Unti mengeratkan pelukannya pada Bianca yang mulai rewel. Matanya nyalang menatap laki-laki berjaket lusuh itu. Rino masih berdiri di hadapannya, dengan senyum yang terlihat menyeramkan.
"Berikan dia padaku," ulang Rino, kali ini dengan nada yang lebih keras. "Aku ayahnya."
"Tidak!" Unti mundur selangkah. "Saya tidak kenal Anda. Pergi dari sini!"
Rino tertawa kecil. "Aku ayah kandung Bianca."
Unti memandang mata pria itu sekilas. Tak ada kemiripan sama sekali antara Bianca dengan laki-laki yang terus mengaku ayahnya itu.
Zaman sekarang banyak penculik yang pandai menyamar dan membuat cerita. Apalagi Bianca anak Adrian yang kaya raya. Pasti banyak yang mengincar.
"Aku tidak percaya!" Unti berteriak. "Pergi atau aku panggil satpam!"
Rino melangkah maju. "Jangan mempersulit keadaan. Aku hanya ingin menggendong anakku sebentar."
Tangannya terentang, hendak mengambil Bianca dari gendongan Unti. ART itu refleks mundur sambil mendekap Bianca makin erat. Tekanan di dada bayi kecil itu membuat