Share

Peraturan Gana

"Siapa? Kenapa ada di pintu?"

Victoria mendekati pintu untuk memastikan sendiri, apakah ada orang di luar sana, dengan cepat membuka pintu itu.

"Mau ke mana kamu? Masuk ke dalam kamar!"

Seseorang yang telah masuk itu Gana, dia terlihat sangat marah saat Victoria terpergok ingin keluar.

"Aku tadi melihat orang di luar sana, apa tadi itu kamu?"

"Ngaco kamu! Aku baru saja mendekati pintu kamar ini! Sudahlah, jangan banyak alasan. Aku mau segera istirahat, kamu juga sebaiknya tidur untuk beristirahat, atau kamu mau malam pertama sama aku?"

Victoria mengangkat satu alisnya tanda terkejut dengan perkataan Gana. Dia tidak mungkin mau malam pertama dengan orang seperti Gana.

"Sembarangan! Aku mau mandi saja! Jangan berani macam-macam sama aku! Sesuai perjanjian tidak ada yang boleh saling menyentuh!" Tegas Victoria mengingatkan isi perjanjian yang mereka sudah sepakati.

"Baiklah kalau itu mau kamu," balas Gana.

Dia memalingkan wajahnya ke arah lain untuk bisa tidur malam ini, namun Victoria masih belum bisa tidur setelah selesai mandi.

"Ini sudah waktunya, pasti dunia luar lebih menyenangkan daripada di rumah ini," ucapnya.

Dia mengambil sepatu hitam dengan gaya boots berlatar belakang kulit asli pada lemari sepatu yang ada di samping pintu kamar.

Victoria terus berjalan untuk memastikan dia sampai di depan jendela dan bisa membuka jendela itu dengan aman. Namun saat dia sudah membuka jendela tersebut, langkahnya terhenti karena sesuatu.

"Tutup, jendela itu!"

Deg!

Victoria diam, di belakang ternyata ada orang yang sudah berdiri dengan menepuk bahunya.

"Jangan melarang aku keluar! Aku bosan dan ingin pergi dari kamar terkutuk ini!"

Victoria tetap memaksa ingin keluar dari jendela, walaupun tangan Gana memeganginya.

"Tutup jendela itu! Atau aku telpon Mamah kamu! Kita baru sampai di negara ini, apa kamu tidak memikirkan, jika kamu akan tersesat di luar sana, dan satu lagi, ini sudah malam, aku takut kamu ada apa-apa di jalan. Aku melarang keras kamu untuk keluar malam!" Tegas Gana menaikkan tangan Victoria di depan wajahnya.

"Lepaskan aku! Sakit! Kenapa kamu terus memaksa aku untuk melakukan yang kamu mau, aku membutuhkan kebebasan! Apa kamu tidak menyadari, ini negara impian aku Australia, dan aku ingin bebas di sini," balas Victoria.

"Kamu bisa pergi besok pagi, jangan malam hari, aku khawatir sama kamu, nanti kamu diculik atau dirampok."

"Lepaskan aku! Aku mau pergi dari kamar ini malam ini! Karena aku juga mau bertemu dengan idola aku itu, jadi kamu jangan melarang aku seperti ini, penculik atau perampok juga takut sama aku."

"Astaga, kamu keras kepala sekali. Sudah aku bilang, jangan keluar malam ini. Ini peraturan untuk kamu! Jangan pernah keluar malam tanpa izin dari aku!"

Victoria mendekati Gana lebih dekat, saat itu juga dirinya ingin memberikan sesuatu untuk Gana.

Plak!!

"Tamparan itu untuk kamu yang sudah berani pegang tangan aku!"

Mata Gana melebar, dia tidak menyangka kalau tangan mungil istrinya bisa memukulnya dengan satu tamparan.

"Kamu bisa menampar aku sebanyak yang kamu mau, tapi aku tidak menyukai kalau peraturan aku dilanggar, jadi kamu harus tetap ada di dalam rumah ini. Tutup jendela itu!"

Gana mengeraskan suaranya, membuat Victoria sedikit takut karena baru pertama kali melihat Gana bersuara keras. Itu artinya dia tidak bisa melanggar peraturan Gana.

"Sialan! Kenapa aku harus menurutinya? Mimpi apa aku ini, kenapa harus menikah dengan orang seperti dia? Di dalam otaknya hanya pekerjaan! Buktinya dia membiarkan Kak Marcella meninggal dunia," batinnya.

Victoria terpaksa menutup jendela itu, dia mulai ke arah tempat tidurnya kembali, memutuskan untuk bisa melakukan yang Gana inginkan.

Gana sendiri masih memegang bekas tamparan yang diberikan Victoria pada wajahnya yang mulai memar.

"Wanita ini, kenapa sangat bar-bar? Apa dia tidak melihat kalau aku serius sama dia? Tapi ini juga bukan kemauan aku untuk menikah dengannya," batin Gana.

Gana terus melirik ke arah Victoria yang telah memakai sepatu, itu membuatnya harus melepaskan sepatu itu dari kaki istrinya.

"Lepaskan sepatu itu! Kamu sudah membuat kotor lantai ini! Pasti sepatu kamu tidak pernah dicuci!"

Gana mendekat dan menundukkan dirinya untuk tiba-tiba mengambil sepatu itu, dia memaksa kaki Victoria melepaskannya.

"Eh! Kenapa dilepas? Apa yang salah dari sepatu ini? Jangan lepas atau aku lempar ke wajah kamu!"

Victoria sangat marah kepada Gana yang sudah membuatnya melepaskan satu sepatunya. Namun Gana tetap memaksa Victoria untuk melepaskan sepatu itu.

"Sudah, kamu bisa naik lagi ke tempat tidur, besok kamu harus kuliah, aku sudah mendaftarkan kamu ke universitas paling bagus di sini," kata Gana.

Dia meletakkan sepatu Victoria rapih di tempatnya. Tatapannya tidak berhenti untuk melihat Victoria di atas tempat tidur.

"Kenapa?"

"Tidak! Hanya memandang wajah Istriku yang super chaldish. Satu yang harus kamu harus tepati, perjanjian kita berdua sebelum pernikahan, satu hal lagi, kamu juga harus taat dengan peraturan aku di rumah ini."

Rasanya Victoria ingin melempar Gana dengan sepatunya, kalau saja masih menempel di kaki, namun dia sendiri yang menyetujui perjanjian sebelum pernikahannya berlangsung.

Gana menarik selimut, dia harus tidur karena besok akan ada meeting dengan orang penting.

"Huh! Bisa darah tinggi aku di sini! Sabar Victor, kamu harus bisa tahan dengan perlakuannya malam ini, ingat tujuan awal kamu menikah, kamu sudah ada di Australia, negara impian kamu," batinnya.

Victoria menutup mata, memejamkan mata saat semua pikiran tentang semua impiannya telah sedikit memudar dari otaknya.

Dengan cepat waktu berlalu, ternyata Gana sudah bangun lebih awal satu jam sebelum fajar datang.

"Astaga. Istri macam apa dia? Kenapa dia belum bangun? Apa dia tidak mau kuliah? Aku harus bangunkan sebelum aku berangkat kerja, nanti bisa-bisa menyusahkan aku."

Gana menggoyangkan kaki Victoria perlahan, akan tetapi Victoria tidak bereaksi sama sekali.

"Woy! Bangun! Jangan malas di sini. Kamu harus bangun pagi karena harus memandikan Marcho untuk sekolah! Apalagi kalau kamu mau kuliah, pendaftaran hanya sampai setengah hari," kata Gana terus membangunkannya.

"Ehmmm! Lima menit lagi bangunnya!"

Victoria tetap meminta waktu untuk lebih lama lagi membuka mata, ini karena dia terlalu larut memejamkan mata.

"Kalau begitu, kamu tidak perlu kuliah, aku bisa menjadikan kamu ibu rumah tangga seutuhnya," ucap Gana.

Mata Victoria melebar begitu saja. Dia tentu tidak terima jika harus menjadi ibu rumah tangga yang utuh dan menghentikan mimpi besarnya.

"Tidak! Aku bangun dan akan mengikuti kamu pergi kuliah hari ini! Rasanya sayang jika aku menjadi Ibu rumah tangga seutuhnya sedangkan aku mengorbankan diri aku untuk menikah dengan laki-laki yang lebih tua sepuluh tahun seperti kamu," ucap Victoria beranjak dari tempat tidur.

Gana tersenyum, dia merapihkan tempat tidur Victoria yang berantakan, namun dengan sabar merapihkan dengan tangannya, dia juga sudah rapih menggunakan setelan kemeja dengan jas hitamnya.

Gana belum sarapan, dia juga harus segera menyiapkan roti dan bekal untuk anaknya di meja makan, terlebih anaknya masih berumur 7 tahun, itu artinya, mungkin dia akan terlambat untuk datang meeting karena harus mengantar anak dan istrinya di dua tempat yang berbeda.

Lima menit menyiapkan roti panggang yang dia letakkan di meja makan, terlihat anaknya yang duduk manis saat dirinya mengoleskan selai coklat.

"Kamu sarapan dulu, nanti kamu juga harus membawa bekal, dan satu lagi, jangan bicara saat sedang makan, ingat peraturan yang Papah bikin untuk kamu."

Marcho menganggukkan kepala tanda setuju dan menerima segala yang dikatakan Gana, tetapi saat Victoria keluar dari kamar, terlihat jika dirinya rapih menggunakan setelan kaus polos dan jeans panjang hitam.

"Astaga, kamu mau kuliah pakai setelan itu? Apa tidak salah?"

Gana melihat penampilan Victoria dari atas sampai bawah, namun Marcho justeru memberi satu jempol untuk penampilan Ibu-Sambungnya.

"Yah, aku serius menggunakan ini, kenapa dengan penampilan aku? Pakaian aku lebih sopan dan bermoral, apa yang salah?"

Gana menahan diri, namun yang dikatakan istrinya ada benarnya juga, dia juga tidak menyukai jika nanti Victoria berpakaian terbuka.

"Kalau begitu sarapan, jangan bertingkah kalau sedang makan, peraturan kedua, kalau kamu sedang makan satu meja sama kita berdua, jangan bersuara."

"Astaga! Peraturan lagi? Rumit punya suami penuh peraturan. Huh!"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ika Dw
kenapa suamimu banyak peraturannya bestie ... semoga kamu kuat ya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status