Share

BAB 10

Henry duduk dengan gelisah dalam mobilnya yang terparkir di halaman depan rumah sakit, tempat parkir umum. Selama itu, setiap beberapa detik sekali ia memperhatikan layar ponselnya, berharap ada notifikasi pesan masuk. Ini sudah 30 menit berlalu, ia menunggu di dalam mobilnya, sekembalinya dari mengantar pergi Annisa.

Tentu saja, Henry sedang menunggu konfirmasi dari para eksekutor yang dikirimnya untuk menghabisi Awan. Henry beranggapan, Awan menjadi satu-satunya penghalang baginya untuk bisa mendapatkan Annisa. Sehingga, tidak cukup baginya untuk sekedar menyingkirkannya saja dan Henry berniat untuk melenyapkan Awan untuk selamanya, agar tidak menjadi sandungan baginya di masa depan. 

Setiap detik berlalu, membuat Henry semakin tidak tenang.

Sebenarnya, ia bisa saja parkir di basemen rumah sakit dan melihat langsung proses eksekusi yang dilakukan oleh orang-orang suruhannya. Tapi, itu beresiko dapat mengekspos dirinya.

Henry memiliki karakter yang sangat licik. Meski banyak bermain dengan tindakan ilegal, ia ingin tangannya tetap terlihat bersih. Karena itu, ia lebih memilih menunggu.

Tapi, ini sudah terlalu lama dari waktu yang dijanjikan oleh para preman suruhannya. Henry telah menempatkan salah seorang pengawalnya di dalam sana, sebagai satu-satunya penghubung Henry dengan para preman ini. Tapi, pengawalnya tersebut tidak dapat dihubungi.

'Mungkin didalam sana, tidak ada sinyal.' Pikir Henry coba menenangkan kegelisahannya.

Saat Henry masih menunggu, sebuah ketukan terdengar dari kaca jendela mobilnya.

Henry hampir saja melompat dari tempat duduknya karena terkejut dan tidak menduga akan ada orang yang mengetuk jendela mobilnya. Utamanya saat ia sedang gelisah karena menunggu kabar dari orang-orangnya.

Henry melihat di luar ada seorang wanita sedang berdiri di sebelah mobilnya. Henry bisa memastikan jika wanta terebut merupakan wanita cantik, melihat dari bentuk tubuhnya yang sempurna, meski tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Henry coba menenangkan dirinya sejenak, lalu perlahan menurunkan kaca jendela mobilnya setengah untuk melihat apa tujuan wanita tersebut mengetuk pintu mobilnya, "Hai, nona cantik. Ada yang bisa ku bantu?" 

Wanita tersebut berbalik dan tersenyum manis ke arah Henry.

Deg,

Henry antara terkejut dan terpesona begitu melihat wajah si wanita.

Wanita tersebut tidak lain adalah Amanda. Wajar jika Henry terkejut, karena orang-orang suruhannya sedang mengeksekusi Awan. Entah apa hubungan Amanda dengan Awan, namun gadis itu setiap hari selalu mengunjunginya, itulah alasan kenapa Henry terkejut ketika melihatnya ada disini.

Meski begitu, Henry tidak menapik pesona kecantikan Amanda yang begitu luar biasa, seperti bidadari. Amanda memiliki kecantikan yang setara dengan Annisa, karena itu Henry coba terlihat setenang mungkin.

"Tentu saja. Bisa bicara diluar sebentar, mas?" Ujar Amanda dengan begitu lembut. Terkesan seperti wanita yang sangat mudah untuk dijinakkan.

Henry termakan bujukannya dan tanpa berpikir dua kali, ia langsung membuka pintu mobilnya untuk keluar menemui Amanda. Tentu saja, ia melonjak senang dalam hatinya. Seandainya tidak ada Annisa, ia tidak keberatan untuk mengejar Amanda sebagai gantinya, atau mungkin ia bisa mendapatkan keduanya? Siapa tahu!

"Tentu cantik. Apa yang bisa kubantu untukmu? Katakan saja! Apapun itu, pasti akan ku usahakan untukmu." Ujar Henry bersemangat. Matanya tak pernah lepas dari mengangumi kecantikan Amanda. 

"Ah, senang mendengarnya." Amanda tersenyum malu-malu yang sengaja dibuatnya dan memperlihatkan sosok wanita jinak-jinak merpati. Tapi, itu hanya sejenak, karena senyum tersebut langsung berubah menjadi seringai dingin.

"Sejujurnya... aku ingin menangkapmu."

"Hah, apa?" Seru Henry terkejut, mengira jika ia salah dengar.

Amanda tidak memberi jawaban sesuai yang diharapkan Henry. Karena hal berikutnya yang diingat Henry, ia merasakan sebuah sakit yang luar biasa di ulu hatinya.

Tidak berhenti sampai disitu, ia melihat sebuah bayangan di depan dan ternyata itu adalah tendangan balik dari Amanda yang mengirim Henry sampai jungkir balik di udara.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Wayan RaNa
bagus,,tapi harus beli,kan?
goodnovel comment avatar
Gayo Keplek
baru tau thor kalau sudah rilis GGAP 3 nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status