Share

Stupid Love With Crazy Bad Boy
Stupid Love With Crazy Bad Boy
Penulis: Fatimah Rohim

Prolog

Lahir dan besar dari oang tua yang bekerja di lembaga kedinasan, mengharskan Fadhilla terbiasa degan tinggal berpindah-pindah kota. Sedari kecil, entah sudah berapa kali ia harus mengikuti orang tuanya yang sering dimutasi kerja.

Seperti saat ini, dengan berat hati di semester terakhir kelas 12, yang beberapa bulan lagi ia akan menghadapi ujian nasional. Dhilla malah harus meninggalkan sekolahnya di kota Solo dan pindah ke kota Surabaya dimana orang tuanya dimutasi kerja kali ini. Memang, ini bukan kali pertama orang tuanya ditugaskan di kota Surabaya.

 Dulu saat ia kecil, orang tuanya pernah ditugaskan di sana sebelum dipindahkan ke Semarang. Dhilla masih ingat, dulu masa taman kanak-kanaknya ia habiskan di Surabaya. Dan sekarang, ia berharap di sekolah barunya bisa bertemu teman TK-nya dulu. Sehingga, tidak sulit untuk menyesuaikan diri.

Dan minggu sore, setelah menempuh perjalanan selama 4  Jam dari Solo ke Surabaya menaiki mobil sang papa. Dhilla dan keluarganya tiba di rumah dinas yang sudah disediakan. Dengan dibantu kedua adiknya, Dhilla pun memindahkan barang-baang  ke dalam rumah.

Untuk sejenak, sebelum memasuki rumah yang akan ditinggalinya, Dhilla menelisik sekeliling rumah bercat putih itu. Berbeda dengan rumah dinas sebelumnya yang ditinggali di Kota Solo yang masih kental dengan arsitektur jawanya, sekarang rumah dinas yang akan di tinggali di Kota Surabaya lebih  moderen, “Ada apa, mbak?” Tanya Akbar adik laki-laki Dhilla, yang sontak membuyarkan lamunan.

Dhilla menggeleng, lalu terseyum, “Semoga ini menjadi rumah terakhir yang akan kita tinggali.” Kata Abida kembaran Akbar yang sudah bediri di samping Dhilla. Akbar dan Abida saat ini berusia 10 tahun dan duduk dibangku kelas 5 sekolah dasar.

Baik Dhilla maupun Akbar kompak mengangguk, “Masuk yuk, kita bantu Papa sama Mama menata rumah.” Ajak Dhillla kepada kedua adiknya.

Mereka pun masuk ke dalam rumah dengan membawa koper masing-masing. Mereka mulai membereskan, menata, dan merapikan rumah yang akan mereka tinggali.

Hingga malam hari setelah semua barang-barang tertata dengan rapi, Dhilla masih disibukan dengan berkas-berkas kepindahannya, “Surat pindah, rapor, akta kelahiran..” Dhilla mengecek satu persatu berkas-berkas yang akan dibawanya esok hari.

Bersambung…..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status