Home/Resources/Indonesia/Romansa/Happy Birthdie Bab Panas: Aku Bisa Melihat Kematianmu

Happy Birthdie Bab Panas: Aku Bisa Melihat Kematianmu

Creation time: Jan 26 2024Update time: Jan 26 202476

Happy Birthdie merupakan cerita romansa remaja. Pijar memiliki kekuatan spesial, mungkin terlalu menyeramkan, yaitu bisa melihat kematian orang. Pijar kerap kali membenci kelebihannya yang satu ini, karena Pijar akan terbawa ke dimensi lain dan terselimuti rasa bersalah. Heksa si cowok playboy di SMA Rising Dream, ternyata bisa membuat penglihatan Pijar tidak sejelas dulu. Pijar jadi merasa lega, sekarang ia tidak perlu takut saat melihat kematian orang lain. Tapi, ketika Heksa tahu kelebihan Pijar, Heksa memiliki maksud lain!

Happy Birthdie novel yang sukses dibaca sampai 3.3 juta pembaca! 34 BAB sudah tertulis tamat dan sekarang sudah dijadikan series yang berhasil menduduki peringkat 1 di aplikasi! Kalau kamu penasaran, baca cerita selengkapnya Happy Birthdie! 

Read the full novel on GoodNovel app for free!

Read Now
 

Plot:

 

Read the full novel on GoodNovel app for free!

Read Now
 

Kematian dan kelahiran adalah dua hal yang memiliki korelasi. Jika keduanya terjadi bersamaan, apa kalian bisa mencegah satu kematian?

Mahesa Putra Pradana, biasa dipanggil Heksa. Definisi cowok dengan pahatan paling sempurna di SMA Rising Dream. Hidungnya mancung dan punya eye smile yang membuat cewek-cewek pemujanya pingsan dadakan hanya dengan sekali kedip. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata dia phobia parah sama hantu? Apesnya, Heksa malah sering terjebak dalam situasi pelik bersama Pijar.

Pijar Malam Hari, sosok cewek mistis yang selalu berpenampilan serba putih, rambut digerai dan tatapan mata menerawang kosong. Sering dipanggil "zombie" karena kulit pucatnya. Jarang tersenyum, tidak pernah menangis, tidak bisa marah, yaaah hampir sama seperti mayat hidup. Pijar kecil sering mendamba pesta perayaan ulang tahun mewah. Meski tak pernah terwujud karena kehidupannya yang serba terbatas. Sampai suatu hari saat terbangun dari koma, Tuhan memberinya mata ajaib yang mampu melihat bulan dan tahun kematian orang-orang yang sedang berulang tahun. Anehnya setiap kali berada di dekat Heksa, penglihatannya menjadi kacau balau.

Perkenalan karakter: 

 

Read the full novel on GoodNovel app for free!

Read Now
 

Mahesa Putra Pradana

Mahesa Putra Pradana, biasa dipanggil Heksa. Definisi cowok dengan pahatan paling sempurna di SMA Rising Dream. Hidungnya mancung dan punya eye smile yang membuat cewek-cewek pemujanya pingsan dadakan

Pijar

Pijar Malam Hari, sosok cewek misterius yang selalu berpenampilan serba putih, rambut digerai dan tatapan mata menerawang kosong. Sering dipanggil "zombie" karena kulit pucatnya. Jarang tersenyum, tidak pernah menangis, tidak bisa marah, yaaah hampir sama seperti mayat hidup. Pijar kecil sering mendamba pesta perayaan ulang tahun mewah. Meski tak pernah terwujud karena kehidupannya yang serba terbatas.

Andre

Sahabat dari Heksa. Andre dikenal sebagai raja gombal. Dimana mana dia selalu melemparkan gombalan, hingga teman temannya sering mencegah mulut Andre berbicara. Agar tidak banyak makan korban yang patah hati.

Chapter Terseru: 

 

Read the full novel on GoodNovel app for free!

Read Now
 

BAB 3

Pijar melengos, mendesah lemah, dan membatin gemas di dalam hati. Ini bukan tentang dirinya, melainkan tentang Bu Ghina yang tinggal menghitung hari. Heksa, temannya, mencoba memberi motivasi sok-sokan, tapi Pijar menyesal mengira Heksa bisa jadi teman curhat. Pijar memutuskan untuk kembali ke kelas, di saat Andre dan Willy menawarkan bantuan. Heksa, yang takut, menjadikan Andre sebagai tumbal. Pijar menolak diantar dan berjalan sendiri, tidak tertarik mencari perhatian cowok-cowok populer.

Willy dan Andre merasa bersalah, tapi Heksa cuek. Pijar dianggap kasihan karena tak punya teman, sementara Heksa lebih suka mencela penampilannya. Saat mereka menuju kelas, Heksa pura-pura pergi toilet, tapi sebenarnya ia mengawasi Willy dan Andre dari jauh. Heksa, merasa bersalah pada Pijar, memutuskan untuk memastikan Pijar sampai di kelas dengan selamat tanpa diketahui Willy dan Andre. Meskipun merasa jalannya lambat, Heksa mencoba membantu Pijar tanpa sepengetahuan teman-temannya.

BAB 29

Pijar menghela napasnya dengan lemas. "Semua ini terlalu rumit." Pijar mencoba memproses semua yang baru saja terjadi. Heksa, sahabatnya yang selalu ceria, tiba-tiba menjadi serius dan membawa Pijar ke rumah sakit orang tua Heksa. Heksa ingin Pijar memeriksa tahun dan bulan kematian ayahnya, yang ternyata sedang ulang tahun hari itu. Pijar menolak karena takut bersentuhan dengan orang yang berulang tahun, yang bisa membuatnya pingsan dan masuk ke dimensi lain.

Namun, Heksa dengan dinginnya hanya memikirkan dirinya sendiri, bahkan menyebut bahwa membawa Pijar ke rumah sakit adalah solusi jika Pijar pingsan. Pijar kecewa dan merasa Heksa tidak berubah dewasa. Tetapi, saat Pijar turun dari mobil dengan marah, Heksa malah berlutut di depannya dengan harga diri setinggi langit, memohon agar Pijar tidak mempermalukannya di depan umum. Pijar, terkejut dengan perubahan sikap Heksa, merasa bimbang dihadapkan pada momen yang tak terduga ini.

BAB 32

Pijar, gadis remaja yang biasanya terlihat seperti vampir dengan bibir gelap dan rambut acak-acakan, kini tersenyum bahagia di depan cermin. Permintaan Heksa membuatnya tampil beda; bibirnya dipoles lipstik cerah, rambut diikat rapi. Semuanya sempurna, karena hari itu adalah ulang tahunnya yang pertama dirayakan bersama seseorang. Papanya, melihat Pijar yang siap dengan semangat, bertanya apakah ia pergi bersama Heksa. Pijar mengajak Papanya dan adiknya Nina ikut, namun Papanya menolak dengan alasan lebih baik tinggal di rumah. Hubungan Pijar dengan Papanya membaik setelah kejadian tertentu, dan kini hari-harinya penuh dengan kebahagiaan.

Sebelum pergi, Pijar memberi salam pada Papanya dan menjaga adiknya, Nina. Papanya memberi peringatan agar hati-hati, sementara ia sendiri berlari menanggapi tangisan Nina yang baru terbangun. Pijar menunggu di halaman rumah dengan dress putih dan flat shoes, menciptakan kecantikan yang memikat. Heksa, temannya, sudah menunggu di mobil. Saat hendak masuk, Pijar menerima pesan dari Heksa yang menyuruhnya langsung masuk karena sedang memperbaiki tape mobil yang macet.

Namun, begitu Pijar masuk ke mobil, ia menemukan Heksa tidak di kursi kemudi. Heksa muncul dari kursi belakang, menyembunyikan diri dengan maksud tertentu. Tanpa basa-basi, Heksa memberi tahu Pijar bahwa hari ini juga adalah ulang tahunnya. Mereka lahir pada tanggal, bulan, dan tahun yang sama. Berita ini membuat Pijar kaget dan panik. Heksa ingin Pijar memeriksa kapan bulan dan tahun kematian Heksa. Dengan penuh ketegangan, Pijar tak tahu harus berbuat apa. Heksa mencegahnya untuk tidak kabur, mengajukan pertanyaan tentang kepastian masa depan mereka.

Perkenalan Penulis:

Risma Ridha Anissa adalah penulis dibalik suksesnya cerita Happy Birthdie. Ketika pembaca, membaca judulnya saja pasti sudah terpancing akan keingintahuan cerita dari novel yang satu ini. Happy Birthdie karya best seller yang diangkat menjadi film series. Genrenya yang kesannya berbeda, menjadi warna baru di industri literasi atau pun film.

Babak Terakhir:

Happy Birthdie, sebuah novel dengan campuran genre romance, horor, dan fantasi, menghadirkan alur cerita yang melibatkan maju mundur waktu. Teka-teki seru turut memeriahkan kisah ini, dengan tokoh utama perempuan, Pijar, yang dilengkapi kemampuan melihat tahun kematian manusia, membawanya ke dalam berbagai konflik. Sementara itu, tokoh utama laki-laki, Heksa, dengan tingkah lakunya yang kocak, harus menghadapi Pijar yang cenderung dingin. Meskipun bertolak belakang, perpaduan ini menjadi salah satu daya tarik utama, memunculkan serangkaian masalah yang menggerakkan alur cerita.

Novel ini menganut sudut pandang orang ketiga yang memiliki pengetahuan menyeluruh. Pilihan POV yang dinamis memungkinkan eksplorasi karakter yang lebih dalam. Bahasa yang digunakan sederhana dan tidak rumit, membuatnya nyaman dibaca sambil santai. Kesegaran cerita juga tercipta melalui tingkah polos Heksa yang selalu mengundang tawa tanpa filter saat berbicara. Tokoh yang paling mencuri perhatian penulis adalah Heksa. Dengan kepribadian unik, cerewet, lebay, kepo, dan gayanya yang asal-asalan, Heksa tetap peduli terhadap sahabat-sahabatnya dan memiliki sikap positif. Meskipun masa lalunya kelam, dia tidak terpuruk, sebaliknya, tetap optimis. Di sisi lain, Pijar tampak dingin dan acuh tak acuh, namun keberaniannya untuk berkorban demi keselamatan orang lain kadang malah membawa risiko pada dirinya sendiri.

Continue Reading
Popular Novels You May Like
TAGS OF RELATED BOOKS & NOVELS

RELATED ARTICLES

DMCA.com Protection Status