Share

Bab 13 Gadis di Panti asuhan

Sarah segera menghampiri mbok Inah yang mematung setelah mendapat ancaman dari Amarta.

"Ayo mbok, aku antar ke kamar." Sarah mengambil alih tas yang dibawa mbok Inah.

Sebelum pergi mbok Inah memberanikan diri menatap mata Amarta. Ia dapat merasakan bahwa Amarta tidak main-main dengan perkataannya. Obsidian berwarna coklat milik Amarta seperti menelan semua keberanian mbok Inah, juga orang-orang yang pernah bertemu dengannya.

Didalam kamar Mbok Inah langsung terduduk lemas di atas tempat tidur. Entah mengapa setelah berhadapan dengan Amarta, ia seperti kehabisan tenaga.

"Mbok, aku mohon ya...jangan ceritakan kejadian sebelumnya pada siapapun. Mbok tahukan bahwa aku juga sangat menyayangi simbok. Ini demi kebaikan semua orang." Sarah meraih tangan mbok Inah dan menggenggamnya hangat.

"Baik non Sarah." Mbok Inah mengangguk pelan.

"Dan jangan membuat masalah apapun lagi didekat Amarta. Wanita itu berbahaya." Sarah berbisik pada Mbok Inah.

Mbok Inah sekali lagi mengangguk. Walau dia mengat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status