Share

038

Sinar mentari mengintip dari sela tirai kamar Batari, menerpa wajahnya. Perempuan itu menggeliat tidak nyaman.

Sontak saja ia membuka mata lalu menoleh ke arah jam dinding. Batari terlambat bangun dari biasanya. Gegas Batari turun merapikan kasurnya, kemudian berjalan cepat ke kamar kecil untuk membasuh tubuhnya.

Malam kemarin ia sulit tidur, perutnya terasa mual. Bolak balik ia harus ke wastafel. Saat mualnya berhenti, janin dalam kandungannya mengajak makan apa saja. Lepas tengah malam barulah ia bisa tertidur lelap.

Kali ini ia tidak hanya makan roti tawar dengan telur dan sayur saja, itupun tidak bisa berbagi dengan Jaka karena malam kemarin setengah bungkus sudah ia habiskan.

Dengan terburu-buru Batari berjalan cepat menuju halte. Meskipun terbang sekalipun, Batari sebenarnya tetap saja terlambat masuk.

Perempuan itu mulai menimbang alasan apa yang akan ia berikan nanti pada Domarita, Xabier tidak ada sebagai tameng baginya.

Angkutan umum datang, Batari menaikinya. Perjalanannya p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status