WOLVIRE (Bahasa Indonesia)

WOLVIRE (Bahasa Indonesia)

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Oleh:  Varga Nurlela BlafireOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
52Bab
11.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Barbara selalu mendapatkan apa yang diinginkannya kecuali satu hal, kebebasan. Dia tidak boleh meninggalkan rumah sendirian tanpa ditemani oleh setidaknya salah satu orang tuanya. Seperti anak kecil. Di sisi lain, semuanya berubah setelah ia bertemu Saga yang mengaku sebagai vampir. Barbara adalah wolvire, persilangan antara perubah-serigala dan vampir. Namun, bukan itu yang membuatnya buruk. Dia memiliki darah suci yang diincar oleh beberapa orang yang berorientasi pada kejahatan. Salah satunya adalah Yang Terkutuk. Akankah Barbara berhasil melarikan diri atau bahkan bersembunyi? Akankah dia berhasil menjaga dirinya agar tidak dikendalikan oleh iblis untuk memanggil kegelapan? Suatu hari di sebuah kota di Indonesia, kekacauan melanda. Kegelapan menggantung di langit dan tampak berdenyar di udara. Apa yang salah? Apakah itu terkait dengan Barbara? Hadiah adalah hadiah. Apa yang membuatnya menjadi kutukan adalah keinginan manusia yang nyata akan kekuatan nan gelap. Berjuanglah, atau semuanya akan hancur.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

Darah mengalir turun dari leher lelaki yang duduk terkulai di ruangan itu. Membasahi tuksedo hitam yang ia pakai dan lantai di bawahnya dengan genangan pekat. Rambut kelabunya bernoda merah dan tampak lengket, setetes darah mengalir ke dahinya. Bahu dan dada orang itu bergeming. Tak ada tanda-tanda napasnya masih tersisa.

Beberapa langkah dari mayat itu, seorang wanita telentang dengan posisi janggal dan leher penuh darah. Wajahnya yang telah pucat menyiratkan kesakitan. Bibirnya terbuka, seakan wanita bergaun putih itu sempat berteriak sebelum urat lehernya terputus. Di sampingnya, berlutut seorang pria yang tersengguk-sengguk dengan perasaan terluka. Pria bernama Rudi itu menoleh secepat embusan angin, iris matanya yang gelap menatap seorang pria lain yang berdiri tak jauh darinya dengan benci.

“Opo sing mok karepke?” (Apa yang kau inginkan?) Rudi menggeram rendah. Perlahan dan agak gemetar, ia berdiri.

Yang dimusuhi menyeringai di bawah tudung jubahnya yang bermotif batik hitam. Kelepai jubah itu bergerak saat kedua tangan si pemilik terentang seperti akan memeluk seseorang.

“Opo sing tak karepke?” Pria berjubah batik tertawa. “Aku sing goblok, opo kowé sing pekok? Kowé wêruh opo pengarepanku!” (Aku yang bodoh, atau kau yang tolol? Kau tahu apa keinginanku!)

Rudi mengepalkan tangannya dengan marah. “Anakku wés mati, Sétan!”

Yang dipanggil setan memiringkan kepalanya dengan geli. “Aku uduk cah cilik, Rud. Anakmu séhat, ora loro, ora dipatèni, opo manèh mati ngêndhat! Mok dhêlikake nek endi bocahé?!” (Aku bukan anak kecil, Rud. Anakmu sehat, tidak sakit, tidak dibunuh, apalagi mati bunuh diri! Kau sembunyikan di mana dia?!)

Rudi terkekeh sedih. “Kowé ora perlu wêruh opo-opo bab panggonané anakku. Arep kok gawé opo dhèwèké? Anakku duwé hak urip! Ojo ganggu dhèwèké!” (Kau tidak perlu tahu apa-apa tentang di mana anakku berada. Mau kau apakan dia? Anakku punya hak untuk hidup! Jangan ganggu dia!)

Pria berjubah batik melesat bagaikan kilat. Dalam sekian milidetik, leher Rudi sudah berada di cengkeramannya.

“Ojo neko-neko karo aku, 'cok!” (Jangan macam-macam denganku, sialan!) Pria berjubah batik menggeram dengan suara mirip binatang. Wajahnya berkerut marah. Cekikannya semakin erat, tapi Rudi bergeming.

Rudi mendengus. “Aku mung berusaha dadi wong tuwo sing apik kanggo anakku.” (Aku cuma berusaha jadi orang tua yang baik untuk anakku.)

Sang musuh menggertakkan gigi. “Bakal tak sepuro awakmu, anggêr gêlêm nyerahaké anakmu ning aku!” (Akan kumaafkan dirimu, asal kamu mau menyerahkan anakmu padaku!)

Wajah Rudi terpilin marah. Kebencian membakar tatapannya. Ia meludah, tepat ke wajah sang musuh di hadapannya.

Pria berjubah batik berteriak geram. Dengan satu kedipan mata, ia mematahkan leher Rudi tanpa usaha yang berarti. Darah hitam muncrat hingga memercik ke wajah si pembunuh. Kepala Rudi terlontar dan menggelinding, lalu berhenti di samping kepala istrinya yang telah mati. Sang musuh menghempaskan tubuh tanpa kepala yang ia pegang dengan kasar.

“Bakal tak golèki anakmu, Rud. Bakal tak golèki.” (Akan kucari anakmu, Rud. Akan kucari.)

Pria berjubah batik itu membalikkan badan, lalu pergi meninggalkan hasil kerja tangannya di sana.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Authoring
Semangat kak, update terus ya. Salam dari Married With Killer's Teacher
2021-05-08 14:27:14
2
default avatar
Muhammad Yusri Bachtiar Bachtiar
Bagus sekali
2021-04-10 21:16:27
0
user avatar
Theresia Rini S
seru dan unik penyampaiannya. fantasi barat yang diadaptasi dengan kearifan lokal. outstanding maaaak!!!!
2021-01-31 00:22:50
2
user avatar
Kaitani_H
???semangkaaaa
2020-09-21 19:19:06
2
52 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status