“Kurang Ajar!” Akhirnya Gus Azam berhasil masuk meski dengan lengan yang berdarah.
Aku takhenti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah. Suamiku telah datang dan berusaha menyelamatkanku.
“Bodoh! Kenapa kamu masih hidup?” Pak Rozaq menutup celananya kembali dan turun dari atasku.
“Kamu mau melihat istrimu melayaniku?” tanya Pak Rozaq sinis.
“Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!” ucap Gus Azam kemudian melayangkan sebuah pukulan di wajah Pak Rozaq.
Mereka saling beradu pukul hingga Pak Rozaq mengeluarkan pisaunya. Dia menyerang suamiku hingga beberapa bagian tubuhnya berdarah terkena sayatan pisau.
Aku hanya bisa menangis melihat perkelahian mereka. Semoga suamiku selamat dan tua bangka itu mendapatkan ganjaran atas perbuatannya.
“Rasakan ini!” teriak Pak Rozaq sambil mengarahkan pisau tepat di perut Gus Azam.
Aku menjerit histeris melihatnya. Pak Rozaq kabur begitu saja setelah suamiku tergeletak di lantai.
“Mas Azaaam!” Aku tidak bisa menolongnya karena tubuhku terikat