Short
Lima Tahun yang Tiada Artinya

Lima Tahun yang Tiada Artinya

By:  TanzahraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
27Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kami sudah menikah selama lima tahun. Suamiku, Derrick, pergi dinas selama setengah tahun, lalu membawa pulang cinta pertamanya, Syifa. Syifa sudah hamil lebih dari tiga bulan dan Derrick bilang hidupnya tidak mudah, jadi akan tinggal di rumahku untuk sementara waktu. Aku menolak, tetapi Derrick malah memintaku untuk jangan bersikap tidak tahu diri. Nada bicaranya penuh rasa jijik, seolah-olah dia lupa vila ini adalah bagian dari mas kawinku. Selama ini, mereka sekeluarga menggunakan uangku. Kali ini, aku memutuskan untuk menghentikan semua sokongan hidup itu. Sambil tersenyum, aku menelepon asisten. "Segera buatkan aku surat perjanjian cerai. Seorang menantu pecundang saja berani terang-terangan membawa selingkuhan pulang ke rumah."

View More

Chapter 1

Bab 1

Mendengar bahwa Derrick akan kembali ke tanah air hari ini, sejak pagi-pagi sekali aku sudah menata berbagai benda kecil yang kukumpulkan dari berbagai tempat selama setengah tahun terakhir untuknya. Aku juga menyuruh Nabila, pembantu di rumah, untuk menyiapkan semeja penuh makanan kesukaannya.

Tepat saat itu, pintu depan terbuka. Derrick muncul di hadapanku sambil merangkul mantan pacar pertamanya.

Aku tertegun. Syifa melangkah ke arahku sambil tersenyum, tangan lembutnya menyentuh perut yang mulai membuncit.

"Kak Olivia, lama nggak bertemu," sapanya ramah.

Aku menatap perutnya yang membesar dan amarah langsung membuncah dalam dadaku.

Syifa tampaknya menyadari perubahan ekspresiku. Dia segera mendekat, lalu menggenggam pergelangan tanganku dengan manja dan berkata lembut, "Kak Olivia, tolong jangan marah. Ini semua salahku. Kalau kamu ingin menyalahkan seseorang, salahkan aku saja. Jangan sampai Kak Derrick yang jadi korban."

Hanya satu kalimat sederhana darinya, tapi bagai petir menyambar kepalaku. Aku belum sempat mengatakan apa-apa, tapi Syifa sudah mengungkapkan segalanya.

Derrick hanya berdiri di samping dan memperhatikanku dengan saksama. Sikapnya seperti siap melindungi Syifa kapan saja. Aku mengepalkan tangan erat-erat, menatap Derrick tajam dan bertanya, "Kamu nggak berniat menjelaskan?"

Namun, dia hanya menghela napas, lalu menggandeng Syifa dan berkata pelan, "Aku antar kamu pilih kamar dulu. Urusan ini biar aku yang selesaikan."

Nada bicaranya lembut, nyaris tak bisa dipercaya. Selama lima tahun menikah, Derrick belum pernah bicara padaku dengan nada seperti itu sekali pun.

Aku hanya bisa mematung, menyaksikan dia membantu Syifa naik ke lantai atas.

Tak lama kemudian, sopir datang mengantar tiga koper besar. Sepertinya Syifa membawa setengah isi rumahnya kemari. Padahal wajah Syifa tampak lebih segar dan cerah dariku, tapi Derrick memperlakukannya seolah boneka porselen yang rapuh.

Aku terduduk lemas di sofa, menunggu Derrick selesai mengurus Syifa dan memberiku penjelasan.

Namun, belum sempat aku naik ke lantai atas setelah mendengar suara tawa yang menyakitkan dari lantai dua, bel pintu rumah kembali berbunyi. Orang tua Derrick masuk dengan wajah masam. Tanpa menoleh padaku, mereka langsung naik ke atas.

Aku pun mengikuti mereka. Di atas sana, kulihat Derrick sedang memegangi tangan kedua orang tuanya sambil berkata dengan tulus, "Aku bukannya sengaja menyembunyikan ini dari kalian. Kehamilan Syifa sempat tidak stabil di awal, aku takut terjadi apa-apa."

"Aku harap kalian bisa mengerti. Aku dan Syifa saling mencintai, dan bagaimanapun juga, anak dalam kandungannya adalah cucu kandung kalian. Tolong jangan salahkan dia," ucap Derrick.

Aku teringat lima tahun pernikahanku dengan Derrick. Setiap kali aku berselisih pendapat dengan ibunya, Derrick selalu berkata bahwa ibunya sudah tua, lalu memintaku untuk lebih bersabar dan mengalah. Tidak sekali pun dia pernah membela atau berdiri di pihakku.

Dulu aku pikir memang begitulah wataknya. Sampai hari ini, ketika aku melihat bagaimana dia melindungi Syifa dalam segala hal. Baru kusadari, selama ini aku hanyalah sebuah lelucon.

Syifa menggenggam tangan ibu Derrick dan ikut berkata, "Sebenarnya aku nggak pernah berniat menghancurkan pernikahan Kak Derrick. Kami benar-benar saling mencintai. Aku harap Om dan Tante bisa memahami."

Wajah ibu Derrick perlahan melunak, pandangannya beralih ke arahku yang berdiri terpaku di ambang pintu.

Aku tahu dia sedang bimbang. Lima tahun terakhir, aku selalu mengirim uang bulanan tepat waktu untuk memenuhi kebutuhannya. Siapa pun bisa melihat bahwa kemampuan ekonomiku jauh di atas Syifa.

Namun, hatiku terasa membeku. Sebagai suamiku, Derrick bukannya terlebih dahulu bicara padaku soal kejadian ini, tapi malah mempermalukanku di depan semua orang.

Apa dia benar-benar mengira aku ini tidak punya emosi? Tidak punya harga diri?

Melihat semua orang diam membisu, mata Syifa tiba-tiba memerah dan mulai terisak.

"Anak dalam kandunganku ngak bersalah. Bagaimanapun juga, aku akan tetap melahirkannya," katanya sambil tersedu.

"Aku bisa menerima semua caci maki yang ditujukan padaku, tapi aku harap anakku tidak ikut terluka."

Air mata mengalir deras di pipinya, memperlihatkan ekspresi memilukan yang mampu meluluhkan hati semua orang.

Dengan wajah penuh iba, Derrick menghapus air mata di sudut matanya. Suaranya penuh keluhan saat berkata, "Bu, jawab dia, dong. Ibu tahu sendiri, wanita hamil harus menjaga kestabilan emosinya."

Setelah kami menikah, orang tua Derrick langsung mendesak agar kami segera punya anak. Lima tahun berlalu dan aku tak kunjung hamil. Aku tahu mereka pernah mengatakan banyak hal buruk di belakangku dan aku mendengarnya semua.

Mempertimbangkan soal garis keturunan, ayah Derrick yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.

"Bagaimanapun juga, Syifa sedang mengandung anak dari keluarga kita. Untuk beberapa bulan ke depan, semua orang sebaiknya bisa menahan emosi masing-masing."

Begitu kalimat itu dilontarkan, semua tatapan langsung tertuju padaku. Mereka berdiri bersama, terlihat begitu serasi. Untuk sesaat, aku justru merasa akulah orang asing di rumah ini.

Aku tak kuasa menahan diri dan tertawa sinis. "Nggak ada satu pun yang mau tanya pendapatku?"

Melihat wajahku yang dipenuhi kekesalan, Derrick langsung marah dan berdiri di depan Syifa untuk melindunginya, lalu membentakku, "Olivia, kamu nggak dengar tadi mereka sudah jelaskan semuanya?"

"Sudah disampaikan di depan matamu, kamu masih mau tahu apa lagi?"

Aku kembali tertawa sinis. Suamiku pergi dinas setengah tahun, lalu pulang dan membawakan kejutan besar seperti ini. Bukan hanya tidak memberi penjelasan langsung, dia malah bersikap seakan-akan akulah pihak yang bersalah.

Melihatku diam saja, Syifa kembali menangis. Dia menarik pergelangan tangan Derrick sambil terisak, "Kak Derrick, kalau Kak Olivia benar-benar marah, bagaimana kalau aku pergi saja?"

Ibu Derrick langsung tidak terima dan menyela, "Kamu sedang mengandung cucu keluarga kami, mana bisa kami biarkan kamu pergi?"

Usai bicara, Derrick menatapku tajam dan berkata, "Kamu bilang sesuatu, dong. Lihat, Syifa sampai ketakutan!"

"Bagaimanapun juga, anak yang dikandungnya adalah anakku. Kalau kamu memang marah, silakan lampiaskan padaku secara pribadi. Tapi aku nggak akan membiarkan kamu menyakitinya."

Syifa segera menarik tangan Derrick dengan cemas dan berkata, "Nggak boleh, Kak. Aku juga nggak mau kamu jadi sasaran. Aku pasti sedih."

Kalimat pendek dari Syifa itu membuat mata Derrick berkaca-kaca. Orang tua Derrick pun tersenyum dan mengangguk pelan. Jelas sekali mereka sangat menyukai Syifa.

Aku tak sanggup lagi mendengar kelanjutan sandiwara ini. Tanpa berkata apa-apa, aku berbalik dan pergi.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
27 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status