Apa Arti Ya Sayyida Sadat Dalam Bahasa Indonesia?

2025-09-13 09:00:17 297

3 Answers

Xavier
Xavier
2025-09-15 04:46:00
Ungkapan itu selalu bikin merinding saat kudengar di sebuah acara zikir—ada rasa hormat dan kerinduan yang kuat di baliknya.

Secara harfiah, "ya" adalah partikel panggilan dalam bahasa Arab yang setara dengan "wahai" atau "hai" dalam bahasa Indonesia. "Sayyida" adalah bentuk feminin dari "sayyid", yang berarti "nyonya", "perempuan terhormat", atau "pemimpin wanita" tergantung konteks. "Sadat" berasal dari bentuk jamak "sayyid" (sadat/سادات) yang bisa diterjemahkan sebagai "para pemimpin", "orang-orang terhormat", atau khususnya "keturunan mulia" (sering dipakai untuk keturunan Nabi Muhammad dalam tradisi tertentu). Jika digabungkan, secara literal frasa ini bisa diartikan sebagai "Wahai Nyonya dari para Sadat" atau lebih longgar "Wahai sang perempuan dari keluarga mulia".

Dalam praktiknya, maknanya sangat bergantung konteks kultural dan religius. Di beberapa komunitas Muslim, terutama dalam majelis-majelis zikir atau pujian, ungkapan ini dipakai untuk memanggil atau memohon pertolongan kepada sosok perempuan yang sangat dihormati—bisa merujuk kepada figur seperti Sayyidah Fatimah atau pemimpin wanita sufi/keluarga para sayyid. Kadang juga terdengar dalam syair dan mars keagamaan sebagai bentuk penghormatan. Jadi terjemahan paling aman dan natural ke bahasa Indonesia adalah sesuatu seperti "Wahai Nyonya dari keluarga mulia" atau "Wahai Perempuan yang tergolong para keturunan terhormat", sambil mengingat bahwa nuansa emosional dan religiusnya sering lebih penting daripada terjemahan literal. Aku sendiri merasa frasa ini selalu membawa suasana khidmat tiap kali kudengar di majelis, penuh rasa hormat dan cinta.
Zane
Zane
2025-09-16 10:15:01
Buat yang penasaran, terjemahan sederhana dari "ya sayyida sadat" ke bahasa Indonesia adalah panggilan hormat yang kira-kira berarti "Wahai Nyonya dari keluarga/keturunan mulia".

Lebih teknisnya, "ya" = "wahai" (partikel panggilan), "sayyida" = wanita yang dihormati/nyonya, dan "sadat" = jamak dari "sayyid" yang merujuk pada orang-orang terhormat atau keturunan terkemuka (sering kali dipakai untuk menandai keturunan nabi dalam beberapa tradisi). Jadi ungkapan ini biasanya dipakai bukan sebagai sapaan sehari-hari, melainkan dalam konteks religius, syair, atau doa untuk menunjukkan penghormatan yang tinggi.

Intinya, terjemahannya harus mempertimbangkan konteks: dalam konteks religius populer terjemahan yang alami adalah "Wahai Nyonya dari keturunan mulia" atau "Wahai perempuan yang termasuk para pemimpin/keturunan terhormat". Aku sering merasa frasa ini membawa nuansa takzim yang kuat, dan itu yang membuatnya terasa istimewa.
Jade
Jade
2025-09-18 08:44:32
Secara bahasa, frasa sederhana ini memuat lapisan makna yang kaya dan seringkali lebih dalam daripada terjemahan literalnya.

Jika diurai, "ya" berfungsi sebagai partikel seruan—setara dengan "wahai"; "sayyida" berarti wanita terhormat atau pemimpin wanita; sedangkan "sadat" adalah bentuk jamak dari "sayyid", yang bisa diartikan sebagai para pemimpin atau orang-orang mulia. Jadi secara ringkas bisa dimaknai sebagai "Wahai Nyonya para Sadat" atau lebih akrab, "Wahai wanita dari keluarga mulia". Dalam banyak tradisi lisan atau nyanyian keagamaan, ungkapan ini dipakai sebagai bentuk penghormatan dan pemanggilan spiritual, bukan sekadar sapaan biasa.

Pengalaman pribadiku: waktu mengikuti sebuah majelis, frasa itu dipakai untuk memulai puji-pujian kepada sosok yang sangat dihormati, dan suasananya langsung berubah jadi lebih khidmat. Untuk terjemahan yang enak dibaca di Indonesia, aku sering pilih "Wahai Nyonya dari keturunan mulia" karena tetap mempertahankan unsur hormat sekaligus makna keturunan atau status khusus yang tersirat pada kata "sadat".
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

RUN! [Bahasa Indonesia]
RUN! [Bahasa Indonesia]
Terisya Alexandra harus tersiksa semenjak kepergian kedua orang tua nya. Dirinya di rawat oleh paman dan bibinya yang gila harta, memaksa nya untuk bekerja terus menerus. Namun entah kenapa dia tak pernah sekali pun membenci keduanya. Hingga hari di mana semuanya di mulai, pertahanan Terisya runtuh di gantikan oleh rasa kecewa. Terisya harus menjalani hidup yang lebih rumit dari sebelumnya. Terjebak di negara asing saat melarikan diri dan terjatuh ke dalam jurang. Sosok Chale menjadi dewa penyelamat nya, Terisya seakan akan tidak di izinkan untuk bertemu kedua irang tuanya secepat itu. Bahkan pria 27 tahun itu membuat nya merasakan kembali hangatnya kasih sayang keluarga dan bagaimana dirinya di cintai.
10
12 Chapters
WOLVIRE (Bahasa Indonesia)
WOLVIRE (Bahasa Indonesia)
Barbara selalu mendapatkan apa yang diinginkannya kecuali satu hal, kebebasan. Dia tidak boleh meninggalkan rumah sendirian tanpa ditemani oleh setidaknya salah satu orang tuanya. Seperti anak kecil. Di sisi lain, semuanya berubah setelah ia bertemu Saga yang mengaku sebagai vampir. Barbara adalah wolvire, persilangan antara perubah-serigala dan vampir. Namun, bukan itu yang membuatnya buruk. Dia memiliki darah suci yang diincar oleh beberapa orang yang berorientasi pada kejahatan. Salah satunya adalah Yang Terkutuk. Akankah Barbara berhasil melarikan diri atau bahkan bersembunyi? Akankah dia berhasil menjaga dirinya agar tidak dikendalikan oleh iblis untuk memanggil kegelapan? Suatu hari di sebuah kota di Indonesia, kekacauan melanda. Kegelapan menggantung di langit dan tampak berdenyar di udara. Apa yang salah? Apakah itu terkait dengan Barbara? Hadiah adalah hadiah. Apa yang membuatnya menjadi kutukan adalah keinginan manusia yang nyata akan kekuatan nan gelap. Berjuanglah, atau semuanya akan hancur.
10
52 Chapters
Witch (Bahasa Indonesia)
Witch (Bahasa Indonesia)
Azareel di buat pusing dengan semua kenyataan yang ada, semakin banyak pertanyaan yang ada di dalam pikirannya tentang dunia itu, namun tidak ada satu orang pun yang bisa menjawabnya, hingga. Lembaran kosong yang dibalik Aza mulai memancarkan cahaya biru yang sedikit demi sedikit membuat sebuah garis di atas kertas kosong. Aza semakin tidak percaya namun dia ditampar dengan keadaan yang saat ini berlangsung. Dia semakin tidak percaya lagi kalau yang di lihatnya adalah peta di kota tempat dia tinggal sekarang, melihat tanda bergambar kubus dengan berbagai macam warna.
10
50 Chapters
Devil Intention - Bahasa Indonesia
Devil Intention - Bahasa Indonesia
Alex ingin membuat Cassandra menjadi jalan pintas untuknya, mencapai kesuksesannya. Namun, rupanya membawa Cassandra bersamanya, membuat Alex semakin terjerumus. Menyadarkan hal paling penting yang belum pernah ia sadari, kalau ia membutuhkan Cassandra. Dengan sangat.
9.4
57 Chapters
Rich Man (Bahasa Indonesia)
Rich Man (Bahasa Indonesia)
Henry Sagaara Wijaya, ialah seorang anak penguasa yang berpura-pura menjadi cleaning service agar bisa menemukan gadis yang mau menerimanya.Namun, pada saat malam pesta ulangtahun gadis itu justru Henry dipermalukan hingga akhirnya statusnya sebagai seorang tuan muda dari keluarga Wijaya terungkap.
9.7
39 Chapters
The Curse (Bahasa Indonesia)
The Curse (Bahasa Indonesia)
The Curse: KutukanNyatanya dikutuk menjadi manusia serigala tidak cukup untuk menghancurkan kehidupan William Redorge. Di depan sana, kutukan yang jauh lebih besar telah menantinya."Aku harus menjadi aktris terkenal hingga semua kamera akan menyorotku, dan hidupku akan aman," ucap Leona pada dirinya sendiri."Kau hanya harus terus berada di sampingku, dan aku dapat melindungimu walau di belakang sorot kamera," balas William mengagetkan."Tidak. Aku tidak bisa menggantungkan hidupku pada monster sepertimu. Itu terlalu berisiko," tolak Leona."Tapi aku bisa melindungimu. Tetaplah di sampingku dan tinggalkan dunia penuh drama ini!" seru William dengan nada tegas.Ketika seorang aktris pendatang baru yang ingin menjadi pusat perhatian untuk mengamankan hidupnya terpaksa tinggal satu atap dengan aktor misterius yang tak ingin kehidupan pribadinya terusik agar kutukan yang ada pada dirinya tidak diketahui orang lain. Lantas, apakah keduanya akan dapat bersama dengan berbagai perpedaan yang ada?
Not enough ratings
11 Chapters

Related Questions

Siapa Pencetus Ya Sayyida Sadat Dalam Sejarah?

3 Answers2025-09-13 06:15:50
Bersinggungan dengan berbagai majelis dan bacaan zikir, aku selalu penasaran dengan asal-usul frasa 'Ya Sayyida Sadat'. Dalam pengalaman saya, ungkapan itu bukanlah sebuah istilah yang bisa ditelusuri ke satu orang pencetus saja—melainkan buah dari tradisi panjang penghormatan terhadap keluarga Nabi, khususnya perempuan-perempuan mulia seperti Sayyidah Fatimah dan perempuan keturunan Nabi. Secara historis, bentuk-bentuk doa dan panggilan penghormatan semacam ini tumbuh subur dalam tradisi Syiah dan tarekat-tarekat sufi. Puisi-puisi madah, qasida, dan ratib yang memuji Ahlul Bayt sudah ada sejak berabad-abad awal Islam; seiring waktu, frasa-frasa tertentu yang mudah diulang dan bermakna emosional seperti 'Ya Sayyida Sadat' masuk ke dalam repertori lisan komunitas. Jadi, alih-alih menemukan satu nama yang ‘mencetuskan’, lebih realistis melihatnya sebagai akumulasi praktik religius yang disuburkan oleh para penyair, ulama sufi, dan jamaah majelis. Di Nusantara sendiri, penyebaran frasa ini juga dipengaruhi oleh ulama, pengajian, dan syair-syair yang diadaptasi ke bahasa setempat. Singkatnya, aku cenderung memandang 'Ya Sayyida Sadat' sebagai hasil evolusi spiritual kolektif—sebuah doa dan panggilan penuh cinta yang dipelihara oleh banyak orang sepanjang sejarah, bukan karya tunggal satu individu.

Bagaimana Menulis Transliterasi Ya Sayyida Sadat Yang Benar?

3 Answers2025-09-13 16:15:46
Aku sering memperhatikan cara orang menulis nama-nama Arab, dan untuk frasa "ya sayyida sadat" ada beberapa hal teknis yang sering bikin kebingungan — jadi aku rangkum biar gampang dipakai. Secara teknis, frasa itu berasal dari elemen: yā (panggilan, ditulis "ya" atau dengan macron jadi "yā" bila mau akurat), kemudian kata perempuan honorifik 'sayyida' (سَيِّدَة) yang biasanya ditulis "sayyida" atau "sayyidah" untuk menunjukkan akhiran -ah. Huruf ganda pada suara y menunjukkan shadda, jadi penulisan "sayyid"/"sayyida" dengan double-y itu merefleksikan pelafalan asli. Kata terakhir, 'sadat' (سَادَات) sering dilihat sebagai bentuk jamak/gelar; kalau mau menandai vokal panjang gunakan "sādāt" (ā sebagai huruf alif panjang). Satu poin penting: awalan artikel tertentu 'al-' biasanya mengalami assimilasi jika huruf berikutnya adalah huruf matahari seperti s; secara pengucapan jadi "as-sādāt". Jadi penulisan akademis yang paling presisi biasanya: "yā sayyidah as-sādāt" (atau "yā sayyida as-sādāt" jika pakai e untuk vokal pendek). Untuk tulisan sehari-hari atau subtitle yang ditujukan ke pembaca umum, cukup tulis: "Ya Sayyida Sadat" — mudah dibaca dan tetap dekat dengan pengucapan. Aku biasanya pilih satu gaya dan konsisten, supaya orang gampang menemukan dan mengucapkannya benar.

Apakah Ada Nasyid Berjudul Ya Sayyida Sadat Yang Terkenal?

3 Answers2025-09-13 23:39:17
Salah satu hal yang bikin aku penasaran waktu ikut majelis adalah seberapa banyak variasi sholawat dan nasyid yang beredar dengan kata 'sayyida' di judulnya. Kalau ditanya apakah ada nasyid berjudul 'Ya Sayyida Sadat' yang terkenal secara internasional, jawabnya agak rumit—tidak ada satu versi tunggal yang bisa disebut sebagai hit global seperti beberapa sholawat populer lain. Namun, ada banyak lagu, qasidah, dan syair keagamaan yang memakai frasa 'ya sayyida' atau variasi seperti 'ya sayyidati' atau 'ya sayyida al-sadat' yang populer di lingkup tertentu, terutama di komunitas Sufi dan beberapa majelis zikir serta peringatan hari-hari khusus keluarga Rasul. Lagu-lagu ini sering berupa pujian kepada tokoh wanita terhormat dalam tradisi Islam atau ungkapan cinta kepada keluarga Nabi. Yang penting dicatat: penamaan bisa berbeda tergantung bahasa dan daerah. Di Indonesia atau Malaysia, penyebutan bisa disesuaikan dengan bahasa lokal dan sering diunggah oleh group majelis atau komunitas shalawat di YouTube. Di kawasan Arab atau Pakistan, versi-versi qasidah berbahasa Arab/Urdu juga banyak dengan judul mirip tapi bukan satu karya tunggal yang ‘meledak’ secara lintas-batas. Kalau kamu lihat beberapa hasil dengan judul itu, kemungkinan besar itu adalah rekaman lokal atau variasi syair yang diaransemen ulang. Aku biasanya mengecek liriknya dulu supaya tahu apakah isi dan niatnya sesuai, lalu menyimpan versi yang paling menyentuh, karena masing-masing punya rasa dan konteks yang berbeda.

Apa Perbedaan Variasi Bacaan Ya Sayyida Sadat Di Pesantren?

3 Answers2025-09-13 11:38:16
Suara rebana di masjid kampung kadang bikin kupikir ulang soal bagaimana satu zikir bisa beragam banget cara bacanya. Di beberapa pesantren yang kukunjungi, 'Ya Sayyida Sadat' sering muncul sebagai pengantar sholawat yang pendek: ritme pelan, diulang beberapa kali, fokus pada penghayatan. Biasanya para santri duduk rapi, ada pemimpin yang membacakan dan jamaah mengikuti secara serempak, nadanya cenderung datar tapi penuh kekhusyuan. Kontrasnya, di pesantren lain yang punya tradisi qasidah kuat, bacaan itu dibentangkan dengan melodi yang lebih panjang, ditambah harmonisasi dan alat musik tradisional seperti rebana atau marawis. Di sana mereka sering menyelipkan bait-bait lain, pengulangan lebih banyak, dan ada bagian responsif antara pelantun utama dan jamaah. Selain itu, ada juga variasi teks: beberapa tempat pakai versi Arab murni, beberapa lagi campur Bahasa Jawa atau Melayu dengan pengulangan frase yang dimodifikasi. Faktor lain yang memengaruhi perbedaan ini adalah aturan kiai setempat soal alat musik — ada yang ketat menolak alat musik, sehingga bacaan lebih polos dan mirip murattal, sementara yang lain membolehkan iringan sehingga suasananya lebih ritmis dan meriah. Aku suka dua jenis itu; yang khusyuk menenangkan hati, yang berirama bikin suasana kumpul makin hangat. Perbedaan-perbedaan ini justru bikin tradisi lisan di pesantren jadi kaya dan hidup.

Dari Mana Asal Ya Sayyida Sadat Dalam Tradisi Islam?

3 Answers2025-09-13 13:34:03
Nama itu selalu menarik perhatianku karena membawa jejak keluarga Nabi yang sangat dihormati. Dalam tradisi Islam, 'sayyida' (bentuk feminin) dan bentuk maskulinnya 'sayyid' merujuk pada orang-orang yang mengaku keturunan langsung dari Nabi Muhammad melalui putrinya, Fatimah, dan menantunya, Ali bin Abi Talib. Istilah kolektifnya sering disebut 'sadat' (jamak). Secara garis besar asalnya bermula dari suku Quraisy, khususnya klan Banu Hashim di Mekkah pada abad ke-7 Masehi. Dua cucu Nabi yang paling menonjol, Hasan dan Husain, menjadi sumber garis keturunan utama yang kemudian melahirkan keluarga-keluarga yang disebut Hasanid dan Husaynid. Aku suka membayangkan bagaimana dalam ratusan tahun setelah itu, keturunan ini tersebar ke seluruh dunia Islam—dari Jazirah Arab ke Irak, Persia, Levant, Afrika Utara, hingga anak benua India dan Nusantara—membawa identitas 'sadat' dalam bentuk gelar, peran keagamaan, hingga tanggung jawab sosial. Di beberapa masyarakat, status ini membawa kehormatan formal seperti wasiat kebiasaan, posisi sebagai penjaga situs-situs suci, atau di masa Ottoman bahkan jabatan resmi seperti Naqib al-Ashraf yang mengelola urusan keturunan Nabi. Namun aku juga paham bahwa klaim keturunan tidak selalu mudah diverifikasi; silsilah kadang didokumentasikan rapi, namun kadang juga dipertanyakan. Bagi banyak orang yang kukenal, menyandang gelar itu selain soal kehormatan, juga mengikat rasa tanggung jawab spiritual terhadap tradisi keluarga dan komunitas. Aku merasa terhibur melihat bagaimana sejarah, rasa hormat, dan dinamika sosial bersatu di balik nama sederhana itu.

Apa Hikmah Dan Manfaat Membaca Ya Sayyida Sadat Setiap Hari?

3 Answers2025-09-13 07:49:26
Ada momen ketika aku merasa dunia serba gaduh lalu satu frasa sederhana seperti 'ya sayyida sadat' tiba-tiba jadi jangkar yang menenangkan pikiranku. Aku biasanya membaca itu sebagai bagian dari rutinitas pagi—bukan karena harus, tapi karena rasanya seperti menyalakan lampu kecil di dalam diri. Dalam praktik harian, mengulang-ulang kalimat yang bermakna membuat napas lebih teratur, emosi lebih stabil, dan aku merasa lebih siap menghadapi kerjaan atau tenggat waktu yang menumpuk. Ada efek meditasi: pikiran yang awalnya melompat-lompat jadi fokus, impuls marah mereda, dan suasana hati jadi lebih kelola. Selain tenang, ada manfaat kognitif yang kusuka: menghafal, merapikan lafal, dan memahami arti kata-kata itu melatih memori serta keterampilan bahasa. Kalau aku sambil membaca, sering muncul ide kreatif untuk proyek kecil—entah itu sketsa, lagu, atau catatan harian. Di balik semuanya, membaca 'ya sayyida sadat' setiap hari terasa seperti menjaga koneksi yang lebih dalam dengan tradisi dan cerita keluarga; itu memberi rasa kontinuitas yang hangat dan nggak ribet. Aku pulang dengan kepala yang lebih ringan, bukan karena semua masalah hilang, tapi karena aku merasa ditemani dalam langkah-langkah kecil sehari-hari.

Adab Apa Yang Harus Dipatuhi Saat Mengucap Ya Sayyida Sadat?

3 Answers2025-09-13 02:13:25
Setiap kali aku mengucapkannya, ada rasa hormat yang otomatis muncul — itu yang selalu kujaga. Pertama, niat itu penting. Sebelum mengucap 'ya sayyida sadat' aku biasanya berhenti sejenak dan luruskan tujuan: bukan untuk pamer atau sekadar ikut-ikutan, tapi untuk meminta berkah atau menaruh rasa hormat. Bagiku, menjaga hati lebih utama daripada rutinitas bibir; kalau hati sibuk atau sinis, lantunan itu terasa hampa. Aku juga cenderung membersihkan diri dulu — bukan karena wajib, tetapi wudhu atau sekadar berwudlu kecil bikin suasana hati dan tubuh terasa lebih hormat. Kedua, tata krama lisan dan tempat. Aku lebih suka mengucap dengan suara lembut atau dalam hati di tempat yang tenang, bukan berteriak di keramaian atau dijadikan lelucon. Kalau di majelis dzikir atau pengajian, ikuti irama dan adab yang dipandu tuan rumah; jangan memaksakan suara. Pengucapan yang benar juga penting: aku belajar sedikit demi sedikit memperbaiki tajwid/penekanan agar makna tersampaikan, jadi cari orang yang paham kalau perlu. Terakhir, jangan kaitkan ungkapan itu dengan praktik superstitious seperti jimat otomatis — lebih baik fokus pada kekhusyukan dan niat baik. Itu yang selalu kubawa, sederhana tapi tulus.

Apakah Ya Hayatirruh Lirik Punya Variasi Pengucapan?

3 Answers2025-09-08 21:02:55
Setiap kali aku mendengar versi berbeda dari 'Hayatirruh', yang paling menarik bagiku adalah bagaimana satu baris lirik bisa berubah nuansanya karena pengucapan. Dalam pengalamanku, variasi itu datang dari beberapa hal: aksen penyanyi, apakah versi itu transliterasi ke bahasa lain, dan juga bagaimana aransemen musik menuntun pernapasan. Ada penyanyi yang menekankan panjang vokal sehingga kata terasa lebih melebar dan khidmat, sementara yang lain memilih pengucapan lebih cepet dan bersih, bikin makna terasa lebih langsung. Di beberapa versi Indonesia, misalnya, orang cenderung menyesuaikan vokal agar mudah didengar oleh pendengar lokal—kadang bunyi hamzah atau elongasi vokal dalam bahasa Arab disingkat atau diseragamkan. Kalau kamu perhatikan secara detil, konsonan tertentu seperti 'r' dan 'h' juga bisa diartikulasikan berbeda; ada yang lebih bergema, ada yang lembut. Itu bukan semata kesalahan, melainkan interpretasi. Untuk aku yang sering mendengar versi cover dan rekaman lama, perbedaan ini malah bikin lagu terasa hidup—setiap versi punya warna tersendiri dan kadang mengungkap makna baru dari lirik yang sama. Intinya, ya—'Hayatirruh' punya variasi pengucapan, tergantung tradisi vokal, bahasa pengantar, dan pilihan artistik penyanyi. Buat yang suka koleksi versi, ini justru bagian serunya, karena setiap iterasi punya cerita vocal yang berbeda.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status