Bagaimana Buku Ibnu Sina Menjelaskan Teori Penyakit Dan Penyembuhan?

2025-10-06 12:56:30 77

3 Answers

Yolanda
Yolanda
2025-10-07 04:42:58
Satu hal yang langsung nempel di kepalaku dari bacaan tentang Ibnu Sina: dia melihat tubuh sebagai sistem yang saling berhubungan dan menyusun aturan praktis agar sistem itu seimbang. Dalam 'Al-Qanun fi al-Tibb' ia merumuskan bahwa penyakit muncul ketika keseimbangan humor dan temperamen terganggu, dan penyembuhan harus mengembalikan kondisi itu lewat diet, pola hidup, serta obat-obatan yang tepat.

Ia juga menggabungkan teori dengan pengamatan, jadi penjelasannya nggak sekadar spekulatif—ada pemeriksaan urine, nadi, dan tanda klinis lain yang jadi petunjuk. Secara singkat, pendekatannya holistik: pencegahan, koreksi penyebab, lalu terapi khusus, semuanya disesuaikan dengan keadaan individu. Gaya penulisan yang sistematis itu bikin karya-karyanya bertahan lama dan masih dikaji sampai sekarang.
Annabelle
Annabelle
2025-10-07 16:29:22
Hal yang paling membuatku kagum dari tulisan Ibnu Sina adalah betapa sistematisnya ia merangkai konsep penyakit dan penyembuhan dalam 'Al-Qanun fi al-Tibb'. Dalam pandangannya, penyakit bukan sekadar teka-teki, melainkan hasil ketidakseimbangan antara empat humor—darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam—yang dipengaruhi oleh temperamen dan lingkungan. Ia menggabungkan observasi klinis (seperti pemeriksaan denyut nadi dan urine) dengan teori filosofis, sehingga setiap diagnosis punya dasar logis yang jelas.

Ia menjelaskan juga apa yang dikenal sebagai enam non-naturals: udara, makanan dan minuman, tidur dan bangun, gerak dan istirahat, buang air, serta keadaan emosi. Bagiku, bagian ini terasa sangat modern karena menekankan faktor gaya hidup dan lingkungan sebagai pemicu penyakit. Dari situ, langkah pertama penyembuhan menurutnya adalah memperbaiki faktor-faktor ini—bukan langsung memberi obat keras—supaya tubuh bisa kembali ke keadaan seimbang.

Untuk terapi, Ibnu Sina menawarkan pendekatan bertingkat: hilangkan sebab, koreksi temperamen, dan gunakan obat serta prosedur yang sesuai. Dia juga merinci banyak ramuan dan tindakan seperti puasa, diet khusus, pengeluaran darah, dan penggunaan obat topikal atau oral berdasarkan kondisi pasien. Yang menarik, ia menekankan personalisasi pengobatan—sama penyakit belum tentu sama resepnya jika temperamen pasien berbeda. Itu terasa seperti warisan yang masih relevan sampai sekarang.
Noah
Noah
2025-10-09 21:11:31
Di lapangan aku sering pakai analogi Ibnu Sina untuk menjelaskan kenapa dokter dulu nggak cuma ngasih obat—mereka lebih dulu cari akar masalah. Menurutnya, penyakit bisa berasal dari sebab luar (seperti luka atau cuaca) atau sebab dalam (ketidakseimbangan organ atau humor). Dia menata semua itu rapi di 'Al-Qanun fi al-Tibb', jadi diagnosisnya bukan sekadar menebak, melainkan rangkaian tanda dan sebab yang saling terkait.

Dari sudut praktek, yang paling berguna adalah konsep tahap penyakit. Ibnu Sina memecah perjalanan penyakit jadi fase-fase; ada masa permulaan, perkembangan, dan resolusi. Dengan begitu terapi bisa disesuaikan: misalnya pada fase akut lebih agresif intervensinya, sedangkan pada fase pemulihan fokus pada nutrisi dan penguatan. Ia juga menekankan pemeriksaan teratur—urin, denyut nadi, dan gejala subyektif—sebagai alat memantau efektivitas pengobatan. Cara pikirnya ini bikin aku sering menyarankan pendekatan seimbang antara intervensi medis dan perubahan gaya hidup buat hasil jangka panjang.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Bagaimana Mungkin?
Bagaimana Mungkin?
Shayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-mana keluarga prialah yang melamar anak gadis bukan malah sebaliknya ...," protes Shayra tak percaya dengan keputusan ibunya. "Lalu kamu bisa menolaknya lagi dan pria itu akan makin menghancurkan perusahaan peninggalan almarhum papamu! Atau mungkin dia akan berbuat lebih dan menghancurkan yang lainnya. Tidak!! Mama takakan membiarkan hal itu terjadi. Kamu menikahlah dengannya supaya masalah selesai." Ibunya Karina melipat tangannya tegas dengan keputusan yang tak dapat digugat. "Aku sudah bilang, Aku nggak mau jadi isterinya Ma! Asal Mama tahu saja, Adien itu setengah mati membenciku! Lalu sebentar lagi aku akan menjadi isterinya, yang benar saja. Ckck, yang ada bukannya hidup bahagia malah jalan hidupku hancur ditangan suamiku sendiri ..." Shayra meringis ngeri membayangkan perkataannya sendiri Mamanya Karina menghela nafasnya kasar. "Dimana-mana tidak ada suami yang tega menghancurkan isterinya sendiri, sebab hal itu sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Yahhh! Terkecuali itu sinetron ajab, kalo itu sih, beda lagi ceritanya. Sudah-sudahlah, keputusan Mama sudah bulat! Kamu tetap harus menikah dangannya, titik enggak ada komanya lagi apalagi kata, 'tapi-tapi.' Paham?!!" Mamanya bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi Ma, Adien membenc-" "Tidak ada tapi-tapian, Shayra! Mama gak mau tahu, pokoknya bagaimana pun caranya kamu harus tetap menikah dengan Adien!" Tegas Karina tak ingin dibantah segera memotong kalimat Shayra yang belum selesai. Copyright 2020 Written by Saiyaarasaiyaara
10
51 Chapters
Bagaimana Denganku
Bagaimana Denganku
Firli menangis saat melihat perempuan yang berada di dalam pelukan suaminya adalah perempuan yang sama dengan tamu yang mendatanginya beberapa hari yang lalu untuk memberikannya dua pilihan yaitu cerai atau menerima perempuan itu sebagai istri kedua dari suaminya, Varel Memilih menepi setelah kejadian itu Firli pergi dengan membawa bayi dalam kandungannya yang baru berusia delapan Minggu Dan benar saja setelah kepergian Firli hidup Varel mulai limbung tekanan dari kedua orang tuanya dan ipar tak sanggup Varel tangani apalagi saat tahu istrinya pergi dengan bayi yang selama 2 tahun ini selalu menjadi doa utamanya Bagaimana Denganku?!
10
81 Chapters
BUKU TERLARANG
BUKU TERLARANG
nama: riven usia: 22-25 tahun (atau mau lebih muda/tua?) kepribadian: polos, agak pendiam, lebih suka menyendiri, tapi punya rasa ingin tahu yang besar latar belakang: mungkin dia tumbuh di panti asuhan, atau dia hidup sederhana di tempat terpencil sebelum semuanya berubah ciri fisik: rambut agak berantakan, mata yang selalu terlihat tenang tapi menyimpan sesuatu di dalamnya, tinggi rata-rata atau lebih tinggi dari kebanyakan orang? kelebihan: bisa membaca kode atau pola yang orang lain nggak bisa lihat, cepat belajar, dan punya daya ingat yang kuat kelemahan: terlalu mudah percaya sama orang, nggak terbiasa dengan dunia luar, sering merasa bingung dengan apa yang terjadi di sekitarnya
Not enough ratings
24 Chapters
Ramalan Buku Merah
Ramalan Buku Merah
Si kembar Airel dan Airen yang kecil terpaksa melihat pembunuhan sang ibu di depan mata. Dua belas tahun kemudian, mereka berusaha mengungkap dalang kematian sang ibu. Dalam perjalanannya, mereka menemukan sebuah buku merah misterius. Buku yang berisi tentang kejadian yang akan mereka temui di masa depan. Beberapa kasus harus mereka lalui. Berbagai kejanggalan juga mereka temui. Mampukah si kembar mengungkap kematian sang ibu? Siapakah penulis buku itu?
10
108 Chapters
BAGAIMANA RASANYA TIDUR DENGAN SUAMIKU?
BAGAIMANA RASANYA TIDUR DENGAN SUAMIKU?
Area Dewasa 21+ Harap Bijak dalam memilih Bacaan ***** Namaku Tazkia Andriani. Aku adalah seorang wanita berusia 27 Tahun yang sudah menikah selama lima tahun dengan seorang lelaki bernama Regi Haidarzaim, dan belum dikaruniai seorang anak. Kehidupanku sempurna. Sesempurna sikap suamiku di hadapan orang lain. Hingga pada suatu hari, aku mendapati suamiku berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri yang bernama Sandra. "Bagaimana rasanya tidur dengan suamiku?" Tanyaku pada Sandra ketika kami tak sengaja bertemu di sebuah kafe. Wanita berpakaian seksi bernama Sandra itu tersenyum menyeringai. Memainkan untaian rambut panjangnya dengan jari telunjuk lalu berkata setengah mendesah, "nikmat..."
10
108 Chapters
Buku Harian Rahasia Fiona
Buku Harian Rahasia Fiona
Aku menarik sabuk pengamanku erat-erat, memegang sandaran kursi penumpang dengan satu tangan dan dipeluk erat oleh pria di belakangku sementara aku sedikit menangis tersentak. Tubuhnya yang tinggi memeluk erat tubuhku yang ringkih, tangannya yang membelai pinggangku membuat tangisan dan napasku semakin sesak. Akhirnya aku tidak tahan dan memohon, “Jangan, jangan di sini, ya?” “Jadi ke rumahmu? Hmm?” Suaranya begitu dekat hingga tubuhku langsung melemas saat mendengarnya, aku memalingkan kepalaku, tidak berani menatapnya dan hanya berkata, “Baiklah.”
7 Chapters

Related Questions

Bagaimana Mahasiswa Kedokteran Menggunakan Buku Ibnu Sina?

3 Answers2025-10-06 18:50:47
Di perpustakaan fakultas aku pernah sengaja ngubek rak kuno sampai nemu salinan lama 'Al-Qanun fi al-Tibb'—mulai dari situ cara aku pakai buku Ibnu Sina berubah jadi dua lapis. Pertama, aku menggunakannya sebagai sumber konteks historis untuk memahami bagaimana konsep penyakit dan terapi berkembang sebelum era laboratorium modern. Bukan berarti aku ngandelin teori humoral begitu saja, tapi baris-baris yang menjelaskan gejala, pola sakit, dan pendekatan holistik seringkali membuka sudut pandang yang nggak diajarkan dalam modul. Itu membantu aku berpikir lebih sistemik waktu berdiskusi kasus klinis sederhana. Kedua, aku pakai buku ini sebagai alat latihan klinis: mengekstrak deskripsi gejala klasik, membandingkan dengan kitab modern, lalu membuat mind map untuk differential diagnosis. Triknya, selalu tandai pernyataan yang berbasis observasi (misal sifat nyeri, urutan gejala) dan garis bawahi bagian farmakope yang masih relevan, lalu cek literatur terkini. Aku juga suka mengutip bagian tertentu ketika presentasi sejarah penyakit; dosen dan teman suka karena jadi warna beda di tengah slide yang penuh statistik. Pada akhirnya, buatku 'Al-Qanun' itu lebih kayak cermin: bukan aturan mutlak, tapi cermin pemikiran klinis yang bisa diasah sampai relevan lagi.

Bagaimana Saya Memverifikasi Keaslian Buku Ibnu Sina Manuskrip?

3 Answers2025-10-06 00:23:43
Ada satu hal yang selalu membuatku bersemangat: menelisik tanda-tanda kecil pada naskah kuno yang membedakan yang asli dari tiruan. Pertama, aku mulai dari hal paling kasat mata — bahan dan konstruksi buku. Kertas dan tinta punya karakteristik zaman tertentu; misalnya kertas rag paper abad pertengahan berbeda teksturnya dari kertas mesin modern, dan watermark bisa mengungkap asal tempat pembuatan. Periksa juga jahitan penjilidan, jenis kulit atau kertas penjilid, serta pola lipatan. Kalau ada kolofon (catatan di akhir naskah), itu bisa berisi tanggal penulisan menurut kalender Hijriyah atau nama penyalin — catat itu dan konversi ke kalender Masehi untuk validasi. Selanjutnya aku mengamati tulisan tangan: palaeografi itu kunci. Gaya huruf, bentuk harakat, penggunaan tanda baca, dan ejaan khas pengarang atau wilayah tertentu bisa menunjukkan periode. Untuk karya Ibn Sina seperti 'Kitab al-Shifa' atau 'Al-Qanun fi al-Tibb', bandingkan fragmen teks dengan edisi kritis yang ada dan manuskrip yang terdokumentasi di perpustakaan besar. Varianta bacaan (variant readings) sering memberi petunjuk soal garis transmisi naskah. Jangan lupa teknologi: multispectral imaging bisa menonjolkan tulisan pudar atau palimpsest, sementara analisis tinta (XRF, Raman) dan radiokarbon memberi data ilmiah tentang usia bahan. Terakhir, jejak kepemilikan (provenance) sangat penting — stempel koleksi, catatan perpustakaan, atau inventaris lama memperkuat autentisitas. Kalau ragu, ajak konservator dan spesialis manuskrip Islam; mereka sering punya jaringan dan akses ke katalog seperti Fihrist atau koleksi di British Library yang membantu verifikasi. Pengalaman memegang lembaran kuno itu bikin hati deg-degan, tapi kombinasi pengamatan mata, perbandingan tekstual, dan analisis ilmiah adalah cara paling aman untuk menentukan keaslian.

Siapa Yang Menerjemahkan Buku Ibnu Sina Ke Bahasa Indonesia?

3 Answers2025-10-06 06:03:46
Aku suka membongkar rak buku lama untuk melihat siapa yang bertanggung jawab menerjemahkan karya-karya klasik — dan soal Ibnu Sina itu selalu menarik. Tidak ada satu nama tunggal yang bisa dijawab untuk semua bukunya karena Ibnu Sina menulis banyak sekali karya: mulai dari 'Al-Qanun fi al-Tibb' (The Canon of Medicine) sampai 'Kitab al-Shifa' (The Book of Healing). Di Indonesia, terjemahan-terjemahan itu muncul dalam berbagai edisi yang diterjemahkan oleh banyak penerjemah berbeda—ada yang menerjemahkan langsung dari bahasa Arab, ada juga yang menerjemahkan dari terjemahan Inggris atau bahasa Eropa lain. Jadi, kalau kamu pegang satu buku Ibnu Sina di rak, lihat dulu halaman judul dan kolofon: di situ biasanya tercantum nama penerjemah, tahun, dan penerbitnya. Kalau tujuanmu adalah mencari edisi tertentu, cara cepatnya adalah cek katalog perpustakaan (misalnya Perpustakaan Nasional atau perpustakaan universitas), cari berdasarkan judul asli atau ISBN, atau lihat di WorldCat dan Google Books. Aku sering pakai kombinasi itu untuk memastikan siapa penerjemahnya dan apakah terjemahan tersebut langsung dari Arab atau melalui bahasa perantara. Lumayan membantu kalau kamu lagi ngebandingin kualitas terjemahan atau mencari edisi yang lebih akademis. Semoga membantu, terus asyik menelusuri jejak terjemahan klasik—itu sensasi kecil yang bikin koleksiku jadi berwarna.

Perpustakaan Mana Yang Meminjamkan Buku Ibnu Sina Versi Digital?

3 Answers2025-10-06 18:25:56
Mencari salinan digital karya Ibnu Sina itu seru karena sering ketemu versi yang berbeda: manuskrip Arab, terjemahan Latin, atau edisi modern yang sudah dipindai. Kalau kamu mau versi lengkap klasik, coba cek 'Internet Archive' (archive.org) dan 'Google Books' dulu — keduanya sering punya edisi lama yang sudah masuk domain publik, termasuk salinan Latin dari 'Al-Qanun fi al-Tibb' dan beberapa cetakan lama 'Kitab al-Shifa'. Untuk manuskrip asli dan gambar halaman, perpustakaan besar Eropa dan Timur Tengah seringkali sudah mendigitalkan koleksinya: 'Bibliothèque nationale de France' lewat Gallica, British Library dengan koleksi manuskrip Islamnya, serta Bodleian (Oxford) dan perpustakaan perguruan tinggi besar lain kerap menampilkan naskah beresolusi tinggi. Jika kamu butuh akses akademis atau ingin verifikasi bibliografi, 'HathiTrust' dan 'WorldCat' berguna—HathiTrust sering membatasi tampilan penuh untuk non-anggota tapi metadata dan link ke perpustakaan yang memegang salinan tetap ada. Europeana juga mengumpulkan artefak Eropa termasuk terjemahan Latin. Satu catatan penting: karya-karya Ibnu Sina dalam bahasa aslinya umumnya sudah berada di domain publik, tapi edisi kritis modern atau terjemahan baru bisa saja memiliki hak cipta. Intinya, mulai dari Internet Archive dan Gallica, lalu arahkan ke British Library, Bodleian, atau repositori universitas jika butuh manuskrip berkualitas tinggi; WorldCat membantu menunjukkan perpustakaan mana yang meminjamkan atau menyimpan versi digital yang bisa diakses.

Apakah Perpustakaan UI Menyimpan Buku Ibnu Sina Manuskrip Kuno?

3 Answers2025-10-06 08:07:57
Pertanyaan tentang manuskrip kuno selalu bikin mata saya berbinar, apalagi kalau menyangkut sosok besar seperti Ibnu Sina. Dari pengecekan katalog daring dan pengalaman bolak-balik ke perpustakaan kampus, saya belum menemukan bukti kuat bahwa Perpustakaan Universitas Indonesia menyimpan manuskrip asli karya Ibnu Sina yang berstatus naskah kuno berbahasa Arab atau Persia. Biasanya koleksi perpustakaan universitas di Indonesia lebih banyak menyimpan terjemahan, edisi cetak lama, salinan fotokopi, atau mikrofilm dari karya-karya klasik, bukan manuskrip autograf yang sangat langka. Untuk teks utama Ibnu Sina seperti 'Al-Qanun fi al-Tibb' (Canon of Medicine) yang tersebar luas, banyak perpustakaan menyimpan edisi cetak atau terjemahan. Kalau ada naskah kuno asli, biasanya tercatat di katalog koleksi khusus (rare books / special collections) dan diberi entri terpisah yang mencantumkan rincian fisik, provenans, serta kondisi. Kalau kamu mau memastikan sendiri, langkah paling efektif menurut saya adalah: cari di OPAC Perpustakaan UI dengan kata kunci 'Ibnu Sina', 'Avicenna', atau judul Arab seperti 'Al-Qanun fi al-Tibb'; kemudian cek katalog nasional dan WorldCat untuk rujukan; dan terakhir hubungi bagian koleksi khusus Perpustakaan UI karena beberapa item langka memang belum sepenuhnya terindeks online. Pengalaman pribadi: kadang yang tampak tidak tercatat di katalog online ternyata ada di gudang atau koleksi langka, jadi komunikasi langsung sering membuka jawaban yang lebih pasti. Semoga ini membantu dan semoga kamu menemukan harta karun yang dicari—senang rasanya membayangkan membuka lembaran naskah tua itu.

Apakah Isi Buku Ibnu Sina Versi A Berbeda Dari Versi B?

3 Answers2025-10-06 23:18:41
Ada satu hal yang selalu bikin aku semangat kalau ngobrolin naskah-naskah klasik: varian itu normal dan seringnya menarik. Kalau kamu membandingkan versi A dan versi B dari sebuah karya Ibnu Sina, besar kemungkinannya ada perbedaan, tapi jenis dan tingkat perubahannya bergantung pada jenis naskahnya. Dari pengalamanku membaca catatan penerbitan dan beberapa fragmen manuskrip, perbedaan biasanya muncul karena beberapa alasan: salinan tangan yang mengandung kesalahan penyalinan, pembacaan ulang oleh komentator yang menambahkan catatan kaki atau penjelasan yang kemudian masuk ke teks utama, hingga versi yang memang sengaja diringkas untuk keperluan pengajaran. Kalau karya yang dimaksud misalnya 'al-Qanun fi al-Tibb' atau 'al-Shifa'', ada banyak edisi—termasuk terjemahan Latin—yang berbeda tidak hanya dalam kata-kata, tapi juga dalam pembagian bab dan sistem penomoran. Cara sederhana melihat apakah A dan B benar-benar berbeda adalah cek pengantar dan apparatus kritik dari edisi modern: editor biasanya mencantumkan varian manuskrip, catatan tentang interpolasi, atau alasan mengapa mereka memilih satu bacaan daripada bacaan lain. Kalau versi A adalah edisi lama yang dicetak dari manuskrip tunggal dan versi B adalah edisi kritis yang mengumpulkan banyak manuskrip, maka versi B lebih mungkin memulihkan teks asli atau setidaknya menampilkan alternatif bacaan. Aku selalu suka membandingkan beberapa halaman awal untuk melihat tanda-tanda seperti paragraf yang hilang, tambahan istilah teknis, atau perubahan struktur; seringkali dari situ cerita tentang bagaimana teks itu hidup bisa kelihatan jelas.

Di Mana Saya Bisa Membeli Buku Ibnu Sina Terjemahan Baru?

3 Answers2025-10-06 08:52:45
Ini trik yang sering kubagikan ke teman-teman koleksi buku: cari dulu versi yang kamu mau — terjemahan bahasa Indonesia, terjemahan bahasa Inggris, atau edisi asli bahasa Arab — lalu atur strategi pemburuannya. Kalau kamu ingin yang mudah didapat di Indonesia, mulai dari jaringan toko besar seperti Gramedia (baik toko fisik maupun gramedia.com) karena mereka biasanya stok buku-buku klasik dan terjemahan populer. Selain itu, marketplace lokal seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Lazada sering punya penjual yang menawarkan edisi baru maupun cetak ulang; gunakan kata kunci 'Ibnu Sina', 'Ibn Sina', 'Avicenna', atau judul spesifik seperti 'Al-Qanun fi al-Tibb' untuk mempersempit hasil. Jangan lupa cek Periplus untuk versi bahasa Inggris atau edisi impor. Kalau kamu mencari edisi khusus atau terjemahan akademis, coba Amazon atau AbeBooks untuk buku impor dan koleksi bekas; sering ada edisi terjemahan lama yang sulit ditemukan di sini. Untuk versi digital, Internet Archive atau Google Books kadang punya salinan terjemahan lama yang bisa dibaca. Satu tips penting: periksa nama penerjemah, penerbit, dan ISBN sebelum membeli supaya tidak terkejut dengan kualitas terjemahan. Aku biasanya bandingkan beberapa listing dan baca ulasan pembeli, lalu tanya penjual soal kondisi buku kalau beli bekas. Semoga membantu — semoga kamu cepat nemu edisi terjemahan baru yang pas di rakmu!

Mengapa Filsuf Modern Masih Merujuk Buku Ibnu Sina Dalam Penelitian?

3 Answers2025-10-06 06:32:20
Ada hal yang selalu membuatku kagum tiap kali menelusuri literatur filsafat: konsistensi metode Ibn Sina yang terasa relevan meski berabad-abad berlalu. Gaya sistematisnya—mengurutkan masalah dari epistemologi ke metafisika lalu etika—membuat karyanya tetap berguna sebagai peta konseptual. Dalam 'Kitab al-Shifa' ia merajut logika Aristotelian dengan nuansa neoplatonik dan menambahkan analisis presisi tentang esensi versus eksistensi, yang sampai sekarang masih menjadi bahan diskusi di metafisika kontemporer. Banyak filosofi modern merujuknya bukan karena sekadar historis, tapi karena argumen-argumennya sering kali dipresentasikan secara terstruktur: definisi yang bersih, pembagian masalah, dan derivasi konsekuensi yang jelas. Itu memudahkan peneliti kini membandingkan atau mereformulasi klaim-klaim lama dalam bahasa filsafat analitik. Selain itu, pengaruhnya melampaui filsafat murni. Dalam epistemologi dan filsafat pikiran, gagasan tentang intelek aktif dan tahap-tahap kognisi memberikan titik tolak untuk diskusi tentang representasi mental dan sumber pengetahuan. Bahkan dalam sejarah ilmu, karyanya seperti 'Al-Qanun fi al-Tibb' menunjukkan bagaimana pemikiran filosofis dapat memengaruhi metodologi ilmiah. Untukku, merujuk Ibn Sina sering terasa seperti berdialog lintas zaman: bukan sekadar menghormati warisan, tapi memanfaatkan alat konseptual yang masih tajam untuk memotong masalah modern.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status