"Sungguh, maafkan Mama. Barbara terlalu antusias ingin berbagi makanan kesukaannya dengan kalian. Mama sampai lupa tentang alergimu."
Setelah menelan udangnya, Barbara ikut bersuara. "Ya, maafkan aku juga, Kakak. Aku sungguh tidak tahu tentang alergimu. Kalau saja aku tahu, aku tidak mungkin mengusulkan ganti menu."
Frank tersenyum kecut. Dua orang itu tidak segan-segan mengusik Kara dan si Kembar, tetapi khawatir menyinggung perasaannya. Apa yang sesungguhnya mereka rencanakan?
"Jadi, apa kesibukan kalian akhir-akhir ini? Apakah kalian punya andil di perusahaan?"
Melanie dan Barbara membeku sejenak. Pengalihan topik itu terlalu mendadak.
"Tidak. Perusahaan ayahku adalah perusahaan tambang. Itu bukan bidang wanita."
Frank menaikkan alis dan mengangguk misterius. Ternyata sang ibu belum berubah. Cerdas tetapi malas. Hanya ingin hidup senang tanpa mau berusaha. Barbara meniru jejaknya.
"Lalu, apa saja yang kalian lakukan sehari-hari?"
Melanie tertawa samar. "Kau diam-diam mengawa