"Tempat ini sempurna. Terima kasih sudah menyewakan mansionmu kepada Papa kami, Paman," tutur Emily manis.
Rocky terkekeh seperti Sinterklas. "Justru akulah yang berterima kasih. Setelah pernikahan orang tua kalian nanti, tempat ini pasti akan semakin terkenal. Tarifnya bisa kunaikkan dan keuntungannya berlipat ganda."
Frank mendesah samar. "Kau memang tidak pernah berubah, heh?"
"Ya, pebisnis itu selalu fokus pada keuntungan, kecuali untuk urusan pertemanan." Rocky memainkan alis dan menepuk pundak Frank. "Tapi, bukankah kau juga begitu? Kudengar penjualan alat-alat medis Savior meroket, bahkan mengalahkan perusahaan Miller. Kau berniat mengakuisisi mereka, heh?"
Frank melirik Kara sekilas dan tersenyum simpul. "Tidak. Aku tidak berniat mengakuisisi mereka. Hanya mencoba peruntungan di bidang baru."
"Well, kuharap kau tidak mencoba peruntungan di perkebunan. Aku tidak berani membayangkan nasib anggur-anggurku kalau itu terjadi."