Louis dan Emily bertukar pandang. Kedipan mata mereka menyiratkan berbagai makna.
"Apakah Sophia boleh tahu soal ini?" bisik Louis.
"Kurasa tidak. Kata Papa, serahkan saja urusan ini kepada orang dewasa. Kita fokus berlibur saja." Suara kecil Emily begitu manis.
Louis mengangguk tipis sebelum kembali memandang Sophia. "Maaf, kami tidak mengerti soal itu."
Tiba-tiba, Sophia mendesah pelan. Kepalanya tertunduk dan pundaknya turun.
"Kupikir kalian menganggapku teman. Kupikir kita sudah akrab. Ternyata, kalian juga menganggapku musuh?"
Emily menggeleng sigap. "Bukan begitu, Sophia. Kamu teman kami. Hanya saja, kami tidak berhak menjelaskan tentang itu."
Sophia menatap si Kembar lewat sudut atas matanya, memelas. "Kalau kita memang teman, kalian pasti mau menjelaskan soal itu."
"Kenapa kamu sangat ingin tahu?" Louis memicingkan mata.
Napas Sophia tersendat sejenak. Dalam hati, ia terkesima akan ketajaman analisis sang balita.
"Kalau aku tahu detail persoalannya, aku bisa melurusk