"Tentu saja." Tatapan Sophia menghangat. "Aku akan sangat senang kalau kita menjadi teman baik dan akrab."
Louis pun tersenyum semringah. Kalau saja Abigail tidak melarangnya bergerak terlalu agresif, ia pasti sudah melompat-lompat dan berlari mengelilingi kuda.
"Terima kasih, Nona Moore. Aku memang sudah tidak sabar ingin berkuda. Maksudku, belajar berkuda."
"Tapi Louis," Emily menggamit lengan mantel saudaranya. "Kuda itu terlalu tinggi. Kalau kamu jatuh, bagaimana? Mama akan sangat sedih kalau kamu terluka."
Louis memegangi pundak si gadis mungil, memberinya keyakinan. "Tenang, Emily. Nona Moore bilang kita aman selagi mematuhi aturan."
"Tapi kamu tidak punya perlengkapan berkuda."
Sophia menjentikkan jari. "Kebetulan sekali, aku sudah memesan beberapa set perlengkapan berkuda untuk anak-anak. Rencanyanya itu akan kusumbangkan untuk anak-anak panti. Kalau kalian mau, kalian boleh meminjamnya. Paketnya mungkin akan tiba besok."
Mata Louis semakin bulat. "Itu sangat keren. Terima k