Frank menaikkan sebelah alis. "Melaksanakan tugas masing-masing." Tanpa menunggu balasan, ia membawa kotak jerami ke tumpukannya.
"Ada yang bisa kubantu?" Sophia mengiringi langkah sang pria.
Frank mengedikkan bahu. Setelah membanting jerami ke tumpukan, ia kembali ke traktor. Sophia bisa merasakan aura gelapnya.
"Apakah kau marah padaku?"
Frank tidak menjawab sampai ia kembali bersama jerami baru. "Apa pedulimu?"
"Kau adalah panutanku. Aku mengagumi kemampuan bisnismu. Aku merasa tidak nyaman kalau idolaku membenciku."
"Kalau begitu, kau tidak seharusnya mempersulit istriku."
Frank berlalu lagi. Namun, kali ini, Sophia mengekor.
"Aku tidak mempersulit Kara. Aku justru membantunya."
"Membantunya agar semakin tidak disukai Nenek?" Lengkung alis yang tinggi memayungi tatapan dingin Frank.
"Kau tahu kalau nenekmu keras kepala, kan?"
Frank mengangkat beberapa kotak jerami sekaligus. "Ya, cuma kau yang bisa melunakkannya, kan?" Ia berjalan tanpa permisi.
Sophia mendesah samar. "