5 Answers2025-10-18 20:39:03
Gampangnya, 'wife' merujuk ke satu orang perempuan yang menjadi istri—dalam bahasa Indonesia berarti 'istri'.
Aku suka menjelaskan begini: kalau kamu bicara tentang satu pasangan perempuan, pakai 'wife'. Contoh sederhana, "My wife is cooking" berarti istri saya sedang memasak. Bentuknya tunggal, jadi kata kerja yang mengikuti biasanya juga bentuk tunggal, misalnya 'is' bukan 'are'. Di sisi lain, 'wives' adalah bentuk jamak dari 'wife', artinya lebih dari satu istri. Contoh: "Their wives attended the event" berarti istri-istri mereka ikut acara. Perubahan dari 'f' ke 'ves' itu hal umum untuk beberapa kata bahasa Inggris, jadi jangan terkejut kalau ejaannya berubah.
Selain itu perlu hati-hati dengan tanda kepemilikan: 'wife's' (dengan apostrof sebelum s) itu kepemilikan tunggal, contohnya 'my wife's bag' = tas istri saya. Kalau jamak dan kepemilikan, tulis 'wives'' seperti di 'the wives' house' (rumah para istri). Itu hal kecil tapi sering bikin orang salah, jadi aku biasanya tekankan contoh kalimat biar gampang diingat.
4 Answers2025-10-18 02:18:11
Aku sering tertawa kecil saat melihat kebingungan soal kata 'wives' di chat — banyak yang mikir ini beda jauh dari 'wife' padahal intinya sederhana. 'Wives' itu bentuk jamak dari 'wife', yaitu istri-istri. Dalam percakapan sehari-hari penutur asli pakai 'wives' kalau memang ngomongin lebih dari satu istri, misalnya dalam konteks sejarah, budaya, atau obrolan tentang poligami: "He had three wives." Pengucapannya biasanya seperti /waɪvz/—ingat ubah f jadi v dan tambahkan -es.
Selain itu ada jebakan tanda baca: jangan sampai kebalik antara 'wife's' (possesif tunggal: sesuatu milik istri) dan 'wives'' (possesif jamak: sesuatu milik istri-istri). Contoh: "My wife's car" vs "The wives' meeting". Dalam teks singkat atau pesan, orang kadang lupa apostrof dan bikin makna jadi rancu.
Terakhir, ada penggunaan santai dan fandom: orang bilang "They're my wives" untuk bercanda tentang karakter favorit. Itu bukan makna literal, cuma ekspresi kasih sayang atau preferensi. Aku pernah-nya salah tulis di grup, dan teman asli langsung kasih koreksi ramah—itu cara belajar yang paling enak.
5 Answers2025-10-18 04:23:46
Bisa dibilang istilah 'wives' memang mengalami pergeseran makna sejak pertama kali muncul di forum-forum penggemar. Dulu kata 'wife' atau 'waifu' lebih sering dipakai bercanda untuk menyebut karakter favorit secara romantis — semacam cara bilang "dia jodohku di dunia fiksi". Sekarang 'wives' dipakai lebih longgar: kadang serius, kadang bercanda, dan sering kali hanya berarti daftar karakter yang sangat kusukai.
Di timelineku, aku lihat orang-orang pakai 'wives' untuk menyusun top 3 atau top 10 karakter dalam satu franchise, sampai menyebut selebriti atau idol dengan nada mesra. Perubahan ini wajar karena bahasa internet suka memendekkan konsep kompleks jadi label sederhana. Yang penting, konteks menentukan apakah itu artinya kedekatan emosional, fetish, atau sekadar fandom banter. Untukku, 'wives' sekarang lebih sering jadi ungkapan afeksi komunitas daripada klaim kepemilikan—walau kadang memang ada yang berlebihan dan perlu diingatkan soal batasan dan rasa hormat.
4 Answers2025-10-18 21:54:49
Mau tahu arti 'wives' secara gampang? Aku jelaskan singkatnya: 'wives' adalah bentuk jamak dari 'wife', jadi artinya 'istri' atau 'para istri'. Pronunsiasinya /waɪvz/, dan secara tatabahasa ini termasuk kata benda dapat dihitung—kamu bisa bilang 'two wives' untuk dua istri. Perubahan dari 'wife' ke 'wives' mengikuti pola f/fe menjadi v + es yang muncul juga di kata lain seperti 'life' → 'lives' atau 'knife' → 'knives'.
Selain itu, penting membedakan bentuk posesifnya. Untuk jamak, bentuk posesifnya menjadi 'wives'' (contoh: 'the wives' house' berarti rumah para istri), sedangkan bentuk posesif tunggal adalah 'wife's' (contoh: 'my wife's book'). Sering terjadi salah ketik seperti 'wifes'—itu tidak benar. Dalam konteks budaya, 'wives' spesifik merujuk pada perempuan yang sudah menikah (bukan pasangan netral gender seperti 'spouses'). Aku suka menunjukkan contoh sederhana dalam terjemahan agar orang gampang ingat, dan biasanya setelah itu mereka nggak salah lagi saat menulis atau membaca.
5 Answers2025-10-18 15:18:44
Ini dia versi dramatis yang suka kupakai di fanfiction pendek: aku berdiri di balkon, menatap bintang sambil menjelaskan kata yang sering bikin orang bingung.
"Wives" di sini bukan cuma artinya istri secara harfiah. Di dunia fandom, aku sering pakai kata itu untuk menyebut karakter-karakter yang aku sayangi, dukung, atau ingin lihat berbahagia—semacam squad emosional yang selalu kubawa dalam hatiku. Contohnya dalam dialog fanfic: 'Jangan panggil mereka hanya karakter, mereka adalah my wives—mereka yang selalu kubela saat cerita berguncang.' Atau kutulis narasi lembut: 'Di antara keramaian, aku punya tiga wives yang selalu kucintai: mereka membuatku tertawa, marah, dan merindu.'
Kalimat semacam ini jelas, langsung, dan terasa natural di cerita karena pembaca fandom akan paham konteksnya: bukan soal pernikahan, tapi soal afeksi fandom. Aku akhiri biasanya dengan sentuhan manis, seperti menyebut satu dari mereka yang membuatku ingin menulis lebih lama malam itu.
5 Answers2025-10-18 22:02:10
Satu hal yang langsung membuat aku tertarik adalah konteks pemakaian kata 'wives' itu sendiri—apakah tokoh atau narator memberi tekanan berbeda dibanding kata lain.
Kalau aku membaca teks yang memakai 'wives' secara berulang namun disandingkan dengan kata-kata seperti 'lambang', 'rantai', 'persembahan', atau perilaku simbolik (misalnya menaruh benda sebagai representasi), itu jelas tanda kiasan. Novel suka memakai istilah sehari-hari untuk memuat makna lebih luas: 'wives' bisa melambangkan institusi, kelompok kekuasaan, atau bahkan ide-ide tentang tanggung jawab dan identitas yang terfragmentasi.
Saran praktisnya: cari pola—apakah para 'wives' melakukan hal-hal yang manusiawi dan konkret, atau malah lebih mirip simbol/konsep? Cek juga sudut pandang penceritaan; narrator yang ironis sering pakai kata literal untuk menyamarkan makna kiasan. Biar begitu, kadang penulis sengaja bermain ambiguitas antara harfiah dan metaforis, dan itu justru yang bikin bacaan jadi asyik. Akhirnya aku merasa membaca perlahan dan menangkap metafora kecil itu lebih memuaskan daripada buru-buru menilai literal.
5 Answers2025-10-18 00:04:33
Ini topik yang sering bikin debat kecil di komunitas subtitler: terjemahan untuk 'wives' bisa terlihat gampang, tapi nyatanya banyak faktor yang menentukan pilihan kata.
Kalau diterjemahkan kata per kata, 'wives' adalah bentuk jamak dari 'wife', jadi terjemahan paling langsung dalam Bahasa Indonesia adalah 'para istri' atau kadang 'istri-istri'. Aku suka pakai 'para istri' ketika konteksnya netral dan ingin terdengar sedikit formal atau jelas bahwa yang dimaksud adalah sekumpulan istri. Di subtitle, ruang terbatas jadi pilihan kata sering disesuaikan agar tetap ringkas dan mudah dibaca.
Di sisi lain, kalau dialog film itu sangat santai atau komedik, terjemahan seperti 'istri-istrinya' atau bahkan 'istrinya' (bergantung konteks) bisa terasa lebih natural. Oh ya, konteks budaya juga penting: kalau film membahas poligami, pemilihan kata harus sensitif dan akurat, misalnya 'istri-istrinya' sering muncul untuk menekankan kepemilikan dalam percakapan sehari-hari.
Intinya, jangan langsung terpaku pada satu terjemahan; lihat nada, panjang subtitle, dan cadangan konteks. Aku biasanya cek adegan sebelum pilih 'para istri' atau varian lain, supaya maknanya tetap nyantol di telinga penonton.
5 Answers2025-10-18 10:36:38
Aku sering kepo soal keputusan penerjemah resmi saat harus menerjemahkan kata 'wives' — dan jawabannya jarang sesederhana terjemahan literal.
Dalam praktik, penerjemah biasanya memilih berdasarkan konteks. Kalau sumber aslinya bicara soal poligami atau daftar istri tertentu, mereka mungkin pakai 'para istri' atau 'istri-istrinya' supaya jelas jumlah atau kepemilikan. Namun kalau konteksnya lebih umum, misalnya ungkapan budaya atau judul yang bunyinya kaku kalau diterjemahkan harfiah, mereka akan menyesuaikan: kadang cukup 'istri' atau malah diganti ke istilah yang lebih natural di Bahasa Indonesia agar kalimat mengalir.
Aku ingat beberapa terjemahan resmi yang terasa jauh dari literal, tapi itu disengaja supaya pembaca lokal tidak tersendat. Intinya, penerjemah resmi biasanya tidak sekadar menerjemahkan kata per kata; mereka mempertimbangkan nada, budaya, dan kejelasan sebelum memutuskan apakah 'wives' harus diperlakukan literal atau dilokalkan. Penutupnya, pilihan itu lebih tentang komunikasi yang efektif daripada ketaatan pada teks sumber semata.