Share

Tiga puluh sembilan

Ibu kembali memasukkan foto itu ke dalam tas. "Foto ini sangat berharga dan tidak akan ku berikan pada siapa pun. Kamu ini mau apa, sih, Sin? Masih kurang apalagi? Saat ini kamu masih bisa nyuci pakai mesin cuci karena tidak dibawa. Kamu bisa pakai sepuasnya asal jangan dibawa pulang."

"Enggak, kok, Bu. Aku cuma mau minta kenang-kenangan gamis yang berwarna cokelat itu. Kayaknya itu pas banget di badanku. Sudah lama aku mengincarnya, tetapi baru kali ini aku berani bilang. Yah, mau bagaimana lagi? Aku takut nggak bisa tidur kalau sampai nggak kesampaian pakai gamis brukat itu, Bu." Mbak Sindi berkata sambil memainkan jari tangannya.

"Gamis? Ya Allah, Sindi, kamu ini ada-ada saja. Masa iya pingin pakai gamis milik mertuanya? Nggak lucu, ah. Sudah pasti gamis milik ibu, ya, modelnya beda dengan yang biasa kamu pakai. Lagi pula mau pergi ke mana sampai harus minta gamis ke Ibu segala?" kata Mas Karim yang merupakan kakak iparnya Mbak Sindi. Ia berkata sambil menahan tawa.

Mbak Sindi ce
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status