"Jadi, maksud kalian, kami gagal mendidik anak kami?" simpul Sara dengan suara lirih.
Si Kembar kompak mengangkat bahu.
"Kami tidak bilang begitu. Kami cuma heran kenapa kalian memarahi Papa kami. Anak kalian itu Frank Harper atau Isabela?"
Tiba-tiba, Vincent beranjak dari posisinya. Sambil meluruskan jas, ia berdeham. "Sara, ayo pulang."
Sang istri terbelalak. "Tapi ...."
"Kurasa tidak ada lagi yang perlu dibahas. Kesepakatan dengan keluarga Harper sudah usai."
Frank diam-diam tersenyum miring. Lagi-lagi, si Kembar memberikan solusi untuk masalahnya.
"Lini bisnis kita berbeda, Tuan Hall. Tapi kalau ada proyek yang bisa kita kerjakan bersama, mari berbincang lagi di lain waktu."
Vincent menatap Frank tanpa emosi. Selang keheningan sejenak, ia menyodorkan tangan.
"Selamat, Frank. Kalian memang masih muda. Tapi kurasa, kalian jauh lebih hebat dalam membesarkan anak-anak."
Sara mendesah tak percaya. Sebelum ia sempat menyela, Frank telah menjabat tangan suaminya.
"Apakah k