"Jadi Anne, gimana keputusanmu? Raffaelle melamarmu, dia mengaku siap menjaga si kembar dan akan menyayanginya."
Anne masih bungkam. Nafsu makannya menghilang seketika. Rasanya seolah seperti sedang dipaksa, meskipun itu wajar karena dua anak itu memang tanggung jawabnya. Tapi, pikiran lain mendatanginya. Apa dirinya akan siap untuk menikah lagi atau tidak?
"Anne..." Teguran Nadine membuat Anne tersentak. Terlalu lama diam, juga tidak terlalu baik. Dia sudah melamun terlalu lama.
"Maaf Nadine, tadi kamu bilang apa?”
Nadine melipat tangannya dan melihat lurus pada Anne. “Aku cuma mau dengar jawabanmu."
Memindahkan mangkuk bubur yang hampir habis kembali ke meja. Kali ini Anne bicara serius. "Nadine, kamu tau siapa aku kan? Nggak mudah memutuskannya sekarang, jadi biarkan aku berpikir dulu."
“Benar, tapi kamu sangat beruntung…” entah terlalu lama memperhatikannya, tawa Anne terlihat.
“Apanya?”
Tetapi ketuk langkah kecil yang berlarian terdengar mendekat, Jessica dan Joshua muncul di