Azareel di buat pusing dengan semua kenyataan yang ada, semakin banyak pertanyaan yang ada di dalam pikirannya tentang dunia itu, namun tidak ada satu orang pun yang bisa menjawabnya, hingga. Lembaran kosong yang dibalik Aza mulai memancarkan cahaya biru yang sedikit demi sedikit membuat sebuah garis di atas kertas kosong. Aza semakin tidak percaya namun dia ditampar dengan keadaan yang saat ini berlangsung. Dia semakin tidak percaya lagi kalau yang di lihatnya adalah peta di kota tempat dia tinggal sekarang, melihat tanda bergambar kubus dengan berbagai macam warna.
View MoreHidupku di dasar tebing yang curam. Orang-orang melihatku tersenyum dengan sangat cerah seakan-akan tidak memiliki masalah sama sekali, namun mereka salah, aku merasa hidupku seperti di neraka, seolah-olah aku melakukan sebuah dosa yang sangat besar yang tidak bisa dimaafkan hanya dengan sebuah kata.
"Oh tuhan, apa yang pernah kulakukan di kehidupan sebelumnya? Mengapa aku merasa dunia begitu sangat menyiksaku? Aku lelah menunggu hari itu, hari di mana aku sangat bahagia, hari di mana aku sangat senang untuk menjalani hidupku, aku merasa sangat sedih, benci, lelah, dan aku sudah tidak sanggup lagi, ya Tuhan, kapan aku bahagia?"
⚛⚛⚛
Aku berjalan di terowongan gelap, di mana aku? tempat apa ini? Aku terus berjalan di terowongan gelap ini, kakiku ... aku tidak bisa menghentikannya seakan-akan ada seseorang yang mengendalikanku, sekarang aku takut, tubuhku tidak mengikuti isi pikiranku, tubuhku tidak mau diperintahkan oleh otakku, ada apa ini?
Seperti berjalan tanpa tujuan, aku mulai putus asa, aku pasrah, mau tidak mau aku harus mengikuti langkah kakiku menelusuri lorong gelap ini. Tunggu! Aku melihat cahaya di ujung sana, di ujung terowongan ini, seakan melihat harapan, kakiku mulai berlari mengejar cahaya yang berada di ujung sana, akhirnya aku bisa keluar dari terowongan gelap ini.
Satu langkah lagi aku menuju cahaya itu, maka aku akan keluar dari terowongan gelap ini, namun apa yang ku harapkan adalah neraka yang selalu menghantuiku.
Ayah yang menampar wajah ibu, ibu yang memecahkan segala macam benda di hadapannya, ayah yang membawa wanita lain, ibu yang selalu menghubungi kekasih gelapnya.
Semua yang ada di hadapanku, semua yang kulihat seakan-akan di putar di sebuah tv besar, sangat besar ... seolah-olah orang itu ada di hadapanku, seolah-olah itu nyata, seperti memori yang berjalan mundur ke masa lalu, masa lalu yang kelam, masa lalu yang tidak ingin kuingat.
Aku sendirian menahan diri dari hari yang kejam itu, yang membuatku harus berpura-pura bahagia di hadapan orang-orang, aku berjuang untuk masa depanku yang bahagia dan pergi dari neraka yang kejam dan mengerikan ini.
⚛⚛⚛
Sekarang ingatan-ingatan itu lenyap dan di gantikan dengan sebuah ruangan yang gelap, di tengah-tengah ruang ada sebuah kubus yang memancarkan cahaya berwarna biru muda.
Lagi ... kakiku berjalan sendiri membawa tubuhku menuju kubus tersebut. Ada rasa takut sekaligus membuat hatiku tenang. Kubus itu seakan-akan memberitahuku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Aku bisa melihat cahaya yang dikeluarkan oleh kubus dari dekat, sangat indah.
Bisa-bisanya kubus itu melayang di udara kosong, aku tidak bisa mempercayai mataku, apakah aku bermimpi?
Sekarang tanganku bergerak ke arah kubus itu, ingin menggapainya, namun satu centi sebelum ujung jariku menyentuhnya, kubus itu mengeluarkan sinar biru yang sangat terang, sangat menyilaukan, membuatku refleks menutup mata, merasa cahaya itu telah pergi, aku membuka mataku, namun apa yang menantiku adalah sebuah tangga yang tinggi, seakan-akan tangga itu tidak memiliki ujung.
Apa yang harus kulakukan?
Apakah aku harus berbalik lagi? Atau terus maju?
Namun tidak ada gunanya untukku berpikir, karena kakiku perlahan-lahan menaiki anak tangga satu persatu.
Oh ayolah, aku lelah, berjalan tanpa henti membuat tubuhku sangat lelah, kakiku sudah mati rasa!
Menaiki tangga yang tiada habisnya membuatku sangat lelah, kini kakiku tersandung anak tangga, untung saja aku tidak jatuh, membayangkan jatuh dari tangga yang tinggi ini membuat bulu kudukku berdiri.
Akhirnya aku melihat cahaya di ujung sana, mungkin itu adalah akhir dari penderitaan ini.
Tuk tak tuk tak
Yang kudengar hanyalah bunyi dari suara langkah kakiku. Menaiki anak tangga untuk menuju cahaya itu, seberapa tinggi? Berapa anak tangga lagi yang harusku naiki? Aku lelah, tolong aku!
Ini sangat tidak wajar, mana ada tangga setinggi ini. Berkali-kali aku mencubit diriku, namun yang ku rasa adalah rasa sakit dari kulitku.
Ini bukan mimpi tapi ini seperti mimpi, mana ada setiap membuka mata seseorang akan berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Aku terus menaiki anak tangga menuju cahaya itu, ku singkirkan pikiran yang membuatku bingung, karena aku sudah sampai di sini, aku harus fokus menuju cahaya itu.
⚛⚛⚛
Akhirnya ... sepuluh anak tangga lagi, wah betapa senangnya aku ketika menghitung anak tangga itu, sepuluh kali lagi ... sepuluh kali lagi ... akhirnya.
Kini aku sudah di anak tangga terakhir, di depanku ada sebuah pintu, cahaya yang di pancarkan dari pintu merembes masuk di celah-celah samping pintu, oh ini kah cahaya yang ku kejar sedari tadi?
Tanpa basa-basi lagi, aku membuka pintu di hadapanku.
Ceklek.
"Annyeong haseyo," ucapku sembari membuka pintu, ku majukan kepalaku untuk melihat isi ruangan itu, namun apa yang aku pikirkan ternyata salah, ini di luar ekspektasiku, ini seperti di surga, indah bahkan kata-kata tidak bisa diungkapkan ketika melihat ini.
Apakah aku di surga? Sangat tidak di percaya, beginikah jika orang mati?
Ku langkahkan kakiku menuju surga itu, ku menghirup rakus udara di sekitarku, sangat segar, seakan-akan jiwaku di perbarui lagi, semua lelahku hilang ketika merasakan udara segar ini.
Benar-benar surga, udaranya pun bisa membuat lelahku hilang.
Aku mendengar suara air, seketika tenggorokanku terasa kering, ku lihat di sekitarku, dan menemukan air terjun kecil, sekali lagi aku terperangah melihatnya.
Mana ada air terjun seindah ini, air yang berkilauan seakan-akan ada berlian di dalamnya.
Ah ... aku haus aku ingin minum air itu, sepertinya segar, bedebah dengan racun, aku haus.
Kulangkahkan kakiku menuju air terjun itu, udara di sekitar air terjun itu dingin, namun masih bisa di toleransi oleh tubuhku, aku pun berjongkok dan mengambil air itu dengan kedua tanganku.
Segar ... rasa dingin di tanganku sangat segar, ku bawa air ke mulutku, wah ... air es pun tidak senikmat ini.
"Hei ... sudah minumnya?" Tanya seseorang di belakangku.
Tunggu!
Seseorang!
Aku membalikkan badanku dan seketika tubuhku menegang, beberapa kali aku meyakinkan diriku bahwa aku tidak bermimpi, namun tetap saja, seperti di dunia mimpi.
Di hadapanku adalah binatang dengan tiga kepala, tiga kepala hewan yang berbeda.
Wah ... apa ini?
Kepala singa, kambing dan ular?
*(Chimera)
Bagaimana bisa makhluk ini ada? Bukankah ini hanya makhluk mitologi? Jadi makhluk itu beneran ada? Beberapa kali aku mengusap mataku, beberapa kali aku mencubit lenganku untuk memastikan apakah yang ada di depanku ini nyata, namun mahkluk itu tetap tidak menghilang dari pandanganku bahkan kulitku terasa perih akibat cubitan.
"Hei! Aku tanya sudah minumnya? Kenapa masih belum di jawab?" Tanya si kepala singa.
"Su ... sudah ... aku sudah selesai meminumnya," ucapku terbata.
"Tenanglah wahai anak muda, kami tidak menggigit," ucap si kepala kambing.
Mendengar kata menggigit, aku menelan air liurku dengan susah payah, bulu kudukku berdiri. Apa-apaan ini!
"Hei, kenapa melamun?" Tanya si kepala ular.
"Ah ... tidak ... tidak, aku ingin bertanya, ini di mana? Apakah aku berada di surga?" Tanyaku dengan susah payah mengumpulkan keberanianku.
"Mimpi ...." ucap si kepala singa.
Seketika tubuhku menegang, mimpi? Apakah ini lucid dream? Oh tidak! Aku masih ingin hidup! Aku belum bahagia!
"Tenanglah wahai anak muda, kami mengunjungimu hanya memberikan ini," ucap si kepala singa lagi.
Kini ada cahaya di hadapanku, cahaya itu sedikit demi sedikit berubah bentuk menjadi sebuah kubus dan buku.
Kubus yang ku lihat di ruangan itu.
"Lawanlah Lucifer dan temukan ketujuh penyihir, jagalah kubus dan buku ini," ucap si kepala singa lagi.
Aku pun mengambil buku dan kubus itu dengan perasaan bingung.
Sekali lagi, cahaya terang menyilaukan mataku.
⚛⚛⚛
Deg!
Ku buka mataku dan kini aku berada di kamarku.
Di dadaku ada sebuah kalung dengan bandul kubus biru beserta buku yang kulihat di mimpiku.
Sekali lagi pikiranku bingung.
Ini nyata?
Merekapun mulai mendekati batu transparan yang mengambang di antara para bebatuan lainnya."Cantik," kata Azareel ketika melihat batu itu lebih dekat.Batu itu berwarna transparan dengan pembiasan cahaya warna-warni sehingga batu itu terlihat lebih berwarna dan sangat indah. Itu adalah pecahan dari kristal kubus. Konon katanya, kristal kubus pecah dan pecahan itu tersebar di mana-mana. Itulah mengapa keadaan Hidden World semakin hari semakin memburuk dan membuat kesempatan orang jahat seperti Lucifer mengambil alih Hidden World dengan kekuatannya yang sangat kuat di tambah penghuni Hidden World yang kini mulai melemah.Satu persatu dari mereka mencoba untuk menjilat Lucifer dengan menjadi anjing setianya, menjadi anjing yang patuh untuk Lucifer."Ini hanya sepotong kecil dari pecahan itu,"
"Sky~" kata Azareel dengan tampilan puas di sertai dengan fostur tubuhnya yang menandakan dia senang dengan nama yang dia buat sendiri."Sky?" tanya si lelaki berbaju sutra biru."Ya, yang artinya langit, langit berwarna biru jika di siang hari, warna biru di air adalah pantulan dari langit yang berwarna biru. Karena air tidak berwarna, namun air laut terlihat lebih biru karena pelambiasan cahaya yang berasal dari langit. Sky memiliki banyak arti, seperti mimpi dan lain sebagainya," jelas Azareel kepada Sky.Di sisi lain, Eruza dan teman-temannya memperhatikan semua gerak-gerik Aza."Dia sudah tanda tangan kontrak," kata Old Edwin, kemudian lelaki tua itu keluar dari tempat persembunyiannya dan mendatangi Azareel beserta Sky. Melihat itu, yang lainnyapun ikut keluar bersama dengan Old
"Anak muda," terdengar suara orang yang sudah hidup ribuan tahun. Seperti suara orang pertapa kuat."Siapa?!" tanya Azareel sambil melihat sekelilingnya, namun yang dia lihat hanyalah Monster laut, Hydra.Tidak mungkin jika monster di depannya yang mengatakan hal itu. Dia pasti gila."Tidak perlu bertanya, kau sudah tahu jawabannya," kata suara itu lagi. Suaranya menggema di dalam pikiran Azareel.Tatapan lelaki bermata puppy itu mulai mengarah ke monster laut dengan tatapan yang tidak percaya. Dia tidak percaya sama sekali. Apakah Eruza sama dengannya? Aza kira lelaki itu langsung melakukan kontrak."Kau kenal Chimera?" tanya suara tua itu lagi.Aza hanya diam menyaksikan monster d
Benar saja, ketika air itu mengenai salju di sekitar mereka, salju itu perlahan berubah menjadi biru gelap."Pasang perisai kalian!" seru Eruza.Keadaan saat ini sangat menegangkan. Mereka bersama-sama melawan monster laut dengan seluruh kekuatan mereka. Mata mereka terfokus kepada hydra yang sibuk menyerang.Satu persatu dari mereka, menyerang masing-masing kepala.Ketika monster air itu sibuk dengan lawan yang ada di depannya. Eruza diam-diam menyerang kepala Hydra yang tumbuh di paling ujung.Dengan sekali lompatan, Eruza memenggal kepala Hydra dengan bilah pedangnya yang tajam.Semuanya tersenyum semangat karena melihat Eruza yang berhasil memenggal satu kepala Monster laut itu.
"keren," gumam Reymond ketika melihat wujud binatang itu. Berbadan besar dengan tiga kepala. Jangan berpikir ini adalah Chimera.Yang mereka lihat adalah monster anjing dengan tiga kepala, ekor dan kulitnya ular dengan cakar singa. Itu adalah hal yang tidak pernah dilihat oleh Raymond ataupun dengan teman-teman yang lainnya.Monster itu masih mengejar badak bercula tiga yang berlari kesana kemari untuk menghindari monster tersebut."Binatang itu bernama Cerberus," kata Azareel kepada teman-temannya yang penasaran akan monster itu."Bukankah cerberus itu termasuk dalam mitologi Yunani?" Tanya Eruza kepada Azareel."Ya, dia termasuk daftar dari deretan mitologi Yunani, namun sepertinya cerberus di sini tidak diperintahkan oleh para dewa s
Sinar matahari pun menyinari Hidden World, namun suhu udara saat ini sangat rendah hingga membuat mereka memerlukan perisai dari Eruza.Setiap penyihir dapat membuat prisai sesuai elemen yang dapat mereka serap.Seperti Azareel yang dapat membuat prisai air di saat mereka berada di dalam gua. Perisai air yang dibuat oleh Azareel memiliki efek yang dapat menyejukkan udara di sekitarnya, lebih tepatnya meminimalisir ketinggian suhu.Sedangkan perisai Eruza cocok untuk keadaan mereka yang berada di Padang salju. Perisai Eruza yang terbuat dari air mampu menghangatkan suhu tubuh mereka ke keadaan normal. Sehingga udara yang mereka hirup saat ini terasa sangat normal, udara di sekitar mereka juga ikut kembali normal akibat percampuran antara suhu tinggi dan suhu rendah. Sehingga mereka tidak merasa terlalu dingin.&n
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments