Ambar membuka pintu yang dibalik jeruji, ia melihat Vanesa dalam kondisi masih menangis dan ketakutan.
“Mulailah terbisa tinggal di sini, aku masih lama akan menahanmu,”ucap Ambar sambil menaruh sebotol air mineral dan sepotong roti.
“Aku bisa sakit dan mungkin mati, jika kamu memperlakukanku seperti ini,”jawab Vanesa
“Baguslah, aku akan membuang mayatmu ke sungai, seperti halya dengan mobilmu, kamu tahu, jika sekarang semua orang mengangapmu, jatuh ke sungai, karena kecelakaan,”lalu tawa Ambar terdengar.
“Apa salah kedua orang tuaku, hingga kamu sekejam ini memperlakukanku!”bentak Vanesa
“Hai, hemat energimu, jangan membentakku,”sarkas Ambar
Lalu Ambar menutup kembali pintu dengan kasar.
Brak!
Vanesa yang menahan lapar sejak pagi, tak bisa menolak roti dan air yang ada di lantai kamarnya, ia pun meraihnya dan memakan serta meminumnya.
Ambar tertawa puas, usaha untuk menghancurkan Maya dan Fardian telah tercapai.
“Aku tidak peduli jika harus masuk penjara lagi, yang penting aku sudah