmu. Aku hanya bisa mendukungmu."

 

Scarra pun tersenyum. "Baiklah, sudah selesai, ini dia...." Menyerahkan Formulir Pendaftaran.

 

"Tuan Scarra, Anda cukup beruntung, anda tidak perlu menunggu lama. Ujian hunter kali ini akan diselenggarakan besok siang, tepat di Arena di dekat Alun-alun kota. Saya harap, Anda bisa menunjukan kemampuan maksimal Anda. Ini ambillah...."

 

Wanita itu memberikan Scarra sebuah lisensi sementara. Lisensi yang hanya akan berlaku hingga hari dimana pertandingan dimulai.

 

"Dan terimakasih sudah mendaftarkan diri untuk bergabung dengan guild kami, semoga hari Anda menyenangkan." Sambung petugas wanita itu menutup dengan senyuman termanisnya.

 

"Eh! Dia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk bertanya." Gumam Scarra di dalam hati.

 

"Scar, aku tahu kemampuanmu. Tapi, ujian hunter tidaklah semudah yang kau pikirkan." Ujar Hama.

 

"Hahaha... Tenanglah." Scarra menepuk bahu Hama sambil tertawa kecil, "Aku pasti akan mendapatkan lisensi itu. Percayalah!" Scarra mencoba meyakinan Tetsu dan Hama.

 

Saat itu, Scarra memilih menjadi seorang hunter bukan hanya sekedar memilih tanpa alasan.

 

Dengan ujian hunter ini, ia akan dapat mengukur kekuatannya dengan orang-orang yang ada di Dunia baru.

 

Mengetahui sejauh mana kekuatannya, akan menjadi informasi penting untuknya saat ini.

 

Ketika Scarra, Tetsu, dan Hama hendak berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba sekelompok orang dengan jirah serba hitamnya datang dan memasuki aula dengan begitu tergesa-gesa.

 

Mereka terlihat sangat kuat, hal itu dapat dilihat dari armor atau jirah yang mereka kenakan.

 

Semua orang yang ada di dalam ruangan itu seketika berdiri tegap. Mereka menundukkan kepalanya seraya mengepalkan kedua tangannya.

 

"Master!" Mereka melakukkan penghormatan.

 

"Tetsu... Siapa orang itu? Kenapa semua orang menundukkan kepalanya?" Bisik Scarra kepada Tetsu.

 

"Itu dia Ryou Kousei, Wakil Master Guild Gagak Hitam. Dan yang dibelakangnya adalah para anggota terkuatnya."

 

"Scar, tundukan kepalamu!" Bisik Hama mencoba memperingati.

 

Di dalam ruangan itu, semua orang menundukkan kepalanya, dan hanya Scarra yang tidak melakukannya. Ia merasa kagum dan tidak bisa berhenti menatap Kousei, sampai-sampai ia lupa untuk menundukkan kepalannya.

 

Namun tidak di mata Kousei, tatapan Scarra saat itu seolah seperti menantangnya. Akan tetapi Kousei menghiraukan hal itu, ia berjalan pergi dan melewatinya begitu saja.

 

Momen menegangkan itu pun akhirinya berakhir.

 

***

 

[Di halaman Guild]

 

"Tetsu, bukankah kita harus...."

 

"Astaga, aku lupa...," Tetsu memotong ucapan Hama.

 

"Kenapa, apa ada yang tertinggal?" Tanya Scarra.

 

"Aku lupa, aku sudah ada janji. Dia pasti sudah menungguku. Dia menunggu batu ini." Tetsu Menunjukkan batu Cray Stone miliknya.

 

"Pergilah...." Ujar Scarra.

 

"Tapi, kau masih belum mengenal kota ini. Aku khawatir kau akan tersesat."

 

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Percayalah!" Scarra mencoba meyakinkan.

 

"Baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu." Tetsu menepuk salah satu bahu Scarra. "Hama!" Sambungnya seraya melirik ke arah Hama.

 

"Em!" Hama mengangguk. "Scar, kami pamit!"

 

"Baiklah, jaga diri kalian."

 

Mereka pun akhirnya berpisah. Dan setelah berjalan cukup jauh, Tetsu berbalik. "Besok kami akan datang untuk melihat pertandinganmu! Jadi, kamu harus menang, ya!" Teriaknya dari kejauhan.

 

"Tentu saja!" Scarra tersenyum seraya memandangi mereka berdua. Sekilas ia menjadi teringat kepada teman-temannya.

 

Scarra kini memulai perjalanannya seorang diri. Ia berencana pergi menuju pasar yang sebelumnya ia lewati, namun di tengah perjalanannya, ia melihat suatu banguan yang terlihat tidak asing baginya, dan kemudian ia pun memutuskan untuk menepi.

 

Storage Hall Service. Kantor layanan atau jasa penyimpanan telah menarik perhatiannya.

 

"Selamat datang tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" Sambut Petugas Storage.

 

"Bisa tolong bukakan storage ini?" Scarra Menunjukan SKS (Sertifikat Kepemilikan Storage) kepada penjaga tersebut.

 

"Tentu saja, tuan." Petugas itu pun kemudian memeriksa sertifikat tersebut.

 

Dan alangkah terkejutnya petugas itu, ketika mengetahui bahwa sertifikat tersebut adalah bukti dari kepemilikan brangkas nomor #100.

 

Dengan wajah yang pucat, petugas itu berlari memanggil manajernya. Ia menunjukkan sertifikat itu kepadanya.

 

"Nomor seratus?!" Teriak sang manajer terkejut.

 

Sang manajer menghela nafas, ia mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Sebelum akhirnya ia pun menghampiri dan menyambut Scarra.

 

Melihat kehebohan yang luar biasa dari para penjaga, para petualang pun silih bersautan.

 

"Siapa orang itu?! Benarkah, dia pemilik brangkas nomor #100 itu?!" 

 

"Dia pasti dari keluarga bangsawan!"

 

"Aku tau para bangsawan di kota ini, tapi aku tidak pernah melihat dia."

 

"Tunggu, Setahuku, para bangsawan saja tidak boleh menggunakan brangkas itu. Bahkan para petugas pun tidak boleh memeriksanya."

 

"Maksudmu, dengan kata lain, brangkas itu hanya boleh dibuka oleh pemiliknya?!" Potong Petualang yang lain.

 

"Benar."

 

"Dia pasti bukan orang sembarangan. Dilihat dari penampilannya, dia pasti sedang mencoba menutupi statusnya. 

 

Saat itu, Scarra diperlakukan begitu istimewa, ia dijamu dan ditawari berbagai macam fasilitias, termasuk wanita penghibur.

 

Akan tetapi Scarra menolaknya. Ia hanya ingin diantarkan menuju berangkas miliknya saja.

 

"Baiklah tuan, mari ikut saya!" Ajak salah satu petugas senior.

 

Kemudian petugas itu pun mengantarkan Scarra menuju sebuah ruangan yang cukup tersembunyi.

 

Ruangan itu berada di lantai 3, lantai tertinggi di bangunan tersebut.

 

Sbelum sampai di ruangan itu, Scarra harus melewati lorong-lorong panjang yang cukup gelap dan juga lembab.

 

Beberapa pintu tersembunyi dengan kode rahasia pun harus ia lewati, sebelum akhirnya tiba di berangkas miliknya sendiri.

 

"Ayolah, yang benar saja...," Gumam Scarra, seolah tidak percaya telah menyewa ruangan yang merepotkan itu.

 

"Ini dia ruangan anda, tuan!" Ucap petugas seraya memberikan kunci ruangan tersebut.

 

"Baiklah, mari kita lihat... Apa yang ada di dalam sini!" 

 

BRAGG

 

Suara pintu dibuka dengan keras.

 

Ruangan yang begitu gelap dan juga lembab, yang setelah sekian lama tertutup, kini akhirnya dibuka. "Hmm...."

 

Saat itu, meski keadaan di luar ruangan terlihat cukup gelap dan juga menyeramkan, namun apa yang terlihat di dalamnya justru sangat berbeda.

 

Ruangan itu sangat luas dan juga terang. Di dalamnya terdapat sebuah meja besar dengan tujuh kursi yang mengelilinginya.

 

Hiasan dinding serta pernak-pernik yang indah di dalamnya, telah memberikan kesan mewah pada ruangan tersebut.

 

Armor, senjata, aksesoris dan juga beberapa perlengkapan lain, tersimpan dan tertata rapih di ruangan tersebut.

 

Beberapa peti besar terlihat di sana. Peti itu masih tertutup rapat dan kepingan emas dengan jumlah besar tersimpan di dalamnya.

 

Scarra kemudian berkeliling dan memeriksa ruangan tersebut. Ia bahkan telah lupa dengan apa yang ada di dalamnya.

 

Scarra membuka salah satu peti besar yang ada di sana. Lalu mengambil beberapa kantong emas yang ada di dalamnya.

 

Setelah itu, Scarra juga mengambil salah satu pedang yang ada di sana. Ia menggunakannya dan lalu menyimpan pedang katana hitam miliknya di dalam inventori.

 

Scarra berfikir, "bahwa mungkin akan lebih baik jika dirinya memakai perlengkapan yang tidak mencolok."

 

Pedang hitam, termasuk kedalam #10 deretan Pedang Kuno Legendaris yang cukup langka. 

 

Pedang itu bernama Masamune Devil Sword, atau lebih dikenal dengan nama Pedang Auman Iblis.

 

Bersama dengan perlengkapan barunya, Scarra pun kemudian pergi dan melanjutkan perjalanannya. 

 

***

 

TAP... TAP... TAP... TAP... 

 

BRUUKK

 

Seorang wanita berlari dan lalu menabrak Scarra. Wanita itu terjatuh tepat di hadapannya.

 

"Tuan, tolong selamatkan aku!" Pinta wanita itu dengan nada yang lirih dan mata yang berkaca-kaca.

 

"Eh!" Scarra memandanginya dan kemudian memeriksa statusnya. Wanita itu adalah seorang pekerja. Sebutan untuk seorang budak di Dunia baru.

 

Di dalam Game Crown Island Online, para player dapat membeli dan memiliki lebih dari satu budak.

 

Para budak ini biasanya akan dipergunakan untuk membantu para player dalam mengumpulkan suatu barang atau material tertentu.

 

Atau bahkan, hanya untuk sekedar membawakan barang-barang mereka yang berlebih.

 

Scarra mengulurkan tangannya, ia mencoba untuk membantunya berdiri.

 

Namun tiba-tiba saja, seorang pria tak dikenal datang dan berteriak dari kejauhan.

 

"Tolong jangan ikut campur!" Pria itu berjalan mendekat. "Serahkan budak itu padaku!" Pintanya.

 

Budak itu menatap Scarra, dan ia menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang penuh ketakutan.

 

"Ada apa ini? Sejak kapan seorang budak bisa tidak patuh kepada tuannya?" Scarra terkejut, Apa yang dilihatnya tidak seharusnya terjadi.

 

"Bagaimana ini, apa yang harus kulakukan?" Scarra hanya terdiam dan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Membantunya tentu akan menyalahi aturan.

 

Hingga akhirnya pria itu pun mendekat, "Dasar budak sialan, kau selalu saja merepotkanku!" Bentaknya, seraya menarik rambut wanita itu dan menyeretnya pergi. 

 

"Aku mohon, lepaskan! Lepaskan aku!" Pinta budak wanita itu, dengan air mata yang bercucuran.

 

"Ini, sudah bukan lagi game yang aku tau!"

 

Scarra yang tidak tega melihatnya, langsung berteriak dan memanggil pria tersebut.

 

"Oi, mau kau apakan budak itu?!"

 

"Bukan urusanmu!" 

 

"Aku akan membelinya!"

 

"Eh! Apa kau bilang?" Pria itu Menoleh.

 

"Budak itu... Aku akan membelinya!"

 

"Budak ini tidak dijual, dia adalah budak kesayangan Bossku! Tapi memangnya... Kau mau menawar berapa?" Tanya pria itu cengengesan.

 

Tanpa basa-basi, Scarra langsung melemparkan satu kantong penuh emas kepada pria tersebut. "Apa itu cukup!"

 

"Hmm... Ini cukup berat. Tapi biar kuperiksa dulu." Pria itu mulai membukanya.

 

"Edan!" Pria itu terperanjat, dan ia terkejut bukan main.

 

"Emas! Ini semua benar-benar emas! Siapa dia sebenarnya?" Pria itu menatap ke arah Scarra.

 

"Apa dia seorang bangsawan? Kalau pun iya, dia pasti bukan berasal dari kota ini. Baguslah, aku harus menerima tawaran ini, sebelum nanti dia berubah pikiran." Gumam pria itu di dalam hatinya.

 

"Oi! Kenapa diam saja?!" Tanya Scarra.

 

"Ah, maaf-maaf. Baiklah, Ini... Ambillah!" Pria tak dikenal itu melemparkan sebuah cincin kepada Scarra.

 

Cincin itu adalah sebuah cicin ikatan, yang menjadi sebuah tanda dari kepemilikan budak wanita tersebut.

 

"Hahahaha... Aku kaya! Aku kaya! Dengan ini, impianku menjadi Bos besar akan terwujud!" Teriak pria itu kegirangan.

 

Melihat hal itu, wajah Scarra pun seketika pucat. "Ahh, Sial... Sepertinya, aku memberinya terlalu banyak."

 

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status