Mobil melaju stabil di jalanan aspal yang mulai berganti dengan kontur berbatu khas pedesaan. Pemandangan sawah menghijau di kiri-kanan jalan. Namun, ketenangan alam itu kontras dengan suasana dalam mobil.
Danang duduk bersandar di jok. Wajahnya kusut, pandangannya kosong menatap keluar jendela. Di sampingnya, Endang, mamanya, duduk dengan gelisah. Sesekali ia melirik ke arah putranya, lalu menghela napas panjang. Akhirnya, ia tak tahan lagi.
“Dan,” panggil Endang dengan nada pelan tapi tegas.
Danang tak menoleh. Hanya menjawab lirih, “Iya, Ma?”
“Mama ikut kamu ke sini bukan berarti Mama setuju dengan semua yang kamu lakuin, ya.”
Danang memejamkan mata sejenak. “Aku tahu, Ma… kalimat itu sudah berulang kali mama katakan."
“Kalau tahu, jangan bikin Mama makin malu di depan kelua