Share

Pemakaman Bapak

#Pemakaman Bapak

Kami tiba di kampung menjelang Subuh belum banyak para pelayat yang datang. Masih tetangga terdekat saja, yang mungkin segera di kasih tau oleh Bulek Ratmi.

Nenek langsung histeris menyambut kedatangan kami. Dirangkulnya tubuh Bapak kuat-kuat, saat petugas ambulance sudah membaringkan tubuh Bapak di atas tilam yang sudah disiapkan.

"Oalah Chan, nopo ra Ibu sing ndesekan." Nenek bilang, kenapa nggak Nenek yang lebih dulu dipanggil.

"Bu, ndak boleh gitu. Kasihan Mas Chandra." Bulek Ratmi berusaha menenangkan Nenek. Bulek Ratmi pun merasakan duka yang mendalam.

Aku tak bisa berkata apa-apa, selain menangis dan bersandar di dinding. Tubuhku terasa sangat lemas, tuangku terasa lolos semua dari raga ini. Kepergian Bapak begitu mendadak, tak ada dalam sangkaan kalau Mas Bima ternyata menyimpan senjata api.

"Chandra, tangi toh Le. Kamu kok tega ninggalin Ibu," ratap Nenek sambil membelai wajah Bapak, sangat memilukan. Wajah tuanya yang banyak dihiasi keriput kini bersimbah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status