Sore harinya, Arka turun dari lantai dua sambil menyeret koper di tangannya. Pria itu benar-benar sudah kehilangan akal. Dia hendak meminta supirnya untuk mengantar koper itu pada sang istri.
Tepat saat tiba di luar pintu, sebuah taksi berhenti. Lisa muncul dari sana.
Wanita itu tampak lusuh, matanya sembab. Petugas keamanan hendak mendekati sebab kasihan pada menantu keluarga itu. Lisa bersusah payah berjalan dengan perutnya yang besar. Sungguh perlakuan Arka ini sangat tidak manusiawi padahal mereka saling mencintai.
"Arka ..."
Air wajah Arka tetap terlihat dingin. Bahkan dia tak bisa melihat kesedihan di wajah istrinya itu. Usia kehamilan Lisa sudah 7 bulan dan sekarang dia bersiap untuk menceraikannya.
"Kenapa kembali? Apa aku ada minta kamu untuk pulang?" tukas Arka, sinis.
"Tolong jangan seperti ini, Arka."
"Kamu nggak punya hak untuk kembali, Lisa. Setelah anak itu lahir, aku akan urus perceraian kita."
Arka begitu tenang saat mengatakan hal fatal seperti itu. Lisa tak menger