author-banner
Lin shi
Lin shi
Author

Novels by Lin shi

Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta

Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta

Tidak selamanya pernikahan karena cinta selalu bahagia dalam pernikahannya. Begitu juga yang terjadi dengan Dina. Kesederhanaannya ternyata membuat Danang malu untuk mengenalkan Dina dengan rekan kerja suaminya itu. Lantas, haruskah Dina bertahan atau memintai cerai jika sudah tak ada yang dapat pertahankan? Menyesalkah Danang melepas Dina nantinya?
Read
Chapter: Bab 164
Cahaya putih menyilaukan menari-nari di balik kelopak matanya. Danang membuka mata perlahan, kelopak matanya terasa berat. Pandangannya masih buram, tapi samar-samar ia bisa melihat dua sosok di sisi ranjangnya.Dua pasang mata menatapnya tajam—penuh cemas dan amarah yang tertahan.Mamanya. Dan Dinda, adiknya.Danang mengerjap pelan, bibirnya bergerak pelan.“Ma… Din… aku… di mana?”Dinda menyilangkan tangan di dada, ekspresinya dingin tapi suaranya tak bisa menyembunyikan kekhawatiran.“Bukan neraka, Mas. Masih di dunia. Tepatnya… rumah sakit,” katanya ketus.Danang mengerutkan kening, mencoba mengingat apa yang terjadi. Lalu tiba-tiba semuanya berputar di kepala—kepalanya pusing, pandangan berkunang, lalu…Endang berdiri di depan ru
Last Updated: 2025-06-20
Chapter: Bab 163
Pagi menjelang, sinar matahari mulai menyelinap dari sela tirai ruang tamu. Suasana rumah masih sunyi. Hanya suara televisi yang menyala sejak semalam, menayangkan acara berita pagi dengan volume pelan.Danang mengerjap pelan, membuka matanya yang berat. Tubuhnya terasa pegal karena semalaman tidur di sofa. Ia mencoba bangkit perlahan, namun seketika itu juga kepalanya terasa berat.“Uh…” keluhnya lirih.Ia menekan pelipisnya dengan tangan kanan yang bebas dari gips. Pandangannya mulai berkunang-kunang.“Apa aku masuk angin, ya…” gumamnya pelan.Ia mencoba berdiri, namun baru beberapa detik tegak, tubuhnya oleng. Ia terpaksa kembali duduk, menahan pusing yang makin menjadi."Ma..." panggilnya pelan, namun tak ada jawaban.Rumah benar-benar sepi. Endang, mamanya, memang pula
Last Updated: 2025-06-19
Chapter: Bab 162
Sementara itu, di waktu dan malam yang sama...Dina baru saja selesai melipat beberapa baju pesanan yang sedang dijahitnya. Mbak Tatik sudah lebih dulu naik ke lantai atas untuk beristirahat. Mungkin kini sudah terlelap.Setelah selesai, Dina naik dan melihat mbak Tatik sudah terlelap dalam tidurnya.Dina kemudian duduk di kasur dan bersandar di tembok. Ponselnya tergeletak di sebelah bantal. Berkali-kali ia melirik layar yang tetap kosong, berharap ada pesan yang masuk. Entah pesan siapa yang diharapkannya.Sang suami? Mungkin saja. Bagaimanapun, rasa cinta masih ada dalam hatinya.Tapi tak ada.Tapi tetap kosong.Ia menarik napas panjang, lalu berbaring. Lampu kamar belum ia matikan. Matanya menerawang ke langit-langit yang diam.Entah kenapa malam ini perasaannya lebih berat. Seperti ada sesuatu yang menghimp
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 161
Danang berjalan tertatih keluar dari mobil, dibantu oleh mamanya. Tangannya masih digips, perban melilit kepalanya. Rumah tampak sepi. Kosong.Endang menghela napas panjang.“Masih ngotot pulang ke rumah. Padahal kamu belum sepenuhnya pulih.”Danang membuka pintu pelan-pelan.“Rumah sendiri, Ma. Aku cuma mau istirahat di tempat yang familiar.”Begitu pintu terbuka, suasana rumah terasa asing menyambutnya. Tidak ada aroma masakan, tidak ada suara menyambut kepulangannya. Hening.Endang meletakkan tas di atas meja, lalu berdiri sejenak menyapu pandangannya ke seluruh ruangan. Sedangkan Danang berdiri di ambang pintu dengan tatapan mata kosong.Tiba-tiba terdengar suara dari luar pagar.“Mas Danang!”Bu Denok, tetangga sebelah, berdiri depan pagar dengan kantong belanja di tangan. Ia terlihat
Last Updated: 2025-06-17
Chapter: Bab 160
Pagi itu, Dina sedang mengelap kaca toko ketika suara motor berhenti di depan. Saat dia menoleh, wajahnya langsung berubah cerah melihat sosok yang turun dari motor.“Dinda?” Dina menghentikan gerakannya. “Kok pagi-pagi ke sini?”Dinda tersenyum lebar, mendekat sambil menyembunyikan sesuatu di balik tas selempangnya. “Aku punya sesuatu untukmu, Kak Dina.”Dina mengerutkan dahi. “Apa?”Tanpa banyak bicara, Dinda mengeluarkan sebuah benda yang dibungkus plastik bening dari dalam tasnya. Saat benda itu berpindah ke tangan Dina, napasnya tercekat. Tangannya bergetar pelan saat membuka plastik itu.“Ini… ini buku nikahku,” lirih Dina.“Iya. Aku cari semalaman,” kata Dinda. “Di balik bingkai foto pernikahan mas Danang simpan. Kak Danang mungkin merasa it
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: Bab 159
Pagi itu, rumah Aini masih lengang ketika ia bersiap-siap mengenakan jilbab biru muda dan membawa tas kecil. Ia berdiri di depan pintu kamarnya, merapikan jilbabnya sambil menghela napas panjang. Kemudian ia keluar kamar melangkah menuju ruang makan.Dari ruang tengah, suara langkah kaki kecil terdengar. Deni, muncul dari arah kamarnya sambil mengucek matanya."Bunda mau ke mana?" tanya Deni sambil berdiri di ambang pintu, matanya masih setengah mengantuk.Aini menoleh dan tersenyum tipis. "Bunda mau ke rumah Paman Amar, Den. Ada yang mau Bunda bicarakan.""Ikut, ah.""Nggak usah, Den. Kamu di rumah aja. Bunda sebentar, kok. Nanti, tolong ke sawah Den. Hari ini ada pupuk masuk, tolong hitung."Deni menurut. Ia hanya mengangguk dan kembali ke kamar setelah mencium tangan bundanya.Setelah itu, Aini berangkat sendiri ke rumah abangnya denga
Last Updated: 2025-06-15
Dendam dan cinta

Dendam dan cinta

Setiap gadis akan gembira menyambut hari yang ditunggu-tunggunya seumur hidupnya, yaitu hari pernikahan. Begitu juga dengan Rania, dia sangat gembira. Karena kekasih pujaan hatinya, hari ini akan menyunting dirinya. Tapi kegembiraan Rania pupus seketika, hatinya kecewa. Hidup Rania hancur seketika, pada hari pernikahan. Kekasihnya yang ditunggu-tunggunya, Bayu tidak datang. Rania menunggu kedatangan kekasihnya, untuk menunggunya di altar. Tapi yang ditunggu tidak datang. Tidak ada yang menunggu dirinya di altar, hanya ada tatapan iba dan simpatik dari kerabat dan tamu undangan. Menatap Rania. Apa yang terjadi pada Bayu, kenapa dia tidak datang ? Apakah dia meninggalkan Rania ?
Read
Chapter: Bab Ending
Setelah dua Minggu berada dalam perawatan rumah sakit, Alex diizinkan untuk pulang. "Akhirnya, mas bisa pulang," ujar Alex. "Mas, baring saja ya. Pasti letih dalam perjalanan dari rumah sakit," ujar Rania. "Mas mau duduk dibalkon saja, mas rindu melihat langit." Alex menolak, saat disuruh istirahat oleh Rania. "Apa mas tidak letih?" tanya Rania. "Tidak sayang," ujar Alex. Blush.. Pipi Rania merona merah, saat mendengar ucapan sayang yang keluar dari mulut Alex. Perkataan yang dulu sering diucapkan Alex saat mereka masih pacaran. "Sudah lama aku tidak melihat wajah malu-malumu sayang," ujar Alex. "Ih..mas Alex, ayo. Biar Rania tuntun ke balkon. Katanya mau duduk diluar," ujar Rania. Rania memegang Alex yang berjalan masih lemah, dan membantunya untuk duduk. "Sini sayank," ujar Alex dengan menepuk kursi si sisinya. "
Last Updated: 2022-03-26
Chapter: Bab 75 Ada apa dengan Alex
Pernikahan Rania sudah memasuki hari Minggu, Rania masih tidak bisa menunjukkan sikap hangat yang ditunjukkan oleh Alex. Setiap malam, Rania tidur bersama Devan dikamar sang putra. Dan tiap malam juga, Alex selalu mengangkat Rania unt
Last Updated: 2022-03-15
Chapter: Bab 74 Nikah terpaksa
Alex terus mengirim video panas antara dirinya dan Rania, entah darimana Alex mendapatkan nomor ponselnya Rania. Sesaat, Rania tidak mengindahkan apa yang dilakukan oleh Alex. Tapi lama-kelamaan, pikiran Rania kacau. Beban pikiran membuat dia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, apa yang terjadi pada Rania tidak lepas dari pengamatan orang-orang disekitarnya. Hubungan dengan Yoseph semakin dekat, tetapi video yang dikirim oleh Alex semakin panas. Membuat pikiran Rania bercabang. Derrtt.... Bunyi ponsel Rania bergetar. "Apa lagi yang dikirim oleh orang sinting itu." Ngedumel Rania, karena matanya yang baru ingin terpejam. Kini terbuka kembali. Karena pesan yang dikirim oleh Alex, sudah dua kali Rania mengganti nomor ponselnya. Tetapi, Alex mendapat nomor ponsel barunya. Dan video panas terus dikirim oleh Alex, sampai Rania tidak ingin menggunakan ponselnya. Rania curiga, ada orang dalam yang memboc
Last Updated: 2022-02-13
Chapter: Bab 73 Ancam
Rania duduk di ranjang, di sampingnya. Baby Devan tidur dengan nyenyak. Pintu terbuka, dengan masuknya Bude Maria. "Mereka sudah pulang," ucap Bude Maria, tanpa ditanya Rania. "Bagaimana?" tanya Bude Maria. "Bagaimana apanya Bude?" balas Rania yang bertanya. "Alex ingin mengakui putranya. "Tidak Bude, sampai kapanpun, Rania tidak akan mengenalkan dia kepada Devan. "Jangan mengambil keputusan dengan emosional, itu tadi, mengenai pernikahan. Apa Rania sudah menerima lamaran Nak Yoseph?" Rania terdiam, dia bingung menjawabnya. Tadi dia mengatakan itu, karena emosi kepada Alex. "Jangan paksakan menerima lamaran Alex, jika tidak ada rasa didalam sini," ucap Bude sembari memegang dadanya. *** Alex masuk kedalam hotel dalam keadaan marah, me
Last Updated: 2022-02-02
Chapter: Bab 72 Marah
"Apa..!? teriak Jesi dari sambungan telepon, hingga memekakkan telinga Rania. "Jes, pelankan suaramu..!" seru Rania. "Kau sungguh-sungguh di lamar Yoseph?" tanya Jesi, yang tidak percaya dengan apa yang baru di sampaikan oleh Rania. "Serius, untuk apa aku berbohong. Bagaimana Jes? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Rania. "Untuk apa kau pikirkan lagi, terima. Kau harus menerima lamaran itu.." ucap Jesi dengan bersemangat. "Tapi aku tidak mencintainya, Jes.." ucap Rania. "Belum, kau belum mencintainya. Tapi tidak mungkin kau tidak akan mencintainya, Yoseph orangnya sudah matang. Dia tidak akan seperti orang itu, yang akan mempermainkan wanita," ucap Jesi dengan lantang. Mendengar perkataan Jesi, Rania terdiam. "Duh.. kenapa aku menyebut laki-laki itu." batin Jesi. "Ran..!" Panggil Jesi. "Rania..!" Panggil Jes
Last Updated: 2022-01-27
Chapter: Bab 71 Hasil DNA
Leo menatap wajah Alex, kemudian menghela napas. "Ada apa? apa hasilnya? apa bukan anakku?" tanya Alex dengan nada suara yang lemas dan khawatir. Leo memberi surat hasil DNA yang telah dibacanya kepada Alex. "Apa hasilnya? Katakan saja," ucap Alex yang takut untuk membacanya, karena hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ada didalam pikirannya. "Baca sendiri." Leo memberikan surat tersebut kepada Alex. Alex menerimanya dengan tangan gemetar, matanya terbelalak. Setelah membaca hasil tes DNA tersebut. "Putraku Leo, dia putraku..!" seru Alex dengan tidak percaya, apa yang tertera didalam surat hasil tes DNA tersebut. "Ya, dia putramu. Putra yang tidak kau ketahui keberadaannya, seorang putra yang kehadirannya keduniaan ini diakibatkan oleh dendammu pada orang yang tidak bersalah," ucap Leo. Deg. Hati Alex sakit, mendengar apa yang dikatakan
Last Updated: 2022-01-22
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status