Novel Coronavirus Rapid Test Kit

Tuanku Mahawira, orang yang sangat dingin dan cuek. Padahal, aku ini pelayannya yang sangat setia. Tuanku itu orang yang sangat gemar memanah, termasuk memanah hatiku. Di suatu malam, Tuan Mahawira datang ke kamarku. "Temani aku tidur malam ini," bisiknya. Petualanganku dimulai bersama Tuan Mahawira saat dirinya menolak pernikahannya dengan Putri Camelia. Lantas, kenapa harus kabur dengan diriku yang hanya seorang pelayan? Apa yang akan terjadi pada kami jika tertangkap oleh para pengawal kerajaan?

Menjadi orang miskin dan tak mampu, bukan keinginan Ratna. Hanya karena ingin memenuhi keinginan anak yang sedang sakit, Ratna rela menebalkan muka meminjam uang. Namun, pada akhirnya hanyalah caci maki yang didapatnya.

Chandra dikhianati oleh tunangannya Dania. Pernikahan impian yang sudah lama ditunggu Chandra, berantakan akibat hadirnya orang ketiga. Penghinaan yang didapat Chandra dari Dania dan kedua orang tuanya, membuat Chandra berubah brutal. Adalah Ruci Okada teman kuliah Chandra dulu yang menyelamatkan Chandra dari keterpurukan.

"Nona Gina, apa Anda yakin ingin menghapus semua informasi tentang identitas Anda? Apabila semua informasi tentang identitas Anda dihapus, nggak ada seorang pun yang bisa menemukan Anda." Gina merenung sejenak, kemudian menjawab sambil mengangguk, "Ya. Saya memang nggak mau ada seorang pun menemukan saya." Operator terkejut mendengarnya, lalu menjawab, "Baiklah. Nona Gina, perkiraan prosedur akan selesai dalam waktu dua minggu, mohon bersabar menunggu."

21+ [WARNING] Terdapat adegan kekerasan dan adegan dewasa. Harap bijak dalam memilih bacaan! * Liu Heng nama yang awalnya dikenal sebagai sampah yang tidak bisa berkultivasi, tetapi semua itu berubah ketika dia menemukan sebuah kitab kultivasi pernapasan Raja Iblis. Itu adalah kitab kultivasi yang sangat luar biasa dan dicari banyak para cultivator. Teknik pernapasan Raja Iblis dikenal juga dengan pernapasan penghancur jiwa karena ketika mempelajarinya, maka jiwa penggunanya akan hancur dan jasadnya akan menjadi jasad tanpa jiwa. Benar saja Kitab Raja Ibli itu membuat Liu Heng hampir mati, tetapi untung saja dia bisa selamat. Dia pun memanjat tingkat kultivasi dengan cepat. Jauh lebih cepat dari kebanyakan orang, tetapi jalan yang dia tempuh sangat panjang dan berat. Dia melawan banyak musuh yang meremehkannya dan ingin membunuh dirinya. Bukan hanya sekte aliran hitam saja yang ingin membunuhnya, tetapi sekte aliran putih juga ingin membunuhnya dan merebut teknik pernapasan Raja Iblis miliknya. Banyak rahasia yang ada di dalam diri Liu Heng yang bahkan tidak dia ketahui. Dia pun perlahan menemukan siapa jati dirinya yang sebenarnya. Dia semakin lama semakin kuat dan kuat hingga tidak ada yang bisa mengalahkannya. FAQ: 1. Harem? Iya. 2. Pembunuhan? Iya. 3. NTR? Iya. 4. Gaya Bercerita Yang Pelan? Iya. 5. Cerita Dengan Ratusan Bab? Iya.

Alpha Sébastien me détestait plus que tout, moi, sa compagne destinée. Juste parce que je n'étais qu'une humaine, une créature inutile sans griffes. Son cœur appartenait entièrement à son amie d'enfance Jeanne. Il m'a détestée pendant dix ans après la mort accidentelle de Jeanne. Mais quand une bombe d'une meute ennemie a explosé devant notre grotte, il m'a sauvée. Avant de mourir, il a reposé dans mes bras, couvert de sang, et a repoussé ma main tremblante avec ses dernières forces. « Hélène, si la Déesse de la Lune ne nous avait pas fait rencontrer... » Lors des funérailles, l'ancienne Luna, la mère de Sébastien, m'a serrée par le col et a sangloté de façon incontrôlable. « Sébastien, tout est de ma faute. Je n'aurais pas dû te forcer à accepter cette humaine. Est-ce que tout cela serait arrivé aujourd'hui si je t'avais soutenu dans ton choix de Jeanne ? » Je n'ai pas répondu, car elle avait raison. Après avoir été traînée hors de ces funérailles, je suis montée seule à la Crête de la Chute du Ciel, un terrain sacré pour la meute, et j'ai sauté. Lorsque j'ai rouvert les yeux, je me retrouvait transportée au jour où la Déesse de la lune m'a désignée comme la compagne de Sébastien. Cette fois, j'ai décidé de rompre tous liens avec Sébastien et de donner à tout le monde ce qu'ils voulaient vraiment.

Dito dibayar untuk menghancurkan Yasmin. Namun setelah mengetahui wanita itu sering disakiti suaminya, Dito justru simpati dan jatuh cinta. Pria tampan itu bahkan ingin merebutnya! Lantas, bagaimana kisah Dito dan Yasmin? Apakah Yasmin akan menerima pertolongannnya, terlebih bila ia tahu Dito pernah ingin menculik dan menyakitinya?

Yūri: I was raised in this world of shadows, violence, and blood. It isn't the life I would choose, but I don't get a choice. I'm my father's only child and heir. I've been groomed to lead our clan's yakuza. I want to be free. And one way or another, I'm going to be. I just need to get away from my family and avoid the sexy detective who's on my tail. Hibiki: This case could make or break my career. I'm pretty sure my captain gave me the Kitsune case just to see me fail. No one has been able to catch her, and now I'm expected to. It would be easier to focus on the case if I could stop daydreaming about that naked protestor. I didn't even get her name. This book is a prequel/sequel to The Princes of Ravenwood. You do not need to have read The Princes of Ravenwood to enjoy this book, but it is encouraged. Ravenwood Series Reading Order: Book 1 - The Princes of Ravenwood Book 2 - Chasing Kitsune Book 3 - Expect The Unexpected Book 4 - Out Of My League Book 5 - Man's Best Wingman

The fifth year of my marriage to Silas marked a turning point I would never forget. Our son, Yael, was kidnapped. The ransom was set at ten million dollars, an insignificant amount for Silas, yet his response chilled me to the core. “No rush. A Gardner needs to experience some hardships to grow.” Ten million meant nothing to him, but Yael’s life meant everything to me. I dropped to my knees, tears streaming down my face, and begged him relentlessly, pleading for Yael to be brought home as soon as possible. Silas, however, remained unmoved. Three days later, Yael was returned to us, but the cheerful boy I knew was gone. He had been so traumatized that he could not speak. Far from showing concern, Silas coldly remarked, “Yuna said Yael keeps telling everyone at school she’s a fatherless child. Let’s see how he spreads lies now.” His words cut through me like a knife. I picked Yael up in my arms and whispered softly in his ear, “Don’t be afraid, Yael. Mommy will take you away from here.”

The Bloodfang Pack’s Alpha has declared a grand warrior match. A test of strength, cunning, and dominance. The werewolf who emerges victorious will not only earn the title of champion but will also claim his most beautiful daughter as a mate. But everyone knows this is just a formality. No matter who wins, I should be the one to marry Harken Shadowfang. He and I grew up together, our wolves intertwined by years of shared hunts and whispered promises beneath the full moon. He has always been my destined mate—or so I thought. The match begins, and Harken deliberately loses. I watch as he kneels in the dirt, breathing heavily, his sharp golden eyes flicking toward me with something cruel, something mocking. A chill runs down my spine. Why? Why would he do this? The victor stands tall, his fur still bristling from the heat of battle. Alaric Jaggedmane. A warrior through and through, his aura is heavy with the weight of a true Alpha—something Harken never had. Without hesitation, I step forward, lifting the warrior’s wreath. "Congratulations," I say, my voice steady. "You're now my husband." A furious snarl rips through the air. Harken storms toward me like a rabid beast, his fangs bared, his hands trembling as he snatches the wreath from my grasp. "Why didn't you pick me?" he demands, his voice bordering on madness. I meet his gaze without fear. Because in my past life, I did. I chose him. I thought he loved me. I thought we would be happy. But I was a fool. After my father’s death, Harken locked me away, keeping me weak with silver-laced drugs while he took his true mate, Ravyn Evermoon, to public events at his side. I was nothing but a tool. A stepping stone for his ambitions. A title to secure his rule. It was only then that I learned of his betrayal— of the three children he had already fathered with her. And so now, with this second chance granted to me by the Moon Goddess herself, I do not waver. I will not be Harken’s pawn again.