Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta

Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-01
Oleh:  Lin shiBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
13 Peringkat. 13 Ulasan-ulasan
145Bab
6.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Tidak selamanya pernikahan karena cinta selalu bahagia dalam pernikahannya. Begitu juga yang terjadi dengan Dina. Kesederhanaannya ternyata membuat Danang malu untuk mengenalkan Dina dengan rekan kerja suaminya itu. Lantas, haruskah Dina bertahan atau memintai cerai jika sudah tak ada yang dapat pertahankan? Menyesalkah Danang melepas Dina nantinya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Dina menyambut Danang dengan senyuman hangat saat dia pulang dari kantor. Namun, senyuman itu tak dibalas oleh suaminya. Danang berjalan melewati Dina dengan wajah yang terlihat tak senang.

"Kemana uang yang aku berikan untukmu?" tanya Danang tajam, tanpa menatap wajah istrinya.

"Aku gunakan untuk berbelanja, Mas," jawab Dina dengan lembut.

Mendengar jawaban Dina, ekspresi Danang berubah. Dia melirik pakaian daster yang dikenakan oleh Dina, lalu menyentuhnya dengan nada mengejek. "Belanja? Belanja apa? Pakaian murahan seperti ini?"

Dina tertegun. Tatapan dan nada suara Danang yang penuh kemarahan membuat hatinya bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Danang bersikap demikian?

"Mas, ada apa? Apa yang salah?" tanya Dina dengan lembut, berusaha mencari tahu alasan di balik perubahan sikap suaminya belakangan hari ini.

Namun, bukannya menjawab, Danang hanya mendengus pelan dan berjalan meninggalkan Dina menuju kamar. Dina bingung dengan perubahan sang suami yang tidak seperti biasanya.

Dina bertanya-tanya dalam hati, apa sebenarnya yang terjadi? Apakah masalah keuangan yang membuat Danang marah? Atau ada sesuatu yang lain? Dina merasa harus mencari tahu apa yang sebenarnya mengganggu suaminya. Berbagai pertanyaan itu menghuni kepala Dina, wanita dua puluh tiga tahun yang baru enam bulan merasakan manisnya berumah tangga dengan Danang, pria berusia dua puluh sembilan tahun. Mereka menikah bukan karena perjodohan, melainkan karena cinta pada pandangan pertama menurut Danang.

Sepeninggal Danang, Dina terdiam, masih bingung dengan sikap dan kemarahan suaminya. Dia memandang pakaian daster yang dikenakannya dengan perasaan was-was.

"Apa yang salah dengan bajuku? Bukankah ini bagus?" gumam Dina, mencoba mencari tahu apa yang membuat Danang tiba-tiba marah.

Dina selalu berusaha menjadi istri yang baik, membelanjakan uang dengan hemat dan memilih pakaian yang sesuai dengan kenyamanannya. Namun, sikap Danang yang mengejek dan tidak menyukai pakaiannya membuat Dina merasa tidak yakin dengan apa yang dilakukannya pada keuangannya yang dikelolanya.

Perlahan-lahan, perasaan bersalah dan khawatir mulai merayapi hati Dina. Apa yang salah? Apa yang telah dilakukannya sehingga membuat Danang marah? Atau mungkin ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang suami?

Setelah merenung sejenak mengenai perubahan sang suami, Dina memutuskan untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam, berharap Danang akan merasa lebih baik setelah makan. Namun, kerisauan tetap memenuhi benaknya. Apakah semua ini pertanda dari sesuatu yang lebih besar?

Di dalam kamar, Danang duduk termenung. Rasa bersalah mulai merayap, namun gejolak emosi dan kemarahan yang dirasakannya mengalahkan semua itu.

Danang terduduk di ranjang, gelisah dengan ucapannya sendiri kepada Dina. Ia merasa bersalah telah menyinggung istrinya dan bersikap kasar. Namun, gejolak dalam dirinya yang ingin Dina berubah sesuai keinginannya sulit untuk ditahan.

"Aku tidak bermaksud menyakiti perasaannya," gumam Danang, memijat pelipisnya. Tapi di sisi lain, bayangan istrinya yang berpakaian sederhana terus mengganggu pikirannya.

Sebagai seorang manajer di perusahaan ternama, Danang merasa malu jika harus memperkenalkan Dina dengan gaya hidup yang terlalu kampungan. Ia ingin Dina tampil lebih glamor, agar sesuai dengan statusnya sebagai istri seorang eksekutif.

"Dina harus berubah. Dia harus belajar berpenampilan lebih baik, seperti istri-istri teman kantorku," gumam Danang, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa tindakannya adalah benar.

Namun, di dalam hatinya, Danang tahu bahwa Dina adalah wanita baik yang selalu mencoba memahami dan mendukungnya. Meskipun sederhana, Dina adalah istri yang setia dan penuh kasih.

Danang menghela napas berat. Akankah ia mampu menyeimbangkan tuntutan gaya hidup dan mempertahankan cinta yang telah terjalin dengan Dina selama enam bulan ini.

"Apa yang harus aku lakukan? Sudah sering aku katakan padanya, untuk merubah penampilan. Tapi, dia tetap tidak berubah. Apa uang lima juta setiap bulan, kurang?" batin Danang.

Setelah selesai memasak, Dina perlahan melangkah menuju kamar. Dengan hati-hati, ia membuka pintu kamar, namun ternyata pintu kamar terkunci.

"Dikunci," gumam Dina sedikit heran, karena biasanya kamar tidak pernah dikunci oleh Danang jika ia berada di dalam.

Akhirnya, Dina mengetuk pintu kamar.

Tok... Tok... Tok...

Dina mengetuk pintu kamar dengan lembut.

"Mas... Mas Danang, sudah waktunya makan malam. Ayo kita makan mas," ujarnya dengan lembut.

Tak ada jawaban dari dalam. Dina menunggu sejenak, berharap Danang akan keluar dan mereka bisa makan dengan tenang seperti biasa. Namun, ruang hening masih menjawab panggilannya.

Dina menghela napas perlahan. Ia tahu Danang mungkin masih marah atau terlalu lelah untuk bergabung dengannya. Dengan sedikit kecewa, Dina memutuskan untuk tidak menggangu Danang.

Saat Dina sedang menata meja makan, tiba-tiba Danang muncul dari kamar. Dina menoleh dengan harapan melihat Danang dalam keadaan lebih baik, namun ekspresi Danang masih tampak gelisah dan tidak nyaman.

"Ayo kita makan, mas ," kata Dina hati-hati.

Danang terdiam sejenak, lalu berkata dengan nada ragu, "Aku... nanti saja. Aku masih ada pekerjaan."

Dina mengangguk pelan, berusaha menyembunyikan kekecewaan dalam hatinya. "Baiklah, nanti kalau sudah selesai, katakan, Mas. Biar aku hangatkan sayurannya."

Dengan langkah berat, Danang kembali masuk ke kamar, meninggalkan Dina yang terdiam di dapur. Dina menghela napas, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya.

Dina menatap meja makan yang telah ditata rapi dengan makanan lezat yang dimasaknya. Tapi, kursi di hadapannya tetap kosong, mengingatkannya akan ketidakhadiran Danang untuk makan bersama.

Dengan hati yang sedikit terluka, Dina mulai menyantap makanannya seorang diri. Setiap suapan terasa hambar, tidak lagi semanis biasanya ketika mereka makan bersama.

"Kenapa, Mas Danang?" gumam Dina dalam hati. "Belakangan ini sikapnya begitu berubah. Apa ada masalah dengan pekerjaannya?"

Dina mencoba menerka-nerka apa yang sebenarnya mengganggu suaminya. Apakah ada masalah di kantor? Atau mungkin ada sesuatu yang lain yang membebani pikirannya?

Dina menghela napas panjang. Ia ingin sekali mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, agar bisa membantu Danang menyelesaikannya. Sebagai istri, Dina selalu berusaha menjadi sandaran bagi Danang, tempat dia bisa berbagi dan mencurahkan segala bebannya.

Namun, kali ini Danang tampak menjauh dan enggan terbuka. Dina merasa khawatir, sekaligus sedih melihat perubahan sikap suaminya yang semakin hari semakin dingin.

Dina perlahan menghabiskan makanannya, berharap Danang akan segera keluar dari kamar dan bergabung dengannya. Namun, harapan itu tampaknya harus kembali tertunda.

Setelah menyelesaikan makan malamnya seorang diri, Dina membereskan dapur dan perlahan berjalan menuju kamar. Hatinya masih dipenuhi kekhawatiran akan perubahan sikap Danang.

Saat Dina membuka pintu kamar, dilihatnya Danang sudah berbaring memunggungi pintu, tampak tertidur pulas. Dina menghampiri sisi ranjang dan memperhatikan wajah suaminya yang terlihat lelah.

"Apa yang sebenarnya mengganggu pikiranmu, Mas?" bisik Dina lirih, tangannya dengan lembut menyentuh rambut Danang.

Dina menghela napas panjang. Ia ingin sekali mengetahui apa yang membuat Danang berubah menjadi dingin dan tidak bersemangat seperti ini. Sebagai istri, Dina sangat ingin bisa membantu Danang mengatasi masalahnya.

Sebelum membaringkan diri di ranjang, Dina memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Ia berjalan menuju kamar mandi, berharap air hangat dapat menenangkan pikirannya yang dipenuhi kekhawatiran.

Saat bercermin, Dina memperhatikan pantulan dirinya. Pakaian daster sederhana yang tadi dikritik Danang masih melekat di tubuhnya. Dina menghela napas, menyentuh kain halus itu dengan lembut.

"Apa yang salah dengan pakaianku?" gumamnya pelan. "Bukankah Mas Danang selalu bilang dia menyukai gaya berpakaianku yang sederhana?"

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
MeGa
menarik ceritanya
2025-05-23 01:14:59
1
user avatar
Mar Li
menarik ceritanya
2025-05-17 10:47:43
1
user avatar
FiRi
good good ............
2025-05-06 14:33:18
1
user avatar
Rosa
menarik ceritanya
2025-05-05 15:00:36
1
user avatar
Ña Ri
istri sederhana, bagus. tandanya hemat
2025-04-28 10:21:15
0
default avatar
Jesli
baru baca .........
2025-03-15 15:04:30
0
user avatar
Joan
Masukin perpus dulu, nunggu banyak
2025-03-10 19:36:55
0
user avatar
Mia
Dina buat jadi wanita tangguh ya
2025-03-01 21:53:04
0
user avatar
lili
baru baca ......
2025-01-30 20:48:26
0
user avatar
lovely
.........menarik
2025-01-27 18:40:20
0
user avatar
Flora
semoga tidak bertele-tele ceritanya
2025-01-27 17:49:32
0
user avatar
Ju shi
menarik alur ceritanya
2025-01-24 20:41:24
1
user avatar
Vani Sa
Menarik ceritanya, semoga yang wanita tidak lembek
2025-01-24 15:33:39
1
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status